Rupiah Menguat Tipis di Akhir Oktober 2024, Ini Prediksi pada November 2024
Di thedesignweb.co.id, rupiah Jakarta menguat pada akhir bulan 31 Oktober 2024. Rupiah menguat tipis 1 poin terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada Kamis (31/10), setelah sebelumnya menguat 5 poin. Rp menjadi Rp 15.703 dari penutupan sebelumnya Rp 15.704
“Untuk perdagangan besok, nilai tukar rupiah terdepresiasi namun ditutup melemah pada kisaran Rp 15.690 hingga 15.760,” kata Direktur PTI Forexindo Futures, Ibrahim Aswabi di Jakarta, Kamis (31/10/2024).
Data pemerintah menunjukkan ekonomi AS tumbuh sebesar 2,8% secara tahunan pada kuartal ketiga tahun 2024, sedikit di bawah perkiraan para ekonom sebesar 3%.
Indeks-indeks AS beragam semalam, menunjuk ke pasar kerja AS yang ketat namun konsumen yang percaya diri, dengan Federal Reserve memberikan sedikit kejelasan mengenai prospek suku bunganya, sehingga memungkinkan dolar AS melemah seiring dengan imbal hasil Treasury.
Ibrahim menekankan bahwa data ekonomi baru-baru ini telah mendorong para pedagang untuk menurunkan suku bunga, hal ini menunjukkan pasar tenaga kerja dan perekonomian yang stabil.
Pasar dan beberapa platform taruhan juga mendukung dolar dan imbal hasil obligasi AS pada kemenangan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump pada 2 November, dan tarif serta kebijakan imigrasinya dipandang bersifat inflasi. Siapa Kamala Harris dari Partai Demokrat?
Selain indikator perekonomian AS, pasar juga terus mengikuti perkembangan konflik di Timur Tengah. Perdana Menteri Lebanon menyampaikan harapannya agar perjanjian gencatan senjata dengan Israel akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan.
Penafian: Artikel ini merupakan produk jurnalistik yang berupa pandangan pribadi pengamat. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mengajak pembaca membeli, memegang atau menjual produk atau bidang perdagangan yang bersangkutan.
Menurut PBK 1997 Undang-Undang Nomor 32 yang telah diubah pada tahun 2011 Berdasarkan undang-undang #10, perdagangan valas melibatkan risiko tinggi dan keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca, jadi kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan apa pun atas keputusan ini
Ibrahim mengungkapkan, target pertumbuhan ekonomi era Provo-Gibran sebesar 1 persen menimbulkan kontroversi di pasar.
“IMF sendiri mematok pertumbuhan ekonomi pada era Provo-Gibran hanya sebesar 5,2 persen. Selain itu, ketegangan geopolitik masih terjadi dan perekonomian Tiongkok sedang melambat,” ujarnya.
Meski pemerintah optimis, angka tersebut mendorong Kabinet Merah Putih untuk bekerja lebih keras memenuhi target pertumbuhan.
Ibrahim juga mencatat, Indonesia sendiri telah mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8,2 persen pada tahun 1995.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di level 8 persen, Indonesia bisa belajar dari berbagai keberhasilan dan situasi pembangunan ekonomi global. Bahkan saat ini belum kembali normal akibat dampak jangka panjang dari Covid-19. Pertumbuhan ekonomi global belum kembali seperti sebelum adanya Covid-19.
Ia menambahkan, untuk itu pemerintah akan menggali potensi sumber perekonomian baru seperti adaptasi dan inovasi teknologi agar Indonesia terhindar dari middle income trap dan mencapai pendapatan menengah ke atas.