THE NEWS Presiden AFC Ternyata Keluarga Kerajaan Bahrain
thedesignweb.co.id, Jakarta Laga Timnas Indonesia kontra Bahrain pada babak ketiga Kualifikasi Grup C Piala Dunia 2026 dihentikan oleh wasit Ahmed Al Kaf. Pada laga di Stadion Nasional, Jumat (11/10/2024) dini hari VIB, Timnas Indonesia harus puas bermain imbang 2-2 melawan Bahrain.
Meski sempat tertinggal akibat tendangan bebas Mohamed Marhun pada menit ke-15, timnas Indonesia berhasil membalikkan keadaan melalui gol Ragnar Oratmangoen pada menit 45+3 dan Rafael Štruik pada menit ke-74.
Wasit memberi waktu tambahan 6 menit mengingat pertandingan kerap terhenti. Namun hingga waktu menunjukkan 90+6′, wasit Ahmed Al-Kaf belum juga meniup peluit akhir.
Kekhawatiran itu terbukti, karena pada menit ke-90+9, Mohamed Marhun kembali mencetak gol yang menyamakan skor. Baru setelah kick-off wasit Ahmed Al-Kaf akhirnya menghentikan pertandingan.
Banyak pihak, termasuk pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Jong (STI), mengkritik keputusan tersebut dan menyebut kualitas wasit perlu ditingkatkan. Ternyata presiden AFC juga orang Bahrain
Akibat arahan wasit tersebut, PSSI menyatakan akan melayangkan surat protes kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Namun banyak netizen yang meragukan surat protes ini akan ditindaklanjuti.
Pasalnya, presiden AFC saat ini adalah orang Bahrain, yakni Sheikh Salman bin Ibrahim Al Khalifa.
Dikutip dari situs AFC, Jumat (10/11/2024), Syekh Salman bin Ibrahim Al Khalifa selain dikenal sebagai Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang menjabat sejak 2013, juga dikenal sebagai anggota AFC. Keluarga kerajaan Bahrain.
Lahir pada tanggal 2 November 1965, Syekh Salman memainkan peran penting dalam perkembangan sepak bola di Asia, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu tokoh olahraga terpenting di wilayah tersebut.
Bagian dari keluarga kerajaan Bahrain, Syekh Salman adalah putra kedua Ibrahim bin Hamad al-Khalifa dan Aisha binti Salman al-Khalifa, cucu dari Salman bin Hamad Al Khalifa I, penguasa Bahrain dari tahun 1942 hingga 1961.
Keterlibatan aktif Syekh Salman di dunia olahraga, khususnya sepak bola, tak lepas dari pengalaman mendalamnya di dunia politik dan pemerintahan di Bahrain. Dia adalah ketua Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA)
Sebelum menjadi Presiden AFC, Shaikh Salman juga pernah memimpin Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA) pada tahun 2002 hingga 2013. Pengalaman panjang tersebut mempersiapkan dirinya untuk memimpin AFC di tengah dinamisnya perkembangan sepak bola Asia yang terus berkembang pesat.
Pada masa kepemimpinannya, Syeikh Salman menekankan pentingnya reformasi dan transparansi dalam tata kelola sepak bola Asia, sekaligus berjuang untuk meningkatkan kualitas kompetisi di kawasan.
Meski masa jabatannya di AFC sudah lama, dan Syekh Salman kini memasuki masa jabatan keempat sebagai presiden, namun latar belakangnya sebagai bagian dari keluarga kerajaan menambah fokus publik terhadap kariernya. Kehadirannya di puncak AFC memberinya kekuatan politik yang unik, mengingat posisinya di salah satu keluarga paling berpengaruh di Timur Tengah.
Sebagai tokoh terkemuka di sepak bola Asia, Syekh Salman terus berperan aktif dalam memajukan olahraga sekaligus mempertahankan perannya sebagai anggota keluarga kerajaan Bahrain yang dihormati.
Kepemimpinan Wasit Ahmed Al Kaf menjadi sorotan saat laga Timnas Indonesia melawan Bahrain, laga Grup C kualifikasi putaran ketiga Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Nasional, Jumat (10/11/2024) dini hari tadi VIB . Timnas Indonesia harus puas bermain imbang 2-2 melawan Bahrain.
Kepemimpinan wasit Oman Ahmed Al Kaf mendapat kritik keras karena sikapnya yang berat sebelah dan kontroversi setelah ia menganulir gol penyeimbang Bahrain melawan timnas Indonesia di penghujung babak kedua.
Siapa yang tak kesal jika wasit Ahmed Al Kaf tak menghentikan pertandingan meski waktu sudah melebihi perpanjangan waktu yang dijadwalkan saat Indonesia unggul 1-2.
Indonesia tertinggal berkat gol tendangan bebas Mohamed Marhun. Namun Garuda berhasil menyamakan kedudukan melalui Ragnar Oratmangoen di masa tambahan waktu babak pertama. Timnas Indonesia kemudian kembali unggul melalui gol pertama Rafael Struik di pentas senior.
Sayangnya, kemenangan di depan mata gagal terwujud setelah gol kedua Mohamed Marhoon di masa tambahan waktu babak kedua.
Di babak kedua, wasit keempat menambahkan 6 menit waktu tambahan. Namun wasit tak langsung menghentikan pertandingan meski waktu sudah lewat pada menit ke-96.
Alhasil, Bahrain berhasil menyamakan skor menjadi 2-2 melalui umpan silang Mohamed Marhoon pada menit ke-99 dari situasi sepak pojok.
Gol ini juga sempat dibicarakan karena sedikit offside dan ditinjau oleh VAR. Namun Al Kaf seolah tak menghiraukan hal tersebut dan terus kebobolan.
Selepas pertandingan dimulai kembali, Al Kaf justru meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.
Sejumlah pemain langsung protes ke wasit hingga dijaga ketat aparat keamanan Bahrain. Profil Hakim Ahmed Al Kaff
Usai pertandingan usai, publik Indonesia berbondong-bondong mencari identitas wasit yang merugikan timnas Indonesia.
Bahkan akun Instagram pribadinya mendapat kecaman dari fans timnas dan diduga hilang.
Dari berbagai sumber ternyata inilah profil lengkap wasit yang merugikan timnas Indonesia pada laga melawan Bahrain; Nama lengkap : Ahmed Abu Bakar Said Al Kaf Tempat lahir : Oman, 6 Maret 1983 Kebangsaan : Oman. kartu yang dikeluarkan: 343 kartu kuning, 10 kartu merah
Netizen Indonesia membombardir Ahmed Al Kaff dengan kritik setelah pertandingan timnas (Timnas) Indonesia melawan Bahrain berakhir 2-2. Pasalnya, wasit Oman dinilai “menipu” Timnas Indonesia dengan mengambil keputusan merugikan pada laga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Nasional Rifa, Kamis, 10 Oktober 2024.
Di tengah panasnya perseteruan tersebut, akun Instagram Al Kaf, @ahmedalkaf, menghilang. “Nonaktifkan ig sekarang,” kata salah satu pengguna X, mantan pengguna Twitter, sementara yang lain menimpali: “Tidak ada akun lagi.” “Tutup saja, padahal kami hanya ingin bertemu,” sahut netizen lainnya.
Komentar kaget dan marah sebenarnya tak hanya datang dari netizen Indonesia. Pengguna media sosial mulai dari Malaysia hingga Belanda pun mempertanyakan keputusan wasit Al Kaffa yang dinilai merugikan timnas Indonesia.
“Bagaimana menjelaskan akhir dari segalanya?” Tentunya Indonesia berhak merasa dirampok?? 6 menit waktu tambahan. Skornya menjadi 90+9′ Anda pasti bercanda,” kata seorang pengguna yang diyakini berasal dari negara tetangga.
Tak ketinggalan, sejumlah besar pengguna media sosial mengapresiasi para pemain Timnas Indonesia yang dinilai bermain bagus.
“Sebelum saya terus marah, malam ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para pahlawan bangsa kita.” 🥹🥰 Bisa melawan tim yang 50 peringkat diatas kita. Mereka bahkan membutuhkan intervensi uang minyak untuk menopang kita sampai Jawaban Bangga di Jakarta! kata seorang warganet di Ks.