Puncak Gernas Bangga Buatan Indonesia NTB, Kemenperin Kerek Daya Saing IKM
thedesignweb.co.id, NTB – Selama empat tahun terakhir, pemerintah terus menggalakkan gerakan nasional Make in Indonesia untuk meningkatkan belanja produk dalam negeri. Pemerintah terus mendorong masyarakat untuk membeli, menggunakan dan mempromosikan produk lokal buatan Indonesia, khususnya produk UKM, sehingga industri dalam negeri dapat tumbuh dan berkembang.
Mulai tahun 2023, pemerintah telah mengoordinasikan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBWI), agar gerakan membeli produk lokal diselaraskan dengan promosi dan ajakan berwisata. Indonesia. Dengan demikian, pasar produk UMKM/IKM dapat semakin meluas dengan terbukanya peluang dan prospek ekonomi yang didorong oleh sektor pariwisata.
“Gerakan Bangga Dibangun di Indonesia bukan sekedar slogan. “Ini ajakan untuk mencintai, mendukung, dan bangga terhadap karya kita sendiri,” kata Wakil Menteri Perindustrian Faisal Riza pada KTT Gerakan Nasional Indonesia It Begaway Fest 2024. 8/12).
Wamenperin mengungkapkan, Garnas BBI/BBWI memiliki beberapa tujuan, antara lain menjadikan 30 juta UMKM/IKM menjadi pasar digital, transaksi penjualan hingga IKM target pertumbuhan minimal bisa mencapai Rp 50 miliar. Untuk setiap daerah, Indonesia mencapai 1,2 – 1,5 miliar perjalanan wisatawan.
Tahun ini, Kementerian Perindustrian selaku manajer kampanye di BBI/BBWI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat serta merek-merek ternama dan sponsor dengan bangga menyelenggarakan acara panen puncak di Indonesia untuk gerakan nasional. Bangga dilakukan Indonesia, Ite Begawe Fest Nusa Tenggara Barat 2024.
Rangkaian kegiatan panen raya BBI/BBWI NTB ini akan dilaksanakan pada tanggal 6 – 8 Desember 2024 di Halaman NTB Mall yang berlokasi di Komplek Islamic Center, Kota Mataram, NTB. BBI/BBWI selaku Manajer Kampanye Provinsi NTB It Begive Fest 2024, Kemenperin mendukung penuh SDM IKM NTB untuk meningkatkan daya saing dan kualitas produknya.
“Dukungan tersebut meliputi fasilitas dan dukungan seperti penguasaan teknologi e-bisnis melalui program e-Smart IKM, integrasi ke dalam e-Katalog LKPP, edukasi dan pendampingan bisnis, literasi digital, penyelenggaraan webinar, brand IKM dan bantuan sertifikasi TKDN-IKE , desain dan percetakan kemasan, Promosi dan Publikasi melalui Media Sosial,” Industri kata Wakil Menteri. Dikatakan
Pada 1 September hingga 30 November 2024, Kementerian Perindustrian bersama Pemprov NTB telah mendukung 30 IKM terbaik di Bumi Gora. Menperin mengungkapkan, ada 30 IKM yang mencatatkan peningkatan penjualan signifikan selama masa konsultasi. Sebelum bantuan.
“Total penjualan 30 IKM BBI NTB 2024 baik online maupun offline selama masa dukungan bisa saya sampaikan tercatat sebesar Rp 8,01 miliar. Dari angka tersebut, kami melihat ada peningkatan rata-rata penjualan bulanan sebesar 3 (tiga). 168,54% dibandingkan rata-rata penjualan bulan ini,” kata Wamenperin.
Jika dicermati, rata-rata persentase peningkatan penjualan online 30 UKM tersebut adalah 375,37%. Wamenperin menilai, hal ini menandakan pendampingan teknis pemasaran digital produk IKM dapat meningkatkan penetrasi pasar para pelaku IKM sehingga berdampak signifikan terhadap nilai penjualannya.
Plt Gubernur Nusa Barat Tengara Hasanuddin mengatakan Garnas BBI/BBWI Eat Begawe Fest 2024 menjadi wadah penting untuk mempromosikan produk-produk terbaik Indonesia dan mempererat kemitraan antara pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat.
“Program dan acara ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi pengembangan industri kreatif dan produktif di daerah serta meningkatkan daya saing produk lokal di pasar domestik dan internasional,” tambah Hasanuddin.
Hasnuddin juga mengungkapkan besarnya peran IKM terhadap perekonomian masyarakat NTB, “Di NTB, IKM tidak hanya menjadi penopang perekonomian lokal, namun telah membuka peluang inovasi dan peningkatan kualitas bagi masyarakat. Kehadiran UKM di NTB telah membuktikan kemampuannya bersaing di pasar nasional dan internasional.
Di sisi lain, komitmen pemerintah untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri juga ditunjukkan dengan diterbitkannya Inpres Nomor 2 Tahun 2022 yang memerintahkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk merencanakan, menyetujui, dan melaksanakan BUMN dan BUMD. Pemesanan sebesar 95% dari nilai barang/jasa yang dianggarkan untuk penggunaan produk dalam negeri (PDN) dan paling sedikit 40% (40 persen) untuk penggunaan produk usaha mikro, kecil, dan koperasi.
Hal ini membuka pasar yang sangat besar bagi produk-produk UKM, yang menjangkau masyarakat luas dan juga pasar pengadaan barang/jasa pemerintah,” kata Wamenperin.
Tak hanya itu, Wamenperin juga meyakini keberhasilan peningkatan penggunaan produk dalam negeri merupakan hasil koordinasi berbagai pihak. Hal ini terlihat dari realisasi Produk Domestik Bruto (PDN) yang meningkat signifikan dari tahun 2022 hingga tahun 2024.
Pengadaan barang dan jasa pemerintah pada tahun 2024 mencatat nilai komitmen sebesar Rp1.428,25 triliun untuk pengadaan produk dalam negeri. Angka tersebut berasal dari kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah sebesar Rp585,69 triliun, serta komitmen BUMN sebesar Rp842,56 triliun, kata Wamenperin.
Angka tersebut, lanjut Faisal Riza, mencerminkan optimisme dalam memperkuat industri dalam negeri. Di tengah kondisi geopolitik dan geoekonomi global yang dinamis. Pemerintah semakin siap menghadapi industrialisasi yang lebih baik sejalan dengan misi kelima Asta Cita yaitu “Hilirisasi dan Industrialisasi: Menambah Nilai Negara Melalui Pengolahan Sumber Daya Lokal”, yang bekerjasama dengan pelaku industri dan masyarakat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai tantangan global turut mempengaruhi perekonomian global dan perekonomian nasional. Tantangan-tantangan ini juga dipicu oleh perubahan kebijakan perdagangan internasional yang mengarah pada terciptanya pakta ekonomi global baru untuk memperkuat hegemoni negara-negara anggota.
“Belum lagi pesatnya kemajuan perkembangan teknologi, perlu kita proaktif dalam mengantisipasi perkembangan yang terjadi,” tegas Wamenperin.
Meski demikian, sektor industri pengolahan nonmigas dalam negeri masih tetap berkinerja baik sebagai penggerak utama perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari capaian indikator makro seperti sektor industri pengolahan nonmigas yang mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 4,84% dengan nilai pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,95% pada triwulan III tahun 2024. Kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB pada triwulan III tahun 2024 meningkat menjadi 17,18%, tertinggi diantara sektor ekonomi lainnya.
Selain itu, nilai ekspor industri pengolahan nonmigas diperkirakan mencapai US$ 142,24 miliar pada September 2024 atau berkontribusi 73,76% terhadap total ekspor nasional sebesar US$ 192,85 miliar. Sementara itu, perolehan investasi sektor industri pengolahan nonmigas periode Januari-September 2024 memberikan kontribusi yang sedikit lebih kecil dibandingkan sektor infrastruktur dan jasa sebesar Rp515,7 triliun (40,9%) atau Rp523,8 triliun (41,5%). Berdasarkan Indeks Keyakinan Industri (IKI) Oktober 2024, optimisme pelaku usaha terhadap sektor industri masih cukup besar yaitu sebesar 52,75 poin. Poin tersebut meningkat dari perolehan sebelumnya sebesar 52,48 poin pada September 2024.
“Berbagai indikator makro ekonomi yang positif menjadi suntikan motivasi bagi kita dan hendaknya kita berupaya semaksimal mungkin untuk mempertahankan atau meningkatkannya,” kata Faisal Riza optimis.