Simak, Tanda Orang dengan Kepribadian Manipulatif dan Cara Mengatasinya
thedesignweb.co.id, Bandung – Di era modern ini, banyak orang yang mulai memahami pentingnya memahami kepribadian. Terutama orang-orang yang mempunyai dampak negatif atau toksik dalam kehidupan.
Sifat yang sering diabaikan saat ini adalah sifat menipu. Perilaku ini semakin mudah dikenali dan dipahami ciri-cirinya karena mulai banyak masyarakat yang berani menjelaskan perilaku tersebut kepada masyarakat, khususnya di media sosial.
Selain itu kebiasaan bertindak merupakan salah satu kebiasaan yang sebaiknya dihindari karena dapat merusak hubungan dan mempengaruhi kesehatan mental orang yang mengasosiasikan kebiasaan tersebut.
Sekadar informasi, orang yang menggunakan tangannya sering kali menggunakan cara-cara licik untuk mendapatkan atau menguasai sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
Orang dengan perilaku manipulatif cenderung memanipulasi perasaan orang lain dan menyalahkan perasaannya sendiri serta memanipulasi perasaannya hingga orang yang terlibat terjebak dalam hubungan tersebut.
Orang yang menjadi korban penipuan sering kali merasa frustrasi, tidak aman, terjebak, dan bahkan kehilangan harga diri. Kemudian, perilaku menyontek berdampak merusak hubungan personal dan kerusakan psikologis.
Pasalnya, jika menyangkut kesehatan mental, hubungan dengan pelaku seringkali rusak. Banyak orang menderita kecemasan atau depresi jika mereka disalahkan dan dipermainkan.
Diambil dari website Verrywell Mind, berikut tanda-tanda yang harus diwaspadai saat Anda bertemu dengan seseorang yang berkepribadian delusi:
1. Manfaatkan kelemahan
Orang yang sifatnya penipu seringkali memanfaatkan kelemahan orang lain dan memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi. Seringkali, mereka menggunakan informasi tentang kelemahan orang lain untuk mengendalikan atau memanipulasi perasaan orang tersebut.
2. Kebakaran gas
Gaslighting merupakan salah satu bentuk manipulasi psikologis yang sering digunakan untuk membuat seseorang curiga atau bersalah. Orang yang berperilaku buruk memanfaatkan cahaya pada tubuhnya, memanipulasinya, dan membuat mereka kehilangan harga diri.
3. Buatlah sambungan
Seseorang yang mempunyai sikap penipu seringkali membuat orang atau orang yang dihadapinya bergantung padanya. Seringkali, mereka akan mengisolasi orang tersebut dari orang lain, termasuk keluarga, teman, atau kenalan.
Oleh karena itu, ketika dia dianiaya, dia akan berpikir bahwa tidak ada orang lain yang akan membantunya kecuali orang yang melakukan hal tersebut. Tidak jarang korban bergantung pada pelaku kekerasan untuk mengendalikan korbannya.
4. Bom cinta
Bom cinta adalah istilah yang menggambarkan suatu tindakan atau ketertarikan yang ekstrim terhadap seseorang. Mereka kerap memberi perhatian atau memberi hadiah mahal.
Namun perilaku pelaku tersebut baru permulaan ketika korban mempunyai perasaan yang kuat dan emosional terhadap orang tersebut. Ketika korban tidak luput, pelaku akan memanfaatkannya untuk keuntungannya sendiri.
5. Bertobat dari dosa
Orang dengan kepribadian delusi cenderung menyalahkan orang lain atas kesalahannya. Bahkan, mereka jarang atau tidak mau mengakui kesalahannya dan berusaha menularkannya kepada orang lain.
Tidak jarang pelaku menyalahkan korban atas keadaan tersebut dan tidak segan-segan mengubah cerita dan menjadikan dirinya sebagai korban, padahal tidak demikian.
Orang dengan kebiasaan delusi pasti bisa pulih, namun butuh waktu untuk mencari bantuan profesional dan keinginan mendalam serta kesadaran diri untuk berubah.
Sebab jika tidak ada keinginan yang jelas dari dalam, sulit mengubah kebiasaan. Dikutip dari Verywell Mind, berikut beberapa cara yang bisa Anda coba untuk mengatasi perilaku delusi:
1. Kesadaran diri
Hal pertama yang perlu Anda perhatikan adalah kesadaran diri dan mengetahui bahwa perilaku atau perilaku menyontek itu tidak sehat dan merugikan. Jika Anda mengetahui hal ini, itulah kunci untuk memulai perubahan.
2. Pengobatan atau konseling
Jika perilaku menyontek sulit diubah, Anda bisa mencari bantuan profesional seperti terapis. Sebab terapis dapat membantu dan memahami keadaan orang tersebut, terutama memberikan pemahaman bahwa menyontek itu buruk.
3. Meningkatkan empati
Orang dengan kepribadian delusi cenderung berempati sehingga tidak merasa bersalah atas tindakannya. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan pemahaman Anda untuk belajar memahami dan mengenali rentang emosi orang lain.
4. Dapatkan dukungan sosial
Penderita delusi yang ingin berubah juga membutuhkan dukungan yang sehat dari teman dan keluarga agar bisa menjadi orang yang lebih baik.