Kesehatan

Sambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Dokter Singgung soal Forest Healing bagi Pekerja

thedesignweb.co.id, Jakarta Hari Kesehatan Mental Sedunia yang diperingati setiap tanggal 10 Oktober menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kesehatan mental, khususnya bagi para karyawan.

Salah satu cara perusahaan mengurangi stres karyawan adalah dengan melakukan forest healing, atau kembali ke alam. Lantas, apakah cara ini efektif melindungi kesehatan mental karyawan?

Menanggapi hal tersebut, pakar profesional Palupi Augustina mengatakan, hal itu kembali pada diri masing-masing orang. Pasalnya, tidak semua orang menyukai aktivitas di luar ruangan.

“Terapi hutan bisa kembali ke definisi kerja dari hobi, hobi adalah sesuatu yang kita nikmati. Lalu apakah terapi hutan efektif atau tidak? (Efektif) Bagi yang mencintai. “Saya tidak melakukannya karena banyak nyamuk,” kata perempuan yang akrab disapa Lulu itu kepada Health thedesignweb.co.id saat temu media dengan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Rabu (2/10/2024).

Agar program pengurangan stres menjadi efektif, seseorang harus melakukan aktivitas yang mereka sukai bersama orang lain pada frekuensi yang sama. Artinya memiliki hobi yang serupa.

“Jadi dari segi efektivitas program fitnes dan cara kita bersikap, kita bisa mencari teman dengan frekuensi yang sama. Kalau suka ke hutan, tidak apa-apa,” ujarnya.

Sementara itu, jika perusahaan mempunyai program pengurangan stres serupa, harus ada pemungutan suara untuk memutuskan apakah tujuannya adalah hutan, pantai, atau lokasi lainnya.

Selain itu, cara sederhana untuk mengurangi stres adalah dengan melakukan sesuatu yang Anda sukai. Bagaimana cara menjalankan atau memanggang?

“Prinsip dibalik efektifitas program adalah melakukannya sesuai dengan apa yang kita sukai terlebih dahulu. Sesederhana itu bagi saya pribadi, saya suka berlari dan membuat kue. Jadi ketika saya stres, saya berlari atau membuat kue, kata Lulu.

“Jadi kalau saya punya biskuit yang baru dipanggang di rumah, suami saya bertanya, “Masalahnya apa?” katanya

Dalam kesempatan yang sama, Imran Pambudi, Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kmenkes RI), menyampaikan bahwa tema global Hari Kesehatan Jiwa tahun 2024 adalah Saatnya Mengutamakan Kesehatan Jiwa di Tempat Kerja.

Meski sahabat bangsa belum disesuaikan, yang diiklankan adalah kerja cerdas dengan semangat sehat menuju Indonesia Emas 2045.

Sub Tema Nasional: Tenaga Kerja Kuat Mental, Produktivitas Tinggi Pentingnya Kesehatan Mental di Tempat Kerja Modal Mental Sehat Kerja Efektif

“Jadi tahun ini fokus globalnya adalah kesehatan mental di tempat kerja,” kata Imran dalam media briefing di Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2024.

Mengutip PP Nomor 88 Tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja, Imran menambahkan, ada empat upaya yang perlu diperhatikan, yakni upaya pencegahan penyakit. Upaya peningkatan kesehatan. Upaya untuk menyembuhkan penyakit. Upaya memulihkan kesehatan.

Upaya pencegahan penyakit meliputi identifikasi, evaluasi, dan pengendalian penyakit yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan.

“Jadi skrining harus dioptimalkan, kita juga tahu di pemerintahan Pak Prabowo berikutnya akan dilakukan skrining kelahiran. “Skrining dilakukan terhadap seluruh warga pada hari ulang tahunnya, termasuk pemeriksaan kesehatan jiwa,” jelas Imran.

Ia menambahkan, Prabowo sendiri sudah menyatakan akan ada pemeriksaan kesehatan. Sementara Kementerian Kesehatan mulai menyusun apa saja yang termasuk dalam pemeriksaan kesehatan.

“Beliau (Prabovo) bilang pemeriksaan kesehatan sudah dilakukan, tapi kami (Kemenkes) sekarang mulai memaknai pemeriksaan kesehatan tersebut. Mulai dari skrining fisik untuk anak, skrining tumbuh kembang, skrining penyakit tidak menular (PTM) untuk orang dewasa, ada juga skrining mental, jelas Imran.

Pemeriksaan kesehatan mental penting dilakukan karena begitu banyak orang yang menghadapi masalah kesehatan mental. Gangguan jiwa yang paling banyak ditemui di masyarakat adalah kecemasan, depresi, dan skizofrenia.

“Dan itu (masalah kesehatan jiwa) tiap daerah berbeda-beda, pokoknya yang saya ingat provinsi Yogyakarta paling banyak permasalahannya di tahun 2023,” kata Imran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *