Skema Baru Subsidi BBM dan Listrik Nyaris Rampung, Ini Bocorannya
Liputan6.com, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IACARTA, Bahlil Lahadalia menyatakan, . “Skema subsidi BBM sudah hampir final. Kita tunggu presiden kembali. Kita komunikasikan secara menyeluruh,” kata Bahlil saat ditemui di Jakarta, Jumat (22/11/2024).
Ia mengatakan, setelah mengkomunikasikan skema tersebut kepada Presiden Prabowo, ia langsung mengumumkan formulasi atau skema agar penyaluran subsidi BBM dan listrik bisa lebih tepat sasaran.
“Kalau begitu saya akan umumkan ke wartawan,” kata Bahlil.
Selain itu, kata dia, malam ini ia akan berangkat ke Uni Emirat Arab (EAU) untuk mendampingi Presiden Prabovo dalam lawatannya ke luar negeri yang berlangsung pada 8 hingga 24 November.
Malam ini saya akan berangkat ke Uni Emirat Arab untuk mendampingi Presiden, kata Bahlil.
Sebelumnya, Bahlil mengungkapkan, ada tiga skema penyaluran subsidi BBM dan tarif listrik agar tepat sasaran. Pertama, mengalihkan seluruh subsidi BBM ke Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Opsi kedua adalah mempertahankan hibah bahan bakar dalam bentuk natura untuk semua sarana transportasi dan fasilitas umum. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi. Sementara itu, sebagian besar subsidi masyarakat dialihkan dalam bentuk BLT, dan alternatif ketiga adalah menaikkan harga BBM bersubsidi.
Bahlil menyatakan, ketiga formula tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan penyaluran subsidi yang selama ini dinilai masih timpang.
“Saya katakan terus terang, sekitar 20-30 persen subsidi BBM dan listrik berpotensi tidak tepat sasaran, dan ini merupakan angka yang besar, kurang lebih Rp 100 triliun,” kata Bahlil Lahadalia di Jakarta, Minggu (11/03).
Pengamat Ekonomi Lembaga Aksi Strategis dan Ekonomi Indonesia (ISEAI) Ronnie P. Samsita menyarankan rencana pemerintah mengalihkan subsidi BBM ditunda hingga tahun depan. Ia khawatir kebijakan ini dapat meningkatkan tekanan terhadap daya beli masyarakat kelas menengah.
“Mengenai transisi ke subsidi energi, menurut saya yang terbaik adalah menundanya hingga tahun depan. Jika tidak, kenaikan harga energi untuk transisi ke hibah dapat menimbulkan efek berantai yang berbahaya terhadap daya beli sektor ini. potensi meningkatkan tekanan terhadap pendapatan masyarakat,” kata Roney kepada LipUtan6.com, Kamis (7/11/2024).
Menurut Ronnie, perubahan skema bantuan langsung tunai (BLT) subsidi energi hanya akan menyasar kelompok masyarakat yang memang terkena dampak langsung.
Memang benar bahwa kelompok yang tidak termasuk dalam kategori penerima BLT juga akan melihat daya beli mereka terdampak oleh kenaikan harga komoditas, meskipun dampaknya mungkin tidak sebesar penurunan kelas ekonomi mereka.
“Setidaknya mereka akan mengurangi biaya untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat akibat kenaikan harga,” lanjut Roney.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sempat menyampaikan rencana pengalihan subsidi BBM ke bantuan tunai (BLT). Dia mengatakan, skema tersebut sedang dikembangkan.
Bahlil mengatakan rencana ini sudah dibicarakan dengan beberapa menteri terkait. Dia mengatakan ada beberapa opsi yang dipertimbangkan, namun yang dibahas saat ini adalah soal BLT BBM.
Dalam konteks subsidi energi, ada tiga aspek yang menjadi perhatian, yakni BBM bersubsidi, listrik, dan GLP. Bahlil sepakat skema subsidi GLP tidak diubah, namun subsidi BBM dan listrik diharapkan disesuaikan.