Segera Periksa Bila Rasakan Benjolan di Payudara, Dokter Jelaskan Langkah Pemeriksaannya
thedesignweb.co.id, Jakarta Banyak wanita yang takut memeriksakan payudaranya meski merasakan ada benjolan di area tersebut. Namun, tidak selalu jelas apakah benjolan tersebut merupakan kanker payudara, jadi penting untuk segera menemui dokter.
“Belum tentu tumor, bisa saja infeksi atau kista. Jadi segera temui dokter untuk diperiksa,” kata dokter spesialis bedah onkologi Diani Kartini dalam wawancara online dengan pihak RS Pondok Indah dalam rangka Bulan Peduli Kanker Payudara. 16 Oktober 2024.
Diani menjelaskan, selain benjolan, ada gejala lain yang patut diperiksakan ke dokter, seperti kulit payudara seperti kulit jeruk, puting susu tertarik meski normalnya menonjol, lalu keluar cairan dari puting. tidak menyusui.
Perubahan tersebut diketahui karena Anda melakukan pemeriksaan SADARI atau payudara setiap bulannya.
Pemeriksaan dokter bertujuan untuk mengetahui penyebab gejala tersebut.
Untuk memberikan gambaran, Diani menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan jika pasien mengeluhkan gejala di atas:
1. Dokter menanyakan kondisi pasien
Pertama, dokter menanyakan pasien tentang keluhannya. “Kapan kista itu muncul?”, “Sakit atau tidak?”, “Apakah ada riwayat kanker payudara di tempat kerja?” Sayang
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien, salah satunya dengan meraba benjolan tersebut dengan tangan. Dokter yang cerdas dan berpengalaman dapat membedakan tumor atau infeksi jinak dan ganas.
Diani “”Dokter yang berpengalaman mengetahui apakah benjolan yang dirasakan pasien itu jinak, ganas, atau infeksi. Oleh karena itu, dokter dapat menyarankan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Diani.
3. Dukungan ujian
Lalu ada pemeriksaan penunjang seperti USG payudara, mamografi atau MRI payudara tergantung indikasi dan usia pasien.
Setelah diperoleh hasilnya, dokter akan memberikan informasi mengenai adanya benjolan atau kelainan di sekitar payudara.
Kanker payudara adalah jenis kanker yang terjadi ketika sel-sel ganas tumbuh di jaringan payudara. Sel-sel tersebut dapat membentuk tumor yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan kesehatan.
Kanker payudara lebih sering terjadi pada wanita, namun bisa juga terjadi pada pria.
“Bisa juga terjadi pada laki-laki, tapi persentasenya kecil. Di bawah lima persen,” kata perempuan yang kuliah di bidang bedah onkologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Soal rambu-rambu, Diani menyebut mereka setara dengan perempuan. Puting mungkin retak atau berubah.
“Tentunya orang tersebut harus menjalani pemeriksaan tambahan seperti USG, mamografi, dan biopsi untuk memastikan diagnosisnya.”