Seleb

Retrospeksi 2024: Dheeraj Kalwani, Sensasi Film Vina Sebelum 7 Hari dan Box Office 5,8 Jutaan Penonton

thedesignweb.co.id, Jakarta Terlepas dari kontroversi yang menyertainya, tidak diragukan lagi Vina: Before 7 Days menjadi film horor terlaris tahun ini dengan 5,8 juta penonton. Film ini diproduseri oleh Diraj Kalvani dan diawasi oleh D Company.

Vina: Before 7 Days kini menduduki peringkat kedua daftar box office Indonesia tahun 2024. Film ini hanya kalah dari Agak Laen yang memiliki 9,1 juta penonton dan kokoh di puncak box office. Bagi Dhiraj Kalvani, box office bukanlah hal baru.

Tahun lalu, Siksa Neraka yang dibintangi Rato Sophia, Islamet Rahardjo, dan Keisha Alvaro menduduki lima besar box office Indonesia dengan 2,6 juta penonton. Kini film Vina: Before 7 Days resmi menjadi film terlaris dari perusahaan D.

“Tahun 2024 adalah tahun yang luar biasa bagi kami di Perusahaan D. Kami bangga bisa menjadi nomor dua box office tahun ini. Kami berharap tahun depan film-film kami lebih agresif dan memiliki angka yang signifikan,” kata Dhiraj Kalvani.

Demikian wawancara eksklusif Showbiz thedesignweb.co.id dengan Dheeraj Kalwani yang merefleksikan kisah sukses Vina: Before 7 Days dan rencana besarnya di tahun 2025. Ia juga memberikan catatan mengenai isu-isu yang harus disikapi oleh industri film Indonesia ke depan.

 

Saat proyek Vina: Sebelum 7 Hari diumumkan ke publik, banyak yang memperkirakan akan menjadi “raksasa” di box office. Selain itu ada sutradara Angie Umbara yang pernah membawakan Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! ke level 6 juta penonton.

Diraj Kelwani mengatakan ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kesuksesan Vina: Sebelum 7 Hari. Kasus dugaan pemerkosaan dan pembunuhan yang menghebohkan masyarakat Indonesia dan masih belum terselesaikan adalah “Fuse”.

“Pertama, kasus ini sudah berlangsung sejak tahun 2016 dan bisa dibilang dibayangi oleh berbagai kasus lainnya. Saat film tersebut dirilis, masyarakat teringat akan gugatan yang tertunda. Akhirnya menjadi perbincangan publik dan kembali viral, ” jelasnya.

Kedua, Angie Umbara adalah orang yang tepat untuk menggarap Vina: Sebelum 7 Hari. Menurut Dehirj Kalvani, kualitas hasil akhir tidak mengecewakan. Terakhir, ia terang-terangan mengakui bahwa Veena: Before 7 Days adalah film popcorn.

“Sejujurnya, ini film popcorn. Orang dapat merasakan emosi yang berbeda. Ada horor, thriller, drama keluarga, dan kesedihan. Dhiraj Kalvani berkata: Emosi yang berbeda-beda ini membuat penonton berkomunikasi dan tentunya peduli dengan masalah tersebut.

 

Veena: Dirilis 7 hari lalu, tepatnya 8 Mei 2024. Di hari pertama tayang di bioskop, film yang dibintangi Naila De Purnama dan Lydia Condo ini mampu menarik 335.000 penonton dan meraih 5.815.945 penonton. Keberhasilan ini mendapat tinjauan yang beragam.

Sejumlah pihak menilai Vina: Before 7 Days tak lebih dari upaya eksploitasi korban pemerkosaan dan pembunuhan. Masalahnya tetap cair sementara pabrikan (maaf) bersinar dengan Rs.

Ada pula yang membandingkannya dengan Perawan Dewa (1980) yang dianggap sebagai drama ruang sidang terbaik dalam sejarah perfilman Indonesia. Film yang dibintangi Yatty Surachman ini meraih 4 Sitra Awards termasuk Sutradara dan Film Terbaik.

Dheeraj Kalvani tak menampik adanya kontroversi di balik kesuksesan Vina: Before 7 Days. Pasca hebohnya film ini, kasus tersebut kembali mencuat ke publik. Ia mengenang, “Perkembangan kasus Vina Sirbon diawasi banyak pihak.

Setelah itu, kasus Vina Cirebon kembali ‘panas’. Agustus 2024, sejumlah terpidana kasus Vina Cirebon mengajukan peninjauan kembali (PK). Hotman Paris pun turun tangan dan mengirimkan pesan jelas kepada Jokowi untuk membentuk tim pencari fakta.

“Memang benar film itu menimbulkan kontroversi. Saya tahu. Tapi ketika kasus Veena Sirbon dibuka kembali dan sejumlah pengacara hadir, itu melalui persidangan yang panjang dan menjadi isu nasional, menjadi isu politik dan hukum,” lanjut Dhiraj Kelwani. .

Karena Dhiraj Kalvani sudah merambah bidang lain di luar seni, ia tak lagi mengomentari kasus Veena Sirbon. Dia menambahkan: Karena alasan ini, saya menahan diri untuk tidak mengomentari penampilan film tersebut.

 

Kembali ke angka, 5,8 juta viewer Dahraj Kalvani jadi patokannya. Ketika dia melihat kartu tiket tahun ini, dia memperhatikan ada banyak warna. Fenomena ini menandakan bahwa genre selain horor mempunyai tempat yang besar di hati masyarakat.

Memang benar box office tahun ini penuh warna. Kakak ipar yang bahagia adalah kematian, menerima banyak cinta dari penonton dan mencapai 4,8 juta penonton. “Kalau Bunda Farda tidak ada dengan 3,8 juta penonton, jelas patut diapresiasi,” kata Dhiraj Kelwani.

Dia kemudian menampilkan House Shirin Wam dengan 1,7 juta penonton dan menempati posisi kesembilan. Bagi Diraj Kalvani, hal itu merupakan sebuah kejutan. Dia bahagia. Menyambut hangat berbagai genre, Dehiraj Kalwani optimistis perfilman Tanah Air semakin sukses di tahun mendatang.

Saya setuju dengan Anda bahwa box office tahun ini penuh warna. Saya sendiri bosan ketika film-film yang tayang di bioskop dan mencapai box office hanya seram. Saya yakin film Indonesia bisa secemerlang tahun ini, ujarnya.

Wajah cemerlang film Indonesia tahun ini bukannya tanpa catatan. Dhiraj Kalvani berkata: Salah satu solusi yang harus segera diambil adalah penciptaan kembali penulis skenario. Baginya, naskah adalah tulang punggung dan jiwa film.

“Begini, saya sangat percaya dengan naskahnya. Naskah adalah tulang punggung film. Kita bisa mengatur setting pemain dll. Tapi kualitas naskah tidak bisa ditawar. Diraj Kalvani berkata: Itu sebabnya saya dan tim bisa bekerja pada naskah dalam 6 hingga 8 bulan.

Dengan semakin kritis dan kritisnya penonton Indonesia, naskah tidak bisa lagi dibuat terburu-buru dan diselesaikan begitu saja. Terakhir, beliau menyampaikan: Oleh karena itu, regenerasi penulis skenario harus dimulai, sehingga akan muncul generasi penulis skenario baru di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *