Rugi KFC Melonjak 265%, Tutup 47 Gerai hingga September 2024
thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pengelola restoran eksklusif KFC Indonesia, melaporkan penurunan pendapatan dan peningkatan kerugian tahun berjalan hingga September 2024. Hal ini disebabkan oleh dampak pandemi dan kondisi COVID-19. di Timur Tengah.
Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis Senin (11/11/2024), PT Fast Food Indonesia Tbk meraup pendapatan Rp3,59 triliun sepanjang kuartal III 2024. Pendapatan tersebut turun 22,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. periode yang sama. Rp 4,61 triliun pada tahun lalu.
Beban pokok penjualan turun 12,62 persen menjadi Rp2,08 triliun pada periode September 2023 dari Rp1,72 triliun pada periode September 2023, namun laba kotor turun 28 persen menjadi Rp2,08 triliun pada periode yang sama tahun lalu hingga September 2024.
Perseroan melaporkan peningkatan beban operasional lainnya sebesar Rp36,95 miliar hingga September 2024 dari Rp16,74 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Rugi usaha meningkat 299,2 persen menjadi Rp585,34 miliar pada September 2024 dari Rp146,62 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sejak September 2023 hingga September 2024, beban keuangan perseroan meningkat dari Rp61,18 miliar menjadi Rp54,75 miliar.
Perseroan mencatatkan kerugian entitas berelasi sebesar Rp75,15 juta sepanjang September 2023 hingga September 2024 sebesar Rp1,9 miliar. Kerugian periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 265 persen menjadi Rp557,08 miliar pada September 2024 dari Rp152,41 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Dengan demikian, rugi per saham dasar meningkat menjadi Rp140 pada September 2024 dari Rp38 pada periode yang sama tahun lalu.
Total modal terdaftar turun Rp723,87 miliar menjadi 262,18 miliar pada Desember 2023 hingga September 2024. Pada Desember 2023 hingga September 2024 total liabilitas meningkat menjadi Rp3,56 triliun dari Rp3,18 triliun.
Sejak Desember 2023 hingga September 2024, aset perseroan mengalami penurunan dari Rp3,82 triliun menjadi Rp3,91 triliun. Perseroan menghimpun kas dan setara kas senilai Rp 87,51 miliar pada Desember 2023 hingga September 2024 sebesar Rp 208,8 miliar.
Pada sesi pertama perdagangan, saham FAST turun 5,92 persen ke Rp 318 per saham. Harga saham Fast dibuka pada Rp 338 per saham. Harga saham FAST mencapai level tertinggi Rp 338 dan terendah Rp 316 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 32 kali dengan volume perdagangan 404 saham. Nilai transaksi Rp 13 juta.
Hingga September 2024, perseroan memiliki 715 gerai. Sejak Desember 2023, point of sale ini mengalami penurunan sebanyak 47 poin hingga mencapai 762 poin. Selain itu, jumlah pegawai mencapai 13.715 orang hingga September 2024. Jumlah tenaga kerja juga berkurang sebanyak 2.274 orang dari Desember 2023 menjadi 15.989 orang.
Perusahaan mengatakan dampak jangka panjang dari pemulihan grup dari pandemi Covid-19 menyebabkan kondisi operasional tidak mencapai tingkat yang diharapkan oleh manajemen. Selain itu, kondisi pasar juga memburuk akibat dampak krisis Timur Tengah.
“Kedua masalah ini berdampak negatif terhadap hasil grup selama sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024,” demikian pernyataan laporan keuangan tersebut.
Sebelumnya, emiten pengelola gerai ayam KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), melakukan transaksi akuisisi saham PT Jagonya Ayam Indonesia (JAI) senilai Rp 160,43 miliar.
JAL merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia, berkantor pusat di Jakarta Selatan, dan merupakan perseroan terkendali dari suatu perusahaan yang mempunyai proyek berupa peternakan ayam terpadu di Kabupaten Banyuwangi.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/7/2024), transaksi tersebut dilakukan sebanyak 229.181 saham Seri A, dimana sebanyak 160.427 saham Seri A dibeli oleh Fast Food Indonesia atau setaranya. 70% dari total saham yang dikeluarkan JAI.
Transaksi ini merupakan transaksi yang mencakup unsur transaksi investasi terkait suatu unit usaha sebagaimana dimaksud dalam POJK 42/2020. Pasalnya, perseroan memiliki lebih dari satu anggota direksi dan dewan komisaris perseroan yang serupa dengan JAI.
Transaksi tersebut juga merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam POJK 17 l, dimana nilai transaksi tersebut melebihi 20% dari total modal perseroan yaitu sebesar Rp723,88 miliar berdasarkan laporan keuangan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023.
Transaksi tersebut dilakukan sejalan dengan langkah pengembangan usaha Perseroan yang memerlukan pasokan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan bisnis restoran Perseroan, termasuk kebutuhan bahan baku daging ayam potong dan daging ayam olahan Perseroan untuk melayani pelanggan restoran. .
Dengan demikian, perusahaan tetap mempertahankan 70% kepemilikan sahamnya di JAL dan mendukung kegiatan usaha JAL dengan memasok daging ayam mentah dan daging ayam olahan dari peternakan ayam terintegrasi milik JAI, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan standar perusahaan.