WEB NEWS SatuDNA: Langkah Maju dalam Pengobatan Presisi Melalui Analisis Genomik
thedesignweb.co.id, Jakarta – Di era pengobatan modern, pengobatan sendiri terhadap suatu kondisi medis menjadi semakin penting. Salah satu pengalaman di bidang ini adalah pemanfaatan data genom dari program Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) dengan platform SatuDNA. Program ini memungkinkan dokter mengetahui jenis obat yang paling sesuai dengan genetik pasien, sehingga memudahkan peresepan yang tepat dan mengurangi efek samping.
Informasi pengembangan obat diperoleh dari hasil analisis farmakogenomik, yang menggunakan informasi genom untuk memilih dan mempersonalisasikan obat. Tujuannya untuk mencegah reaksi merugikan dan mengoptimalkan penggunaan obat.
Manajer Operasional BGSi, Irene Lorinda Indalao, SSi, MSc, PhD, menjelaskan resep ini bisa didapatkan dari peserta BGSi yang mengikuti pemeriksaan darah. Setelah pemeriksaan dilakukan analisis genetik.
“Seluruh peserta BGSi SatuDNA akan mendapatkan hasil farmakogenomik gratis sehingga mengetahui obat mana yang sesuai dengan efek samping paling kecil sesuai dengan genetik peserta,” kata Irene di Jakarta, ditulis Senin (23/9).
Farmakogenomik merupakan aspek penting dari pengobatan presisi. Ini adalah cabang ilmu yang mempelajari bagaimana DNA seseorang mempengaruhi respon tubuh terhadap obat. Hasil analisis farmakogenomik ini dapat membantu meningkatkan hasil kesehatan dengan mengidentifikasi target obat baru dan membantu menentukan apakah obat efektif dan aman dikonsumsi.
Proyek BGSi SatuDNA yang digagas Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) ini terbuka untuk seluruh masyarakat Indonesia, baik penderita penyakit tertentu maupun orang sehat. Pendaftaran dapat dilakukan melalui fungsi SatuDNA pada aplikasi SATUSEHAT Mobile dengan kode verifikasi.
“Partisipasi BGSi terbuka untuk umum, bersifat sukarela dan gratis jika memenuhi kriteria inklusi. Tidak ada waktu khusus untuk mengajukan diri sebagai peserta,” lanjut Irene.
“Semua peserta akan dijelaskan tentang program dan manfaat yang akan diterima, termasuk informasi tentang keamanan data dan penggunaan data yang akan digunakan. Jika peserta setuju untuk berpartisipasi, semua peserta akan dimintai formulir persetujuan untuk menarik . “
Tahap selanjutnya, calon peserta akan diminta mengisi informasi pribadi, menjawab pertanyaan diagnostik, memilih tes diagnostik, dan menyerahkan dokumen pendukung. Lamaran akan diverifikasi untuk memastikan kepatuhan terhadap proses rekrutmen BGSi.
Jika memenuhi kriteria, peserta dapat menjadwalkan waktu dan tempat pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan genetik di rumah sakit jaringan BGSi Hub. Selain itu, data hasil dan analisis akan dapat diakses secara digital oleh peserta melalui aplikasi SATUSEEHAT Mobile.
Mengenai analisis data peserta kedepannya, Irene Lorinda Indalao menambahkan bahwa peserta harus memenuhi kriteria inklusi dengan menjawab pertanyaan survei sesuai dengan keadaan sebenarnya, agar dapat dimasukkan ke dalam kelompok peserta sesuai dengan kesehatannya. Selain itu, peserta harus menyerahkan dokumen pendukung atau rekam medis.
“Peserta yang terakreditasi adalah mereka yang memenuhi kriteria inklusi dan telah memberikan informasi yang diperlukan. Dengan demikian, petugas rumah sakit dapat memberikan jaminan hasil,” jelas Irene.
Oleh karena itu, peserta diimbau untuk menuliskan penyakitnya yang sebenarnya dan menyampaikan informasinya juga.
Sedangkan hasil pemeriksaan genetik yang diperoleh setelah pemeriksaan darah, termasuk informasi obat, dapat digunakan dokter setelah mengambil keputusan dalam memberikan pengobatan yang tepat.
“Hasilnya bagi peserta adalah laporan farmakogenomik yang hasilnya dapat digunakan oleh dokter sebagai pengambilan keputusan dalam memberikan pengobatan yang tepat kepada pasien,” kata Irene Lorinda Indalao.