Sampah Makanan dari Program MBG Bisa Dimanfaatkan untuk Kompos dan Budidaya Maggot
thedesignweb.co.id, Jakarta, yang berada di belakang implementasi program program nutrisi gratis (MBG) (MBG) prihatin dengan potensi limbah atau limbah diet.
Indonesia sendiri terdaftar sebagai negara yang menghasilkan 20,93 juta ton limbah makanan setiap tahun. Ini dinyatakan dalam data PBB (PBB) melalui lingkungan PBB (UNEP) 2022.
Berita baiknya adalah bahwa limbah MBG memiliki potensi ekonomi melingkar ketika digunakan sebagai kompos atau digunakan dalam larva.
Badan Lingkungan Jakarta (DLH) telah menyatakan bahwa kesiapan untuk mendukung program MBG dengan penekanan pada pengelolaan limbah organik atau limbah makanan.
Dukungan ini mencakup pemrosesan limbah organik dapur (SOD) dari layanan makanan (SPPG) ke seluruh MBG di sekolah. Dengan demikian, limbah organik dari makanan nutrisi gratis di Jakarta tentu akan efisien dan digunakan dengan baik.
“Kami akan mengatasi limbah organik dari dapur SPPG, yang akan dikirim ke 3R TPS dan didistribusikan oleh aktivis Biokonversion Black Soldier (BSF),” kata Jakarta Asep Kuswano pada hari Selasa, DLH Asep Kuswano (7/12025) pada hari Selasa.
Pemimpin Unit Kerjasama di Sepbadan P2SDM LHK, Indri Puji Rianti, S.Hut, M.S., dalam tulisannya, dijelaskan sejak awal tahun 2020, belatung BSF telah menjadi ulasan menarik dari berbagai media.
Harga pasar minimum adalah Rp.55 000 per kg untuk larva kering atau RP minimum.
Indra menambahkan bahwa kemungkinan bisnis belatung jika itu secara serius membawa uang, serta menyelesaikan masalah limbah organik di lingkungan tersebut.
Maggot adalah larva Prajurit Hitam (BSF) yang terbang, sehingga sering disebut Maggot BSF.
BSF terbang disebut Latin Holmetia Illsenz. Bentuknya mirip dengan cacing, sebuah buku dengan larva 15-22 mm dan coklat. Siklus hidup BSF terbang adalah sekitar 40 hingga 43 hari. BSF Larvae/Larvae 14-18 hari terakhir sebelum metamorfosis pada pupa dan lalat dewasa.
Mago atau Larva dari Black Soldier Fly (BSF) berbeda dari jenis lalat secara umum, seperti rumah dan lalat hijau yang ditandai oleh penyakit. Lalat BSF ini tidak menyebabkan bau yang tidak menyenangkan daripada pembawa penyakit melalui tubuh BSF yang mengandung antibiotik alami.
Lalat hijau biasanya tergantung pada zona kotor, tetapi BSF ini hanya terbang ke zona fermentasi.
Maggot BSF digunakan dan dijual dalam bentuk gambar segar, label kering, telur dari lalat BSF dan turunannya seperti tepung magot, butiran mago, prebiotik dan pupuk organik.
Maggot mengandung protein tinggi, yang sekitar 30-45 persen, sehingga disarankan untuk digunakan sebagai pakan ternak seperti ikan, burung dan hewan lainnya. Pupuk organik sebagai larva produk turunan berfungsi sebagai kondisioner tanah atau untuk kebangkitan.
“Budidaya belatung mudah dilakukan dan tidak memerlukan teknik khusus bagi semua orang untuk melakukannya,” Indra menjelaskan dalam karyanya di bawah “Budaya BSF Maggot, solusi untuk pengelolaan limbah organik yang menguntungkan.”
Selain menghasilkan uang, biaya yang Anda hasilkan relatif murah, dan pemeliharaan tidak membutuhkan waktu karena mereka tidak perlu dipantau setiap hari. Selain itu, biaya pakan juga tidak mengandung limbah organik.
Budidaya belatung dimulai dengan sepasang dan musim belatung segar selama sekitar 15 hari. Larial Growing dapat dilakukan dalam skala kecil dan menengah.
Berikut adalah beberapa hal yang dibuat dengan belatung BSF yang tumbuh: lakukan kandang lalat
Drum ini akan bekerja sebagai tempat di mana lalat BSF bertelur. Ukuran kandang 3 m x 2m x 2m sudah cukup untuk memulai bisnis BSF BSF kecil.
Ukuran sel dapat menampung ribuan larva. Kandang ini biasanya bambu, kayu atau bahan lainnya, yang kemudian ditutupi dengan jaring. Budidaya belatung dapat dimulai dengan pembelian pupa, yang kemudian berkembang dalam lalat BSF dan bertelur. Harga untuk boneka – dari RP150 000/kg. Atau Anda dapat membeli telur BSF dengan harga 5000-7000 rp.
Dari 1 gram telur BSF dapat menghasilkan larva (larva segar) sekitar 2-3 kg. Membuat kotak telur
Selain kandang produksi telur, ini juga membutuhkan kotak sebagai lingkungan pertukaran telur, yang kemudian akan berubah menjadi larva BSF belatung. Kotak ini dapat terbuat dari kardus, kayu lapis atau kotak plastik. Ukurannya dapat disesuaikan dengan jumlah telur. Siapkan biopoda
Media untuk meningkatkan larva disebut biopode yang dapat dibuat dari kayu atau kamar mandi plastik. Buat bentuk kotak atau, jika perlu dan kemudian diisi dengan bumi.
Ukuran Bioponda diatur oleh jumlah palka telur. Setelah menetas telur di dalam kotak penetasan, larva segera pindah ke biopoda. Larva telur dari larva harus dibuat untuk mencegah penghancuran telur yang tidak lagi sesuai dengan larva. Limbah organik
Mingha -Feed BSF adalah pemborosan rumah tangga organik dalam bentuk puing -puing makanan. Pemberian makan ini dapat dilakukan secara langsung atau dipotong atau dimasukkan terlebih dahulu dengan shredder atau manu -machine.
Saluran ini ditaburkan dengan pembawa ekspansi Biopost/Larvae. Sebagian besar 15.000 larva/larva BSF dapat mengkonsumsi sekitar 2 kg limbah organik hanya dalam 24 jam. Cara mengumpulkan larva bsf
Setelah palka telur dan terpisah dari biopod, biarkan selama 1 minggu sampai larva sempurna.
Waktu panen terbaik adalah 2-3 minggu setelah palka telur. Untuk mengundang lalat BSF untuk terus melakukan klik, taburi dengan dedak fermentasi di sekitar telur.