Rencana Bus Gratis di Puncak untuk Atasi Macet Selama Libur Natal dan Tahun Baru 2025
thedesignweb.co.id, Jakarta – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengutarakan ide penyediaan bus gratis untuk mengatasi kemacetan setiap akhir pekan dan libur panjang di kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tujuannya agar layanan ini bisa dinikmati saat libur Natal dan Tahun Baru 2025.
“Nataru (Natal dan Tahun Baru) bisa kita fokuskan secepatnya, tapi paling lambat saat Idul Fitri kita mulai bekerja,” kata Wakil Menteri Perhubungan Suntana usai pertemuan penanganan kemacetan di Puncak dengan otoritas Kabupaten Bogor di Daerah. Sekretariat, Cibinong, Rabu 20 November 2024, dikutip dari Antara.
Dia menjelaskan, program tersebut akan menjalankan layanan bus melalui skema Buy The Service (BTS). Lalu alternatifnya adalah dengan memperkenalkan subsidi bus umum yang didanai oleh pemerintah Bogor. Kementerian Perhubungan saat ini masih mengkaji kebutuhan jumlah bus bagi pengunjung kawasan wisata Puncak.
“Kami sedang menghitung apakah ini termasuk penggunaan bus listrik atau yang lainnya. Namun pada prinsipnya pemerintah pusat dan daerah menyediakan dan mendukung gerakan sosial yang akan mendorong pariwisata,” kata Suntana. Sementara itu, kliennya akan menyediakan tempat parkir bagi wisatawan yang ingin menggunakan bus.
– Saya akan menanyakan kepada Summarecon bagaimana pengaturannya di sana. Lokasi dan fasilitas lainnya harus disiapkan, termasuk mobil listrik dengan stasiun pengisian, katanya. Menurut Suntana, penanganan kemacetan di kawasan wisata Puncak dari tahun ke tahun belum bisa diatasi dengan cepat.
Oleh karena itu, Suntana berinisiatif membuat beberapa strategi. Salah satunya adalah pengolahan jangka pendek berupa optimalisasi layanan yang sudah ada, seperti penerapan sistem satu arah.
Kementerian Perhubungan juga tengah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk mempersiapkan pendekatan jangka panjang terhadap pembangunan infrastruktur jalan seperti tol Caringin-Cisarua-Cianjur. Juga kelanjutan pembangunan jalur Puncak II.
“Karena 37 persen masyarakat yang melalui jalur reguler Puncak menuju ke Cipanas dan Cianjur, maka sebaiknya arusnya dipecah agar tidak lagi terkonsentrasi di kawasan Puncak,” ujarnya.
September lalu, “kemacetan parah” terjadi di kawasan jam sibuk pada malam Minggu, 15 September 2024 hingga Senin, 16 September 2024, demikian laporan saluran berita thedesignweb.co.id. Saat itu, polisi menerapkan sistem satu arah menuju Jakarta sejak pagi hari untuk mengurangi kemacetan lalu lintas.
Nimih (56), seorang wisatawan asal Cipayung, Jakarta Timur, meninggal dunia pada Minggu saat terjebak kemacetan di Jalan Puncak Bogor. Sang ibu meninggal sekitar pukul 21.00 WIB dikabarkan akibat kelelahan setelah terjebak kemacetan selama sembilan jam.
Kapolres Bogor AKP Rizky Guntama membantah turis tersebut meninggal dunia saat terjebak kemacetan di jalur Puncak. Dijelaskannya, Nimih diketahui sedang bersantai bersama rombongan bus di Agrowisata Gunung Mas.
Sore harinya, mereka kembali naik bus untuk bersiap kembali ke Jakarta. Karena kondisi jalan yang padat, Nimih memutuskan untuk menunggu bus sementara rombongan beristirahat di parkiran Agrowisata Gunung Mas. Wanita paruh baya ini merasa sesak napas, pusing, dan tak sadarkan diri di dalam bus.
“Orang tersebut kemudian pingsan. Lalu dibawa ke Masjid Agrowisata Gunung Mas,” kata Rizky saat dihubungi Berita thedesignweb.co.id pada Senin, 16 September 2024. Setibanya di masjid, turis tersebut sekitar pukul 21.00. dinyatakan meninggal. WIB.
Jadi dia meninggal di kawasan wisata, bukan di tengah kemacetan, kata Rizky. Ia menduga turis tersebut meninggal karena mengidap penyakit penyerta. Setelah mendapat pemberitahuan Nimih meninggal dunia, petugas polisi Satlantas Divisi Polresta Bogor mendatangi lokasi kejadian dan membawa jenazah korban ke rumah duka.
“Ambulans kami kawal karena jalan menuju Jakarta masih ramai malam itu,” ujarnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno saat itu mengatakan, fenomena kemacetan panjang di kawasan Puncak sudah berlangsung puluhan tahun. “Begitu masyarakat Jabodetabek libur, Puncak yang didahulukan,” kata Sandi dalam konferensi pers mingguan di Kantor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta Pusat, Selasa, 17 September 2024.
Namun kemacetan tersebut tidak hanya merugikan wisatawan, namun juga para pengelola wisata di Puncak karena kunjungan yang menurun drastis. Beberapa operator melaporkan jumlah kunjungan wisatawan yang biasanya mencapai enam hingga delapan ribu orang turun menjadi hanya sekitar 800 orang akibat kemacetan lalu lintas.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dispudbar Kabupaten Bogor, Yudi, mengajak masyarakat untuk mengeksplorasi destinasi wisata lainnya di Kabupaten Bogor. Kawasan Sentul, Lido, dan Sukamakmur disebut-sebut bisa menjadi pilihan untuk meredakan kemacetan di Puncak.
Staf ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Manajemen Krisis saat itu, Fadjar Hutomo mengungkapkan strategi mengatasi kemacetan lalu lintas di Puncak dengan membagi beban wisatawan, menyiapkan alternatif moda transportasi, dan meningkatkan kapasitas jalan.
“Dari segi moda transportasi tentunya ini merupakan alternatif moda angkutan umum, kita juga melihat ada usulan dari pemerintah Kabupaten Cianjur mengenai rencana jalur Puncak Dua, ini merupakan bagian dari infrastruktur untuk meningkatkan kapasitas jalan” , jelasnya. .