Republik Dominika Tingkatkan Upaya Pengusiran Imigran Gelap
thedesignweb.co.id, Santo Domingo – Pemerintah Republik Dominika mengumumkan rencana mendeportasi 10.000 imigran gelap dari Haiti setiap minggunya.
Hal itu dilakukan untuk menindak tegas migrasi dari negara tetangga yang bermasalah, lapor VOA Indonesia, Jumat (4/10/2024).
Homero Figueroa, juru bicara presiden, mengatakan tindakan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah imigran yang dianggap berlebihan di negara tersebut. Dia menegaskan, langkah ini akan diambil sesuai protokol ketat yang menghormati hak asasi manusia.
Keputusan ini diambil setelah mendapat respon internasional dari masyarakat internasional untuk memulihkan keamanan di Haiti, yang sebagian besar dikuasai oleh geng kriminal. Setelah tertunda selama berbulan-bulan, pasukan pimpinan Kenya dan PBB dikembalikan ke Haiti untuk memulihkan keamanan.
Presiden Republik Dominika, Luis Abinader, menekankan di hadapan PBB bahwa tanggung jawab membantu Haiti harus ditanggapi dengan serius oleh PBB dan negara-negara yang terlibat.
Sejak menjabat pada tahun 2020, Abinader telah mengambil tindakan tegas terhadap krisis imigrasi Haiti, termasuk membangun tembok sepanjang 164 kilometer di perbatasan kedua negara dan berencana memperluasnya.
Pemerintahannya telah meningkatkan deportasi secara signifikan, dengan 250.000 imigran Haiti tidak berdokumen telah dideportasi pada tahun 2023.
Rencana baru ini diperkirakan akan melipatgandakan jumlah tersebut, karena terdapat lebih dari 495.815 warga Haiti yang tinggal di Republik Dominika, menurut data.
Figueroa menambahkan bahwa pemerintah telah menerapkan langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan menghancurkan jaringan perdagangan manusia di Haiti. Selain itu, langkah-langkah keamanan perbatasan akan diperkuat dengan drone dan kamera pengintai.