Saham

Prodia Gandeng BRIN Kembangkan Terapi Regeneratif

Liputan6.com, Jakarta – PT Prodia StemCell Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam pengembangan terapi sel induk. Telah menandatangani perjanjian kerja sama formal dengan Pusat Penelitian Biomedis. Organisasi Penelitian Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), anak perusahaan bersama BRIN, akan fokus mengembangkan prototipe obat tetes hidung untuk terapi stroke menggunakan sekret sel induk dengan standar proses Good Manufacturing Practice (GMP). 2024 di Gedung BRIN Rawamangun Jakarta Timur. Hal ini merupakan peristiwa penting dalam perkembangan inovasi kesehatan di Indonesia.

Stroke merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pengobatan baru. lebih hemat Menggunakan sekresi dari sel induk yang berpotensi merevitalisasi dan menstimulasi sistem kekebalan tubuh Hal ini diharapkan dapat menjadi terobosan besar dalam dunia pengobatan stroke.

Direktur PT Prodia Stemcell Indonesia Dr. Cynthia Retna Sartika M.Sri mengungkapkan kegembiraannya atas kerjasama tersebut dengan mengatakan, “Kami bangga bekerja sama dengan BRIN untuk mengembangkan pengobatan inovatif ini. Terapi intranasal menggunakan sekret ini berpotensi merevolusi pengobatan stroke di Indonesia. Teknologi sel induk terbukti bermanfaat dalam peremajaan,” kata Cynthia, Sabtu. Dikatakan dalam keterangannya pada 12 Oktober 2024.

Dengan penelitian mendalam dan teknologi GMP yang dimiliki perusahaan, produk ini akan memberikan dampak yang sangat besar bagi pasien stroke. Apalagi perwakilan Pusat Penelitian Biomedis BRIN menambahkan Pengembangan prototipe ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk mendorong kemandirian riset dan teknologi kesehatan Indonesia.

“Kami berharap kerja sama ini dapat membuka jalan bagi pengembangan pengobatan berbasis bioteknologi lainnya di masa depan dan memperkuat ekosistem inovasi kesehatan tanah air,” kata Peneliti BRIN Ratih Rinendyaputri.

Kerja sama ini tidak hanya mencakup penelitian laboratorium. Namun hal ini juga mencakup uji klinis untuk keamanan dan kemanjuran pengobatan stroke. Lendir yang berasal dari sel induk yang dihasilkan dari sekresi ini diharapkan dapat mencegah perkembangan stroke.

“Prototipe ini juga mudah digunakan untuk obat tetes hidung pada saat darurat ketika seseorang terkena stroke,” kata Ratih.

Dari hasil banyak penelitian penelitian Penggunaan sekret bersama dengan obat tetes hidung dikatakan lebih efektif dalam mengobati stroke. Hal ini tentunya didukung dengan prosedur pengolahan GMP di laboratorium Prostem, sehingga produk yang dikembangkan memenuhi persyaratan mutu yang ketat dan dapat memasuki pasar global.

Selain itu, berbagai pemangku kepentingan Kesehatan dan penelitian juga turut hadir dalam acara tersebut. Ini termasuk para ahli biomedis. Badan pengatur serta perwakilan dari industri farmasi dan bioteknologi.

Dengan adanya perjanjian kerjasama ini Indonesia berharap dapat memajukan pengembangan terapi sel induk lebih lanjut. Sekaligus membawa harapan baru bagi para pasien stroke baik di dalam maupun luar negeri.

 

 

Sebelumnya, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) melaporkan pendapatan dan laba mengalami penurunan pada kuartal I 2024.

PT Prodia Widyahusada Tbk memperoleh pendapatan kontrak pelanggan sebesar Rp 1,03 triliun pada semester I 2024, berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) tertanggal Rabu (8/7/2024). triliun persen dari semester I tahun 2023 sebesar 1,06 triliun rupiah.

Belanja pendapatan turun 9,37 persen menjadi Rp413,34 miliar per 30 Juni 2024 dari Rp414,88 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Oleh karena itu, laba kotor sektor pendidikan turun 4,51 persen menjadi Rp618,93 miliar dari semester I 2023 semester I 2024 sebesar Rp 648,18 miliar

Perseroan melaporkan beban usaha meningkat dari Rp 478,38 miliar pada triwulan I 2023 menjadi Rp 494,05 miliar pada triwulan I 2024. Pendapatan lain-lain meningkat dari Rp 3,63 miliar pada triwulan I 2023 menjadi Rp 3,12 miliar pada triwulan I 2024. .Beban lain-lain meningkat dari Rp377 miliar pada semester I 2023 menjadi Rp679 miliar pada semester I 2024.

Sejalan dengan itu, laba usaha mengalami penurunan dari Rp 173,05 miliar pada semester I 2023 menjadi Rp 127,33 miliar pada semester I 2024. Sejalan dengan kinerja tersebut, PT Produa Widyahusada Tbk membukukan Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik. Komponen utamanya senilai Rp 115,67 miliar pada semester I 2024. Laba ini turun 22,25 persen dibandingkan triwulan I 2023 yang senilai Rp 148,77 miliar sehingga EPS turun menjadi Rp 122,90 pada Juni 2024 dari triwulan I 2023 pada semester I 2024. Rp158,07

Total ekuitas pemegang saham turun menjadi Rp2,36 triliun pada 30 Juni 2024 dari Desember 2023 menjadi Rp2,33 triliun. Total utang pada 30 Juni 2024 turun menjadi Rp287,48 miliar dari Desember 2023 sebesar Rp347,44 miliar, aset perseroan turun dari Rp2,70 triliun menjadi Rp2,61 triliun mulai Desember 2023. Per 30 Juni 2024, perseroan mempunyai kas dan setara kas sebesar Rp417,24 miliar per 30 Juni 2024 atau Rp542,96 miliar per Desember 2023.

 

 

 

Sebelumnya, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) bergabung dengan PT Prodia Utama, pemegang saham mayoritas perseroan. Telah mendirikan anak perusahaan di bidang kegiatan layanan informasi.

Berdasarkan keterbukaan tertulis di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 26/8/2022, PT Prodia Widyahusada Tbk telah mendirikan anak perusahaan bernama PT Prodia Digital Indonesia (PT PRDI) bersama-sama dengan PT Prodia Utama yang beroperasi di bidang tersebut bidang usaha PT PRDI Pelayanan Informasi didirikan dengan modal terdaftar Rp 1 triliun yang terbagi dalam 1.000.000 lembar saham.

Dari modal dasar tersebut, 30 persennya dicadangkan dan disetor penuh, yakni 300.000 lembar saham dengan nilai total Rp 300 miliar.

Perusahaan memegang 297.000 saham dengan nilai total R297 miliar. Mewakili 99 persen modal ditempatkan dan disetor PT PRDI, Prodia Utama kemudian menerima 3.000 saham dengan nilai total Rp 3 miliar. Mewakili 1 persen dari modal ditempatkan dan disetor PT PRDI.

“Pendirian anak perusahaan ini tidak akan memberikan dampak negatif terhadap aktivitas operasional, masalah hukum, dan status keuangan Perseroan. atau kelangsungan usaha,” kata Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk Devi Muliati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *