Riset: Kerja Lebih dari 54 Jam Seminggu Berisiko Meninggal Dunia
Likatan6.com, Jakarta baru -baru ini menunjukkan masalah baru -baru ini dengan dampak negatif dalam pekerjaan.
Lebih dari 54 jam per minggu berisiko mati karena prematur. Memang, sekitar 70.000 orang meninggal setiap tahun.
Studi Kamis (26/26/2024) yang diterbitkan di International Journal Magazine, penelitian ini sedang menyelidiki di berbagai negara di Bumi. Fokus utama pada survei berfokus pada jam yang panjang (55 jam atau lebih dari minggu).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah jam kerja meningkatkan kematian kematian karena berbagai makhluk hidup. Alasan utama menyebabkan risiko kematian karena kerja keras
Ada dua alasan utama untuk melakukan lebih banyak kali lebih banyak dari waktu yang lama: bekerja adalah bekerja keras, kortosol, dan peningkatan hati hati dan hati hati dan hati hati dan hati hati dan hati hati dan keindahan hati dan hati hati. Perubahan perilaku: Pekerjaan yang berlebihan juga memengaruhi kebiasaan kesehatan kesehatan yang baik: orang yang tidak tidur sering tidak punya waktu untuk menghibur. Kurangnya aktivitas fisik: mereka jarang berolahraga. Makanan yang tidak sehat: Minum waktu khusus dan makan makanan yang tidak sehat. Merokok dan Minum: Untuk bekerja, orang dapat mendorong orang untuk sakit atau alkohol yang ditinggikan. Kesimpulan
Penemuan ini menunjukkan pentingnya terus menjadi wajar antara pekerjaan dan kesehatan. Banyak kegiatan tidak hanya efek fisik tetapi mungkin memiliki dampak serius pada harapan hidup.
Adalah kunci untuk mengelola kemajuan dan kehidupan untuk bertahan hidup untuk mengurangi beberapa jam.
Jadi, jam kerja di Indonesia? Jam kerja adalah daftar penting yang menggambarkan sifat kehidupan dan perkiraan staf.
Indonesia, jam kerja adalah 40 jam seminggu, menurut pekerjaan kedua (ILO).
Meskipun demikian, 22% staf Indonesia telah membuat lebih dari 49 jam, dan segala sesuatunya mengandung “batasan untuk bekerja untuk bekerja sering” menurut IL.