Restrukturisasi Kredit BNI Turun Pilar Penting Daya Tahan Perbankan
thedesignweb.co.id, Komisaris Jakarta
Penurunan restrukturisasi pinjaman BNI menjadi indikator bahwa sektor perbankan Indonesia tetap tangguh meski menghadapi tekanan pandemi dan ancaman resesi global, kata Eki dikutip Antara di Jakarta, Jumat (20/9). /2024).
Eki juga menekankan pentingnya bank terus memonitor potensi risiko resesi yang dapat berdampak pada sektor riil, pertumbuhan ekonomi, dan kinerja peminjam.
Ia juga meminta perbankan di Indonesia melakukan pengujian rutin terhadap kekuatan permodalan dan likuiditas untuk mengantisipasi peningkatan risiko kredit.
“Bagi BNI, saya yakin Bank Himbara masih dalam kondisi aman. Kita perlu belajar dari momentum banking boom pasca COVID-19 agar pertumbuhan ekonomi di tahun 2025 agar tetap berkualitas,” imbuhnya.
Hingga Juni 2024 total kredit restrukturisasi mencapai Rp 38,9 triliun atau 5,4 persen dari total kredit BNI, turun drastis dibandingkan Semester I-2023 yang mencapai Rp 74 triliun atau 12 persen dari total kredit.
Penurunan restrukturisasi kredit terjadi di seluruh segmen, mulai dari korporasi, menengah, UMKM hingga konsumer.
Sedangkan rasio non-performing loan (NPL) BNI per Juni 2024. tercatat sebesar 2 persen, naik dari 2,5 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Pinjaman berisiko (LaR) yang meliputi kredit bermasalah, kredit dalam penagihan 2, serta kredit lancar yang masih dalam tahap restrukturisasi juga menunjukkan peningkatan, turun menjadi 12,3 persen dibandingkan 16,1 persen pada Juni 2023.
Meskipun indikator kualitas aset BNI terus membaik, namun BNI tetap menjaga cadangan risiko pada tingkat yang memadai. Rasio beban pinjaman pada semester I-2024 tercatat sebesar 1 persen, turun 40 basis poin (bps) dari 1,4 persen pada semester I-2023.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang dibentuk BNI kini telah mencukupi untuk menghadapi potensi risiko di masa depan.
Rasio pencadangan kredit bermasalah berada pada level 298 persen, sedangkan LaR mencapai 48 persen, hal ini menunjukkan kesediaan BNI untuk mencadangkan debitur yang masih dalam perhatian khusus.