Global

Seniman di AS Tuai Kritikan dari Warganet Usai Pasang Tato ke Anak 9 Tahun

Liputan.com, Washington DC – Seorang seniman tato asal Arizona, Amerika Serikat (AS) menarik perhatian publik setelah ia menato bendera Amerika di lengan seorang gadis berusia sembilan tahun.

Video proses pembuatan tato yang diunggah dengan username Instagram @cutzsosa ini menuai perdebatan sengit di media sosial, meski dilakukan atas izin orang tua.

Video tersebut memperlihatkan bocah tersebut pertama kali meminta tato Donald Trump di lehernya.

Namun, Sosa, seorang seniman tato di Black Onyx Empire Tattoo di Yuma, Arizona, berhasil meyakinkannya untuk memilih desain yang lebih netral dan patriotik, yaitu bendera Amerika di lengannya. Menurut Sosa, keluarga anak tersebut bahkan melewati batas negara untuk mendapatkan tato tersebut.

“Saya melakukannya sekitar setahun lalu dan kemudian saya memintanya untuk memikirkannya selama setahun,” kata Sousa kepada Mail Online, Senin (13/1/2025) seperti dilansir laman Odisha Central.

“Bulan lalu dia meminta percikan warna merah pada bendera bersama orang tuanya.”

Meskipun semua negara bagian di Amerika Serikat mempunyai undang-undang yang melarang anak di bawah umur untuk membuat tato, beberapa negara bagian, seperti Arizona, memberikan pengecualian jika izin orang tua diperoleh. Oleh karena itu, secara hukum, tindakan Sosa tidak dianggap ilegal. Namun keputusan tersebut menuai kritik dari banyak rekan profesionalnya.

“Ini sangat mengecewakan bagi industri kami, terutama di Arizona yang peraturannya sangat minim,” kata Ben Shaw dari Tattoo Professionals Alliance.

“Ketika ada anak berusia 10 tahun yang memiliki tato profesional dan mereka mengatakan dia melakukannya di toko tato, itu merusak reputasi kami secara keseluruhan.”

Sosa berusaha membela diri dengan mengatakan bahwa keluarga anak tersebut berasal dari Turki, di mana tradisi membuat tato di usia muda dianggap biasa. Namun, diakuinya keputusan menato anak berusia sembilan tahun ternyata lebih kontroversial dari perkiraannya.

“Saya tidak menato anak usia sembilan tahun setiap hari,” jelas Sosa.

“Saya bahkan tidak menato anak-anak saya sendiri. Saya tidak mendorong anak-anak untuk membuat tato.”

Namun kontroversi tersebut berdampak buruk pada bisnisnya.

“Saya mendapat banyak kritik. Saya mendapat kebencian dari karyawan saya. Saya mendapat ulasan buruk di Google,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *