DESIGN WEB PR Utama Industri Film Indonesia Saat Ini untuk Pemerintahan Prabowo Subianto: Memeratakan Bioskop
thedesignweb.co.id, Jakarta – Industri film Indonesia berkembang pesat. Menurut Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif (Kemenparekraf), film lokal menguasai 65 hingga 68 persen pangsa pasar, dan jumlah penonton bioskop Indonesia saat ini mencapai 62 juta orang.
Kendati demikian, pemerintahan Prabowo Subianto masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan nantinya. Minimnya teater adalah salah satunya. Memperbanyak jumlah layar dan mendistribusikannya secara lebih merata diyakini akan meningkatkan jumlah penonton film Indonesia secara signifikan.
“Meski Indonesia saat ini berpenduduk 280 juta jiwa, kita tahu penonton terbesar di Indonesia hanya 10 juta jiwa. “Jika kita bisa terus memperbanyak bioskop di daerah dengan mengeluarkan peraturan yang mendorong pemerintah daerah dan pengusaha daerah untuk menerima insentif perpajakan, maka bioskop akan dibuka di kabupaten/kota,” kata Wakil Ketua Komisi Dede Yusuf.
Meningkatnya jumlah bioskop, lanjut Dede, dapat memperpanjang jangka waktu penayangan film Indonesia di bioskop. Ia mendukung konsep yang diajukan Purfi 56, yakni menghadirkan bioskop independen dan bukan korporasi besar.
“Hal ini bisa terjadi di mana pun dan di daerah, dan yang terpenting adalah bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mendapatkan akses permodalan, akses film, dan izin pembukaan bioskop,” jelasnya.
Marcella Jalianti, Presiden Perfi 56, menjelaskan konsep sinema independen sudah diterapkan beberapa waktu lalu dengan dibukanya Bioskop Rakyat di Teluk Gong. Namun karena wabah tersebut, tempat tersebut terpaksa ditutup.
Bioskop independen umumnya lebih memilih menayangkan film nasional, sehingga volume produksinya saat ini tidak hanya terkonsentrasi di kota-kota besar saja. Biayanya lebih murah sehingga lebih banyak orang yang bisa menonton. Meski populer, kualitas suara dan gambarnya masih memenuhi standar bioskop saat ini.
“Ada juga tempat di mana kita bisa meningkatkan sumber daya kreatif di bidang ini untuk menjadi subjek… Mereka harus dilatih di bioskop-bioskop ini agar mereka bisa membuat film sendiri di masa depan,” kata Marcella.
Penguatan sumber daya manusia di daerah pada akhirnya bertujuan untuk mendongkrak perekonomian daerah. Alasannya adalah ekosistem film terdiri dari beragam kendaraan. Yang terbaik, ia mengharapkan pemerataan pajak hiburan, yang saat ini bervariasi di setiap daerah.
“Akan memudahkan investasi pertumbuhan bioskop di luar Jakarta,” lanjutnya.
Kepala Bidang Industri Kreatif Musik, Film, dan Animasi Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif Amin Abdullah mengakui permasalahan industri film dalam negeri saat ini terkait infrastruktur. Dalam hal ini, jumlah bioskop tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia.
“Kami sebenarnya membutuhkan 10.000 layar. Dan tahukah Anda berapa banyak layar yang kita miliki sekarang? Dua ribu. Jadi kita kehilangan lebih dari delapan ribu,” katanya.
Ma’ruf menyarankan, alih-alih membangun gedung baru, sebaiknya daerah memanfaatkan bangunan terbengkalai dan dijadikan bioskop. Salah satunya adalah kantor pos. “Kami akan mengubah kantor pos menjadi tempat pemutaran film dengan kapasitas 50, 75, 100 kursi dan tidak harus terlalu besar,” katanya.
Amin menegaskan, meski OTT hadir untuk pendistribusian film lokal secara massal, keberadaan bioskop alternatif menjadi penting. Karena bioskop mempunyai dampak ekonomi yang luas. Ketika bioskop sudah berjalan, pedagang makanan dan juru parkir juga bisa menghasilkan pendapatan.
“Pendidikan itu penting, tapi infrastruktur sangat penting karena multiplier effectnya sangat besar,” ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif menandatangani MoU dengan PARFI 56 tentang pertukaran data/informasi di bidang pariwisata dan industri kreatif, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan pengembangan pemasaran di bidang pariwisata dan industri kreatif. Sektor pariwisata dan industri kreatif, ekonomi digital dan pengembangan produk kreatif serta kerjasama atau kegiatan lainnya sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno membuka pintu studio di lantai 8 Gedung Film Pesona Indonesia kepada masyarakat untuk memutar film-film legendaris. Situs tersebut juga dapat dijadikan sarana untuk mempromosikan karya para sineas tanah air.
“Film Indonesia dengan 65 juta penonton tahun ini merupakan rekor tahun ini dan akan terus bertambah,” ujarnya.
Deputi Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif Muhammad Neel El Himam mengatakan, studio hanya akan dibuka pada jam-jam tertentu. Film-film yang ditayangkan juga dikurasi agar dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi para pembuat film di masa depan. “Kami tunggu sampai pemerintahan baru terbentuk,” jawabnya.