Berita

Puan Maharani soal Kabinet Prabowo-Gibran: Kita Lihat Nanti Kinerjanya

Liputan6.com Presiden DPR RI Puan Maharani dari Jakarta angkat bicara soal potensi Kabinet Merah Putih era Prabowo Subianto-Jibran Rakabuming Raka menanggung beban APBN karena jumlahnya yang besar.

Dia mengatakan kabinet Prabowo-Gibran akan diberi kesempatan bertindak lebih dulu.

“Kita lihat saja bagaimana kabinet menterinya bekerja. Ini hanya pernyataan bahwa kita belum berbuat apa-apa,” kata Puan dalam keterangannya, Senin (21/10/2024).

Ia menegaskan, sebagai DPR RI, partainya akan mengantisipasi masa depan karena pemerintahan Prabowo-Gibran baru saja dimulai. Jadi, pertama-tama harus ada dukungan untuk bekerja demi kepentingan bangsa Indonesia.

“Kami akan mendukungnya terlebih dahulu. Kita lihat seperti apa, kita lihat dengan penambahan kementerian dan departemen ini seperti apa,” jelas Puan.

Ketua DPP PDI Peryuangan (PDIP) juga mengatakan partainya akan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran melalui jalur parlemen.

“Jadi kita bersinergi untuk membangun Indonesia, menjadikan Indonesia lebih sejahtera, lebih dikenal oleh para pemimpin internasional melalui parlemen,” kata Puan.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Adian Napitupulu menilai pidato perdana Presiden Prabowo Subianto tentang pembebasan masyarakat dari kemiskinan dan penderitaan bisa masuk dalam kabinetnya.

Jadi ini seperti langkah pertama: Presiden akan menjadi susunan kabinetnya, Jakarta, pada Minggu (20/10/2024), kata Adian di Senai Parlemen.

 

Menurut Adyan, masyarakat akan menilai sendiri apakah pemerintahan baru mampu menyelesaikan permasalahan yang diangkat dalam pidato Prabowo.

“Masyarakat harus melihat komposisi ini. Dia tidak menanggapi persoalan-persoalan yang diajukan oleh Prabowo,” ujarnya.

Namun, Adian menilai kabinet Prabowo sangat terbebani dan hal ini akan menyulitkan tercapainya tujuan Prabowo seperti dalam pidatonya.

Pertama, terlalu besar, akan menyulitkan, jadi kalau mejanya terlalu banyak, maka birokrasinya akan panjang, birokrasi akan menjadi beban untuk memungkinkan investasi, dan itu sangat sederhana lho, ”dia dikatakan.

Menurut dia, bertambahnya jumlah kementerian sama saja dengan menambah beban negara dan birokrasi yang kompleks.

“Dulu ada 34 meja, sekarang menjadi 42 meja. Tabel tambahan, kan? Menambah tabel berarti menambah birokrasi, menambah birokrasi berarti menambah proses. Menambah proses berarti menambah waktu. Menambah waktu berarti menambah beban baru. Ini sangat logis. Itulah yang saya lakukan. memikirkan.

Sekretaris Partai Gerindra (Sekjen) Ahmad Muzani membenarkan PDI Peryuangan (PDIP) belum memutasi kadernya di kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Jibran Rakabuming Raka. Meski demikian, dia memastikan PDIP tetap mendukung pemerintahan Prabowo.

“Memang benar PDI Perjuangan tidak akan menempatkan kadernya di PDI Perjuangan,” kata Muzani dalam wawancara di Nusantara III, DPR RI, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/10).

“PDI Perhuangan tidak kenal oposisi, koalisi juga tidak. Koalisi bukan berarti menempatkan menteri dalam pemerintahan. Pihak oposisi tidak diwajibkan untuk mengajukannya; tidak ada oposisi.

Ditanya apakah Gerindra akan khawatir dengan absennya PDIP di kabinet, Muzani kembali menegaskan partai pimpinan Megawati Sukarnoputri itu tidak mengenal kata “oposisi”.

Katanya PDI tidak kenal kata “oposisi” dan tidak kenal kata “aliansi”, itu sistem presidensial kalau kita tidak ikut. Artinya, kita harus menempatkan kader-kader kita di kementerian jika Ketua MPR kita memberi tahu kita bahwa oposisi tidak harus mengikuti jalan pemerintah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *