Studi: Perubahan Iklim Membuat Makanan Laut Berbahaya untuk Dikonsumsi
thedesignweb.co.id, Berlin – Dampak perubahan iklim sangat besar, termasuk pangan. Pemanasan global tampaknya telah mengakibatkan hilangnya banyak spesies tanaman dalam beberapa dekade terakhir.
Nah, berbahaya juga jika Anda mengonsumsi berbagai jenis makanan laut. Laporan terbaru dari Otoritas Keamanan Pangan Eropa memperingatkan bahwa kenaikan suhu laut menempatkan konsumen ikan pada risiko yang serius.
Seperti dilansir Food & Wine, perubahan iklim menyebabkan peningkatan bakteri jahat yaitu Vibrio.
Dikutip dari situs mentalfloss, Sabtu (9/11/2024) Mengonsumsi makanan laut mentah atau kurang matang dapat menyebabkan infeksi bakteri, meski biasanya dapat disembuhkan dengan antibiotik.
Gejalanya sangat parah. Penyakit ini dapat menyebabkan demam, sepsis, muntah, diare dan kerusakan jaringan, bahkan kematian.
Meski jarang, Vibrio menyebabkan lebih dari 95 persen kematian terkait makanan laut di Amerika Serikat. Bakteri ini berkembang biak di air hangat dan asin, dan jumlahnya diperkirakan akan meningkat seiring dengan terus meningkatnya suhu laut akibat pemanasan global.
Jika hal ini dibiarkan, bakteri Vibrio akan semakin banyak ditemukan di lautan dan masuk ke dalam tubuh ikan. Ikan ini dapat menimbulkan masalah jika dimakan manusia.
Jika perubahan iklim berdampak pada laut, maka dampak negatifnya juga terlihat pada daratan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperingatkan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan munculnya ular berbisa di wilayah yang sebelumnya tidak terkena dampak. Oleh karena itu risiko gigitan ular pada manusia meningkat.
Hal ini akan lebih buruk lagi jika terjadi di negara dengan akses terbatas terhadap obat penawar gigitan ular.
Menurut pakar gigitan ular WHO, David Williams, satu orang mungkin meninggal akibat gigitan ular setiap empat hingga enam menit.
Setiap tahun, sekitar 240.000 korban gigitan ular menderita cacat permanen, kata Williams.
Racun ular dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian, gangguan pendarahan yang dapat mengakibatkan pendarahan yang mengancam jiwa, gagal ginjal, dan kerusakan jaringan yang dapat mengakibatkan cacat permanen dan kehilangan anggota tubuh.
Williams juga menekankan bahwa kecacatan akibat gigitan ular tidak hanya berdampak pada individu yang terkena, bahkan dapat menjerumuskan seluruh keluarga ke dalam kemiskinan karena biaya pengobatan yang sangat mahal.