Prabowo Berencana Pangkas Pajak Properti, Saham-Saham Ini Bisa Dipantau
thedesignweb.co.id, Jakarta. Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan berencana menghapuskan pajak properti atau perumahan yang saat ini sebesar 16 persen. Pajak yang akan dihapuskan adalah PPN 11% dan BPHTB 5%. Hal ini menjadi katalis positif bagi sektor real estate untuk meningkatkan permintaan produk residensial.
Menyikapi kabar tersebut, indeks saham properti atau IDX Property menguat 4,4% dalam sepekan terakhir. Namun, Dimas Krisna Ramadani dari Analis Saham PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) mengatakan pemerintah juga harus fokus pada daya beli masyarakat yang menurun pada tahun ini.
Salah satu caranya adalah dengan membuka lebih banyak lapangan kerja dan mengurangi angka pemotongan pendapatan kelas menengah sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi, ujarnya.
Untuk sektor real estate, IPOT BSDE menjadi jagoannya di antara saham-saham yang berstrategi beli (support 1.215, resistance 1.430). Emiten tersebut optimis terhadap rencana penghapusan pajak properti dan penurunan suku bunga acuan BI pada hari Rabu. “Rebound dari zona support ditambah dengan kenaikan volume berpotensi membuat BSDE terus menguat,” kata Dimas seperti dikutip, Selasa (15/10/2024).
Grup Analis Bareksa menilai stimulus tersebut masih bersifat sementara dan menunggu persetujuan Kementerian Keuangan agar bisa dimasukkan ke dalam program mogok makan 100 hari Presiden terpilih. Selain itu, pemerintah saat ini masih berada pada kelompok berpendapatan rendah (MBR) dimana pemerintah akan memprioritaskan insentif pada sektor tersebut.
“Bareksa Research Group menilai beberapa saham terkait pemberitaan ini relatif netral, antara lain BSDE, CTRA, SMRA, dan ASRI. Investor disarankan untuk menunggu terlebih dahulu, karena beberapa emiten real estat besar di Tanah Air tidak menargetkan segmen perumahan bersubsidi tersebut.” opini di halaman Bareksa.
Namun CTRA mencatat memiliki segmen perumahan bersubsidi melalui proyek Citra Maja di Banten. Insentif ini dapat memberikan dampak positif bagi bank penerbit yaitu BBTN. Insentif yang paling berpengaruh ke depan mungkin adalah perluasan PPN DTP (yang ditanggung negara) ke segmen non-MBR.