WEB NEWS Prospek IHSG di Tengah Era Suku Bunga Rendah
thedesignweb.co.id, Jakarta – Federal Reserve (Fed) memangkas suku bunga acuannya menjadi 4,75-5 persen atau 50 basis poin (bps). Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) juga memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen.
Di tengah era suku bunga rendah, Adrian Joser, Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, mengatakan Mandiri Sekuritas merevisi target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun 2024 pada bulan Agustus.
Adrian menjelaskan, target IHSG untuk base case di akhir tahun adalah 7.800, sedangkan Mandiri Securitas menargetkan IHSG sebesar 8.000 untuk bull case.
Mandiri Sekuritas sebelumnya menargetkan IHSG mencapai 7.460 untuk base case dan 7.640 untuk bull case pada akhir tahun 2024.
“Skenario ini digunakan dengan harapan perekonomian Amerika akan mencapai soft landing. “Dari sisi valuasi saham, masih ada ruang untuk menaikkan target indeks kami sebelum akhir tahun,” kata Adrian dalam acara “Economic Outlook” Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas, Kamis (26 September 2024).
Adrian menambahkan, katalis utamanya adalah apakah langkah-langkah di masa depan akan mendorong pertumbuhan ekonomi atau tidak. Selain itu, investasi ini menjadi lebih menarik dalam hal potensi portofolio serta arus masuk dan keuntungan mengingat tingkat suku bunga global yang lebih rendah.
Selain itu, dari sisi investor, masih ada ruang pertumbuhan bagi investor ekuitas asing dan dalam negeri karena saham IHSG masih terdiskon dari segi valuasi, jelasnya.
Terkait transisi pemerintahan baru, Adrian mengatakan investor akan lebih mencermati langkah-langkah yang akan diterapkan pemerintahan baru, seperti kebijakan fiskal pada tahun pertama.
Dulu, musim showcase di pasar modal biasanya dimulai menjelang akhir tahun. Secara umum, window dressing merupakan strategi yang digunakan oleh perusahaan dan manajer investasi untuk menarik investor. Yakni dengan mempercantik laporan yang ada atau portofolio keuangan dan bisnisnya.
Marta Cristina, Kepala Informasi Investasi Mirae Asset Sekuritas, mengatakan masih ada potensi window dressing. Namun, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencatatkan kenaikan signifikan, kemungkinan window dressing kurang dimanfaatkan.
“Menurut Mirae Asset, target IHSG di 7.915 dan bisa mendekati itu. Jadi kalau (IHSG rate) masih tinggi dalam dua bulan terakhir, mungkin window dressingnya tidak terlalu besar karena kenaikan (IHSG) juga terjadi. Lumayan besar,” kata Martha kepada wartawan di Gedung Bursa, Selasa (24/9).
Marta menambahkan, sentimen lain yang perlu diwaspadai adalah pergantian pemerintahan baru pada Oktober-November 2024. Pada saat yang sama, pasar juga mungkin mengalihkan perhatiannya ke pemilu Amerika Serikat (AS). Jika terjadi wabah yang signifikan, maka risiko cuci mata akan tinggi. Di sisi lain, ketika pasar relatif stabil, potensi window dressing menjadi minimal.
“Ketika pasar bergejolak, ada potensi terjadinya window dressing. Kalau semuanya lancar atau ada guncangan tapi tidak berlangsung lama, pasar stabil dan IHSG konsisten di level tinggi, kemungkinan besar pasar akan diuntungkan, tidak terlalu besar,” jelas Martha.
Mirae Asset sebelumnya memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa naik ke 7.915 dan sektor ritel akan melaporkan hasil positif pada kuartal IV 2024.
Perkiraan tersebut bisa menjadi kenyataan jika Bank Indonesia mengambil kebijakan penurunan suku bunga sebelum akhir tahun. Penurunan suku bunga diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan merangsang pertumbuhan konsumsi masyarakat.