Saham

Saham Terafiliasi Miliarder Gautam Adani Ambruk Usai Didakwa Kasus Suap di AS

thedesignweb.co.id, Jakarta – Gautam Adani, miliarder India pemilik Adani Group, telah didakwa di New York atas perannya dalam skema suap senilai $265 juta, kata jaksa AS. Pihak berwenang mengatakan tujuh terdakwa lainnya, termasuk Gautam Adani dan sepupunya Sagar Adani, setuju untuk menyuap pejabat India untuk mendapatkan keuntungan sebesar $2 miliar selama 20 tahun dan kontrak yang diharapkan untuk mengembangkan proyek tenaga surya terbesar di India.

Seorang hakim telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Gautam Adani dan Sagar Adani, dan jaksa berencana untuk menyerahkan surat perintah tersebut kepada polisi asing, menurut dokumen pengadilan.

Pasca kejadian ini, dampak negatif langsung dirasakan Grup Adani. Adani Green Energy telah membatalkan rencana untuk mengumpulkan obligasi dolar AS senilai US$600 juta. Harga pelaksanaan obligasi telah ditetapkan tetapi ditarik setelah berita tersebut.

Pada awal perdagangan Asia pada hari Kamis, obligasi dolar Adani turun, dengan harga obligasi Pelabuhan Adani dan Zona Ekonomi Khusus turun antara 3-5 sen. Penurunan tersebut merupakan yang terbesar sejak Grup Adani dilanda short seller pada Februari 2023.

Dalam pengajuan Yahoo Finance pada Kamis (21/11/2024), jaksa juga mengatakan Adani dan eksekutif Adani Green Energy lainnya, mantan CEO Vaneet Jain, mengumpulkan lebih dari $3 miliar pinjaman dan obligasi dengan menyembunyikan korupsi dari pemberi pinjaman dan investor.

 

Menurut tuduhan tersebut, beberapa konspirator dalam gugatan perdata menyebut Gautam Adani dengan nama kode “Numero Uno” dan “The Big Man”, sementara Sagar Adani dikatakan menggunakan ponselnya untuk melacak detail pasti dari kasus tersebut. menyuap. .

Perusahaan investasi yang terdaftar di Australia dan pendukung utama Adani, GQG Partners, turun 20%. Penurunan tersebut merupakan penurunan terbesar dalam satu hari sejak tercatat tiga tahun lalu.

Tahun lalu, GQG mengakuisisi 3,4% di Adani Enterprises – perusahaan induk grup, 4,1% di Pelabuhan Adani dan Kawasan Ekonomi Khusus, 2,5% di Adani Transmisi dan 3,5% di Adani Green Energy. Perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sedang memantau biayanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *