Saham

Setelah jadi Raja Menara, MTEL Fokus Kembangkan Bisnis Ini

thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) genap berusia 16 tahun pada 23 Oktober 2024. Sejak Oktober 2008, Mitratel mengalami pertumbuhan pesat dan pertumbuhan berkelanjutan. Dari perusahaan yang awalnya hanya membangun jaringan telekomunikasi berbasis telepon (PSTN), kini Mitratel telah menjadi penyedia infrastruktur digital terbesar di Asia Tenggara.

Perubahan model bisnis tersebut dilakukan secara konsisten dan hati-hati, serta selalu memenuhi kebutuhan para pelaku industri telekomunikasi, dan perusahaan telah mencapai kesuksesan pada level yang jauh lebih tinggi.

– Enam belas tahun bukanlah perjalanan singkat. Kami telah melewati berbagai pencapaian dan mengatasi banyak tantangan untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan kami di industri telekomunikasi. Kami pasti lebih tinggi untuk tujuan bisnis. “Kita perlu menjadi garda terdepan dalam pemerataan akses telekomunikasi, dan kami senang dapat menjawab tantangan ini,” kata Theodorus Ardi Hartoko atau Teddy, Presiden dan CEO Mitratel.

Perkembangan bisnis Mitratel ditandai dengan semakin agresifnya perusahaan dalam membangun jaringan tiang di seluruh Indonesia, termasuk daerah terpencil dan terpencil yang saat itu kurang terlayani telekomunikasi. Pada saat yang sama, manajemen aktif dalam akuisisi dan memainkan peran penting sebagai konsolidator dalam industri telekomunikasi.

Agresivitas dalam membangun jaringan dan mengakuisisi aset menara dan fiber menjadikan Mitratel sebagai pengembang infrastruktur digital terbesar di Indonesia dan regional. Dengan pesatnya perkembangan bisnis, Mitratel kini dikenal tidak hanya sebagai pemasok kebutuhan TelkomGroup, namun juga sebagai mitra strategis bagi para pelaku industri Telecom Operator (MNO). Peran Mitratel semakin penting dan strategis bagi para pelaku industri yang sedang gencar berekspansi ke luar Pulau Jawa.

“Kami adalah pionir di banyak bidang yang tidak berkembang secepat saat ini. Strategi pemerataan kapasitas telekomunikasi di seluruh tanah air memang membawa berkah luar biasa bagi Mitratel. “Kami sudah menuai apa yang sudah kami tabur sejak lama,” kata Teddy.

Selain mengembangkan model bisnisnya, Mitratel juga melakukan lompatan signifikan dengan memutuskan menjadi perusahaan publik.

“IPO merupakan peristiwa bersejarah dan pencapaian penting bagi perusahaan. Dengan menjadi perusahaan publik, penerapan Good Corporate Governance (GCG) diperkuat dan semakin didorong untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham. Di sisi lain, kami terus menjalankan fungsi aggregator pemerintah untuk mendorong pembangunan infrastruktur telekomunikasi tanah air, kata Teddy.

 

Mitratel melakukan IPO pada November 2021 dengan menerbitkan 23,49 miliar saham. Perusahaan sukses menghimpun Rp 18,79 triliun menjadi salah satu IPO terbesar pada tahun itu. Telkom masih menjadi pemegang saham terbesar dengan kepemilikan saham sebesar 71,83%, dan sisanya 28,17% dimiliki oleh oknum pemerintah.

Sebagai perusahaan publik, Mitratel mampu membukukan pertumbuhan laba bersih yang konsisten. Pada semester I-2024, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp4,45 triliun, naik 7,8% (y-o-y) dibandingkan tahun lalu. EBITDA sebesar Rp 3,69 triliun, naik 10,2%. Selain itu, laba bersih mencapai 1,06 triliun rubel, 4,1% (y/y).

Sejak tahun 2024 hingga 1H2024, Mitratel menguasai 54% dari 3 penyedia Telco (operator telekomunikasi) terbesar di Indonesia, berdasarkan peluncuran 3 operator terbesar tersebut. Mitratel mencatat penambahan 567 menara baru sehingga totalnya menjadi 38.581 menara. Peningkatan jumlah tiang ini dibarengi dengan penambahan 1.189 tenant baru atau 7,1% menjadi total 58.598 tenant. Pencapaian ini memperkuat pangsa pasar Mitratel dengan dominasi sebesar 54%. Sementara itu, bisnis fiber mengalami pertumbuhan mengesankan sebesar 37,9% dari 27.269 km menjadi 37.602 km pada akhir Juni 2024.

Dari 38.581 menara, 15.974 menara atau setara 41% berlokasi di Pulau Jawa. Sedangkan sisanya sebanyak 22.607 menara atau setara 59% berada di luar Pulau Jawa. Kondisi ini menjadi nilai tambah bagi Mitratel, seiring dengan akselerasi industri telekomunikasi di sejumlah wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.

“Sebagai perusahaan publik, dalam mencapai pertumbuhan efisiensi, kami tidak pernah membagikan keuntungan dalam bentuk dividen. “Melalui dividen ini, kami tidak hanya memberikan nilai tambah (shareholder value) kepada investor, tetapi juga secara tidak langsung berkontribusi terhadap peningkatan kas pendapatan negara,” kata Teddy. Sejak IPO Mitratel hingga tahun 2023, MTEL telah membagikan dividen sebesar Rp 2,733 triliun (total tiga tahun).

 

Setelah memantapkan fundamental dan memantapkan model bisnis, fokus manajemen ke depan adalah menciptakan berbagai inovasi baru yang memenuhi kebutuhan pelanggan. Khususnya penerapan teknologi terkini di seluruh lini bisnis, mulai dari digitalisasi layanan hingga mitra bisnis dengan aplikasi Oneflux, berbagi antena, dan pengembangan teknologi sistem menara terbang.

“Kami juga menerapkan konsep green tower sebagai komitmen perusahaan untuk mencapai tujuan netralitas karbon (zero emisi). Kami percaya bahwa bisnis yang baik tidak hanya dapat meningkatkan kinerja keuangan, namun juga berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan. Memang benar

 Untuk mencapai tujuan tersebut, konsentrasikan seluruh kemampuan Anda di sini, – kata Teddy.

Komitmen terhadap kelestarian lingkungan menjadi salah satu etos perayaan 16 tahun Mitratel yang kali ini mengangkat tema “Towards a Brighter Future”. Teddy menjelaskan, tema ini mewakili harapan atau optimisme di masa depan. “Topik ini memberi kita pemikiran bahwa masa depan penuh dengan kemungkinan, kesuksesan dan banyak kemungkinan positif.

“Tujuannya adalah membangun infrastruktur yang mendukung masa depan yang lebih baik di mana manusia, teknologi, dan alam dapat hidup harmonis serta menciptakan dunia yang berkelanjutan dan inklusif,” pungkas Teddy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *