Serok Cuan Saat Window Dressing, Begini Strateginya
thedesignweb.co.id, Jakarta Pasar perhiasan memasuki musim pembersihan jendela menjelang akhir tahun. Pada dasarnya window dressing merupakan strategi yang digunakan oleh perusahaan dan manajer investasi untuk menarik investor. Yaitu dengan menyempurnakan laporan dan produk keuangan serta keuangan usaha yang dimilikinya.
“Ada potensi window dressing (tahun ini), terutama karena emiten-emiten berkapitalisasi besar sepertinya sudah berkurang secara signifikan, tapi ini insentif bagi uang besar untuk mengambil saham-saham besar,” kata analis Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora kepada Liputan6.om, Kamis (28/11/2024).
Andhika mengatakan, salah satu sektor yang perlu dicermati pada sisa tahun ini adalah keuangan. Menurut dia, sektor perbankan, khususnya bank-bank besar, menarik karena diperkirakan akan tumbuh pada kuartal III-2024, sementara harga saham sedang turun. “Selain itu, bank-bank besar tertarik dengan uang dalam jumlah besar ketika jendelanya sedang ditutup,” katanya.
Analis pasar modal Desmond Wira mengatakan angka historis indeks harga saham gabungan (IHSG) akan lebih tinggi dibandingkan penurunan di akhir tahun. Hal ini antara lain disebabkan oleh laporan pendapatan emiten yang positif.
“Kalau mau prediksi pembersihan jendela, berarti beli berbulan-bulan sebelumnya. Kalau beli di akhir tahun saat pembersihan jendela keluar, sudah terlambat. E Saya bilang itu ide, karena pembersihan jendela tidak dijamin. .” kata Desmond.
Namun, pendiri Silent Trader Academy, Om Silent, mengatakan bahwa hal ini belum berakhir jika investor ingin mengambil keuntungan dari tren window dressing. “Jadi belum terlambat, tapi ada kritik. Pertumbuhannya masih kuat,” ujarnya dalam diskusi MNC Sekuritas yang menyebut strategi efektif mengajak window cleaning.
Menurut Om Silent, ada beberapa pilihan yang perlu diperhatikan pada penutup bawah jendela, antara lain kaca dan arang. Saham-saham dalam kategori ini berada dalam portofolio manajer investasi.
Lalu perbankan, 4 bank teratas. Saham-saham lain seperti BNGA dan NISP. Tapi kalau belum yakin, BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI. Satu saja, jangan beli semua di satu sektor, belum tentu tapi” Maks dua (per sektor),” jelas Om Diam.
Sementara itu, terkait sektor batu bara, Om Silent menjelaskan, sektor ini sepertinya akan bangkit menjelang musim dingin di Eropa. Jadi harga karbon akan naik pada akhir tahun 2025 dan awal tahun 2025, yang dapat meningkatkan pendapatan bagi eksportir karbon pada saat itu.
“Jadi di periode Desember-Januari kita tahu kalau di wilayah Barat yang sebagian besar musim dingin, permintaan batu bara memang meningkat. Di situlah investor mulai melihat dan mengikuti niat menjualnya,” kata Om Diam.
Beberapa pemain di sektor batubara adalah PTBA, ITMG dan ADRO. Selain kedua kategori tersebut, pemasok khusus yang terlibat dalam window dressing adalah TLKM, INDF dan ICBP. “Jadi harganya (TLKM) masih sangat bagus. Atau sangat stabil seperti ICBP atau INDF, karena pembeli dan pengelola dana sebagian besar menahan itu,” ujarnya.