THE DESIGN WEB

Seputar berita tentang liputan nusantara

Kesehatan

Sepekan Program Makan Bergizi Gratis, Ini Evaluasi dari BKKBN soal MBG bagi Ibu Hamil

thedesignweb.co.id, Jakarta Program makan gratis bergizi atau dikenal dengan MBG telah berjalan selama seminggu. Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN juga tengah menyiapkan asesmen.

Evaluasi BKKBN ini khusus membahas pelaksanaan MBG bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak kecil.

“Ada beberapa catatan yang jelas nanti akan kita perbaiki. Kemarin sudah ada catatannya dan akan kita perbaiki mulai dari cara pendistribusiannya. Ibu hamil tidak bisa berkumpul setiap hari,” kata Wihaji, Kepala BKKBN, Senin (Januari 2025). Jadi yang terjadi, sudah kita rumuskan, sudah berkali-kali kita rumuskan,” ujarnya di Jakarta, 13 Agustus lalu.

Sepekan lalu, BKKBN masih melakukan uji coba penerapan MBG, khususnya bagi ibu hamil dan anak kecil. Sementara itu, nota kesepahaman akan ditandatangani pada 20 Januari 2025.

“Tanggal 20 Januari kita akan tandatangani nota kesepahaman dengan BGN (Badan Gizi Nasional), nota kesepahaman pendataan itu milik kita, nanti Insya Allah daerah ini juga milik kita, tapi anggarannya akan datang dari BGN, ” jelas Wihaji.

Terkait jumlah target, Vihaj mengatakan pihaknya akan memberikan update pada hari yang sama, 20 Januari.

“Kita lihat tanggal 20 nanti pendataan kembali dilanjutkan, berapa titiknya yang belum bisa ditentukan,” kata Vihaj.

Pada tahap awal, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak kecil menerima MBG seminggu sekali. Lantas, apakah MBG memiliki kebutuhan pengelolaan sehari-hari?

“Kalau ada permintaan, tinggal diputuskan berkoordinasi dengan BGN,” kata Wihaji.

Ia juga merencanakan beberapa program penerapan MBG bagi ibu hamil, salah satunya adalah pembagian makanan di Posyandu.

“Ada beberapa pilihan, salah satunya mempermudah semuanya, mulai dari posyandu, dilakukan bersama-sama. Kedua, kita punya TPK (tim dukungan keluarga) yang khusus diperuntukkan bagi ibu hamil. t Cuma datang, tapi asupan nutrisinya juga,” jelasnya.

Nanti kita akan mencapai nota kesepahaman dan terus kita koordinasikan perbaikan teknisnya dengan BGN, itu hanya formalitas saja, ujarnya.

Sebelumnya, program MBG dipandang perlu menyasar ibu hamil dan anak kecil, bukan hanya anak usia sekolah.

Selain memberikan gizi, MBG juga merupakan salah satu cara untuk mengedukasi masyarakat mengenai kebutuhan gizi minimal yang harus dipenuhi oleh para ibu, termasuk janin dalam kandungan. 

Demikian sambutan yang disampaikan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan di sela-sela acara khusus pembagian MBG yang digelar di Posyandu Dahlia, Sirakas, Jakarta Timur pada Jumat, 10 Januari 2025. Bersama Wakil Presiden BKKBN Isyana Bagoes Oka.

“Kadang para ibu lupa, kalau sedang hamil, berarti ada bayi di dalam kandungan yang perlu disusui,” kata Veronica mengutip siaran pers .”

Veronica menambahkan, program MBG penting dalam mencegah keterlambatan pembangunan. Upaya pencegahan harus dilakukan pada masa emas, yaitu masa kritis tumbuh kembang dalam 1.000 hari pertama setelah kelahiran. Ini termasuk 270 hari selama kehamilan dan 730 hari selama dua tahun pertama kehidupan.

“Edukasi ini penting tersampaikan dalam program MBG,” imbuhnya. 

Dalam pidatonya di acara tersebut, Veronica memberikan penghormatan kepada seorang nenek yang datang ke Posiandou bersama keempat cucunya. Ia mengingatkan neneknya untuk menjaga kebutuhan nutrisi cucunya dengan baik karena hal ini sangat penting untuk menjaga kualitas tumbuh kembang anak. 

“Bapak dan Ibu sekalian, pencegahan stunting harus dilakukan sejak dalam kandungan hingga seribu hari pertama kehidupan. “Ini adalah masa emas pertumbuhan dan perkembangan anak dan perlu diketahui bahwa negara telah mengadopsi Undang-Undang Tahun 2024. Kesejahteraan Ibu dan Anak UU No 4 dll mengatur tentang pengamanan tumbuh kembang anak (UU KIA) pada tahap pertama seribu hari kehidupan. “

“Sembilan bulan kemudian, anak itu lahir. Tapi keluarga berencana itu sangat penting agar anak bisa tumbuh dengan sehat, agar anak kita bisa bersaing di masa depan dan rencana presiden ‘Menuju Indonesia Emas 2045’ bisa terwujud,” Wei kata Ronika menjelaskan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *