Rupiah Berpotensi Menguat Seiring Penurunan Suku Bunga BI, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik
Liputan6.com, Jakarta – Pekan ini perhatian pasar tertuju pada pasar global, khususnya data belanja konsumen Amerika Serikat (PCE). Harga PCE utama dan inti diperkirakan meningkat sebesar 0,2%, sama seperti bulan lalu.
Analis ekuitas PT Indo Premier Sekuritas David Kurniawan mengungkapkan beberapa indikator yang perlu diperhatikan pada 23-27 September 2024, antara lain angka pertumbuhan PDB kuartal II, pesanan barang tahan lama, dan kepercayaan konsumen CB.
Kemudian, PMI regional mencakup Indeks Aktivitas Domestik Fed Chicago, Indeks Manufaktur Richmond, Indeks Manufaktur Fed Kansas, Indeks Perumahan FHFA dan Indeks Harga Rumah S&P/Case-Shiller, penjualan rumah dan tunggu terbaru, dan data kesejahteraan konsumen akhir . di Michigan.
Di Asia, dalam minggu mendatang ada baiknya untuk memperhatikan PMI di Jepang bulan September dan risalah keputusan baru BoJ mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga.
Sementara itu, dari dalam negeri, penurunan suku bunga Bank Indonesia sebesar 25 basis poin tentunya akan memberikan dukungan bagi banyak kelompok ekonomi dan semakin memperkuat nilai tukar rupiah. Ide ini akan terus memberikan dampak yang kuat di pasar pada minggu ini,” kata David dalam keterangan resmi, Senin (23/9/2024).
Ide tersebut, kata David, diterima baik oleh investor asing yang mencatatkan pembelian (pembelian rumah) Rp 4,2 triliun di pasar harian pada pekan lalu. Bank terbesar, TLKM dan ASII, mendominasi pembelian asing.
“Di sisi lain, meski angka PMI Indonesia turun sedikit di bawah zona 50 akibat kebijakan moneter yang diterapkan Bank Indonesia, namun tampaknya tidak akan lama lagi kepercayaan industri akan pulih kembali,” kata David.
Dengan mempertimbangkan data perekonomian dan berbagai sudut pandang, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan saham-saham yang perlu diperhatikan pada minggu ini sebagai berikut:
1. Beli TLKM (Support 3050, Resistance 3400)
Dari segi teknikal, dalam jangka pendek terlihat TLKM telah memastikan zona 2700 telah mencapai zona support dan telah diuji beberapa kali. Jika dilihat secara detail dengan menggunakan beberapa indikator seperti Moving Average dan MACD, dipastikan 2 indikator ini memberikan sinyal yang baik dimana harga bergerak diatas MA5 dan garis MACD terus mengarah ke atas yang mendukung setelah konfirmasi. histogram.
Sebaliknya, pada hari terakhir perdagangan Jumat lalu, terjadi peningkatan volume yang mengindikasikan adanya tekanan beli akibat penurunan suku bunga.
2. Beli pada Breakout LSIP (Support 980, Resistance 1090)
Pemerintah melalui Keputusan Menteri Keuangan No. Undang-Undang Nomor 62 Tahun 2024 resmi mengurangi pajak ekspor minyak sawit. Operasi ekspor yang lebih kecil akan membuat CPO lebih kompetitif dibandingkan minyak nabati lainnya sehingga meningkatkan permintaan dan mendukung harga CPO. Hal ini akan berdampak positif bagi eksportir kelapa sawit.
Secara teknis, sepertinya ada jenis desain bendera yang merupakan proses pengembangan yang dinamis. Jika LSIP mampu menembus resistance bawah di 1035, ada kemungkinan LSIP akan terus menguat di kisaran 1080-1100.
3. Beli AUTO (Support 2250, Resistance 2500)
Secara teknis, AUTO yang sebelumnya mengalami penurunan perlahan mulai menciptakan tren baru. Dari segi pergerakan harga, AUTO saat ini sedang bergerak diatas indikator MA5 dan MA20.
Selama periode bullish ini, nilai perdagangan AUTO mungkin disebabkan oleh kenaikan di atas rata-rata saat berada dalam tren menurun. Saat ini jika dilihat dari indikator MACD, garis sudah melewati garis salib emas dan histori sudah mulai berubah positif menandakan bahwa saham sudah mulai konvergen.
Penafian: Semua keputusan investasi berada pada kebijaksanaan pembaca. Lakukan riset dan analisa sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Indeks Indeks Industri (IHSG) ditutup pada level 7.743, melemah 0,83% selama sepekan pada akhir sesi Jumat 20 September 2024. Pelemahan IHSG dipengaruhi oleh Prajogo Pangest seperti BREN, BRPT dan TPIA. yang jatuh karena berita FTSE. Meski melemah, IHSG sempat mencapai level tertinggi baru di area 7.900 pada 19 September 2024.
“Jika level 7.700 bisa dipertahankan sebagai area support, IHSG berpeluang untuk terus menguat dalam beberapa waktu ke depan,” kata David.
David menjelaskan pelemahan pasar pada pekan lalu disebabkan oleh dua kerugian besar, yaitu BEI Infrastruktur dan BEI Industri Dasar. Pekan lalu, emiten BEI anjlok 4,19% seiring melemahnya saham perusahaan dengan pangsa pasar terbesar di sektor ini, BREN.
Saham Grup Barito anjlok 25% pasca tersiar kabar FTSE. “Pada hari Kamis 19 September, FTSE mengumumkan akan menghapus Barito Renewables Energy dari FTSE Global Equity Series-Large Cap Index karena terpengaruh oleh aturan perdagangan akibat banyaknya pemegang saham, dimana 97% dari seluruh saham dimiliki oleh 4 pemegang saham” – katanya.
Selain itu, Indeks Industri Dasar BEI pada pekan lalu melemah 2,30% seiring pelemahan 3 saham teratas yaitu AMMN, BRPT, dan TPIA. “Beberapa perusahaan lain di Grup Barito pun turut merespons kabar keluarnya BREN dari FTSE. Di sisi lain, secara umum pergerakan industri riil masih terlihat tidak menarik,” tambah David.
Sedangkan dua pemenang terbesar yang menyelamatkan IHSG dari resesi mendalam adalah IDX Healthcare dan IDX Trans. Pandangan yang mempengaruhi pasar pada 17-20 September 2024 adalah indeks perdagangan Indonesia, penurunan BI rate, serta data The Fed dan klaim pengangguran.
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2024 sebesar $2,40 miliar, turun dari $2,93 miliar pada Mei 2024, yang merupakan surplus selama 50 bulan berturut-turut. Surplus terjadi karena nilai ekspor lebih besar dibandingkan nilai impor.
Terkait suku bunga, Bank Indonesia memutuskan menurunkan BI rate sebesar 25 basis poin dari sebelumnya 6,25% menjadi 6,0%. Hasil ini lebih rendah dibandingkan konsensus sebesar 6,25%. Penurunan BI rate mencerminkan prospek positif bagi pasar mengingat laju perekonomian dan stabilitas USD/ID. Pandangan mengenai tingkat suku bunga ini akan terus mempengaruhi pasar dalam beberapa minggu ke depan.
Selain itu, Federal Reserve (Fed) juga menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4,75-5,0%, di atas ekspektasi pasar sebesar 25 basis poin atau 5,0-5,25%. Pemangkasan suku bunga dilakukan karena keyakinan The Fed bahwa tingkat inflasi AS sesuai dengan ekspektasi The Fed.
“Penting untuk dicatat bahwa penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin atau lebih hanya dilakukan dalam situasi darurat. Selama 30 tahun terakhir, The Fed telah memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin selama gelembung dot-com pada tahun 2001, yang merupakan subprime. krisis KPR tahun 2008 dan krisis tahun 2020. Pandemi Covid-19,” kata David.
Terakhir, ada anggapan jumlah pengangguran berkurang 12.000 orang. ke level 219 ribu dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 230.000, lebih rendah dari konsensus 231.000. Artinya, pasar tenaga kerja AS masih dalam kondisi baik dan sesuai ekspektasi The Fed.