Rupiah Ditutup KO Lagi dari Dolar AS, Tembus Segini
thedesignweb.co.id, Jakarta Nilai tukar rupiah kembali melemah pada Kamis 3 Oktober 2024.
Rupiah ditutup melemah 160,5 poin terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan sore Kamis (3/10), setelah melemah 175 poin menjadi 15.428,5 poin dari sebelumnya di kisaran 15.268.
Sedangkan pada perdagangan besok, rupiah berubah dan ditutup pada level 15.410 – 15.500,- kata Direktur PT Profit Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (3/10/2024).
Penurunan nilai tukar Rupiah terjadi karena Bank Indonesia (BI) mengindikasikan akan membuka kemungkinan penurunan suku bunga atau BI Rate lagi hingga akhir tahun ini.
Langkah tersebut konsisten dengan harga yang rendah, nilai tukar rupiah yang stabil, dan pertumbuhan ekonomi yang perlu terus didorong.
Seperti diketahui, BI telah memangkas BI rate pada rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2024 sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,00 persen.
Sementara itu, suku bunga Amerika Serikat atau Fed Funds Rate (FFR) pada September 2024 akan berada pada kisaran 4,75 – 5,00 persen.
Selain itu, BI akan terus memantau perkembangan perekonomian, seperti perkiraan suku bunga Amerika (Amerika) dan Eropa, serta perkembangan ekonomi Tiongkok.
Hingga akhir tahun 2024, BI rate diperkirakan berada pada level 5,50.
“Di sisi lain, penurunan suku bunga BI diharapkan akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang stabil, apalagi karena merupakan lembaga perbankan, diharapkan dapat melakukan perubahan. Kebijakan moneter BI akan mendorong penurunan biaya. modal yang masuk. Perubahan ini akan mendorong penurunan bunga kredit,” jelas Ibrahim.
Sementara itu, perekonomian global dibayangi oleh konflik yang semakin meluas di Timur Tengah yang mengancam terganggunya pasokan minyak dari kawasan ekspor utama sehingga membayangi harapan akan kekuatan global.
Laporan ketenagakerjaan nasional ADP menunjukkan bahwa jumlah pekerja sektor swasta AS meningkat lebih dari perkiraan pada bulan September, menjelang data ketenagakerjaan yang lebih tinggi yang diperkirakan pada hari Jumat.
Laporan ketenagakerjaan nasional ADP menunjukkan pada Rabu lalu bahwa Amerika Serikat menambahkan 143.000 pekerjaan pada bulan lalu, setelah peningkatan sebesar 103.000 pada bulan Agustus.
Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin, mengatakan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan lalu merupakan konfirmasi bahwa kebijakan suku bunganya “tidak sesuai” dengan iklim ekonomi saat ini, namun tidak boleh dianggap sebagai tanda bahwa perjuangan melawan inflasi sudah berakhir.