Lifestyle

Stylist dan Eco-Friendly, Koleksi Berkelanjutan Kolaborasi APR x Dunia Tex dan Emba Tampil di JFW 2025

thedesignweb.co.id, Jakarta – Mengambil langkah nyata untuk mendukung transformasi industri fashion berkelanjutan, Asia Pasifik (APR), DuniaTex dan EMBA Group bersama-sama menjadi tuan rumah peragaan busana Jakarta Fashion Week 2025 yang berlangsung di Pondok Indah Mall (PIM) 3 pada Rabu 23 Oktober 2024 Hasil kerja sama tersebut telah dirilis 48 koleksi bertema “The Evolution of Fashion”.

Pameran ini menampilkan inovasi dan kreativitas dalam penggunaan material ramah lingkungan. Sebagai bagian dari kolaborasi ini, APR memasok serat viscose terbarukan dan biodegradable, yang kemudian diolah menjadi kain berkualitas oleh Dunia Tex. Grup EMBA menggunakan kain ini tidak hanya untuk menciptakan koleksi yang bergaya, tetapi juga ramah lingkungan.

Bekerja sama dengan Danjo Hiyoji (dengan koleksi busana pria) dan Tities Saputra (dengan koleksi busana wanita), EMBA meluncurkan koleksi yang mewakili empat merek EMBA: Ladies, Denim, Morphidae dan Classic. “Tahun ini, kami berkolaborasi dengan pelaku industri pakaian jadi, merek, dan ritel untuk menunjukkan kolaborasi hilir dalam mengembangkan industri tekstil berkelanjutan di Indonesia,” kata Basri Kamba, Presiden APR.

Melalui kolaborasi ini, Basri juga berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya fesyen berkelanjutan. Untuk koleksi pertamanya, Danjo menciptakan koleksi busana pria dengan dua tema besar: Wild Ones dan Voyage.

Bagian dari EMBA Denim, koleksi WildOnes menampilkan applique denim menggunakan viscose ramah lingkungan dalam gaya edgy dan eksperimental. Sementara itu, Voyage menghadirkan koleksi klasik yang memadukan pesona hijau, navy dan krem, pantai dan gurun pasir dengan applique sutra viscose yang elegan.  

Untuk busana wanita, Tities mengusung tema kebebasan dan ketenangan. Freedom merupakan koleksi wanita EMBA yang mewakili revolusi denim elegan melalui penggunaan sutra viscose sebagai bahan ramah lingkungan.

Sementara itu, koleksi Morphidae bertema Calma menampilkan elemen yang meningkatkan kesadaran akan penggunaan material berkelanjutan demi keberlanjutan.

“Dengan koleksi Fashion Evolution, kami dapat menonjolkan gaya pakaian yang berbeda, dari kasual hingga elegan, menggunakan bahan yang berbeda namun ramah lingkungan,” kata Mia Wu, manajer komunikasi pemasaran di Emba Group.

Tahun ini merupakan tahun ketiga APR berpartisipasi dalam JFW, dan untuk pertama kalinya, APR menggandeng produsen pakaian DuniaTex untuk berkolaborasi dengan brand lokal di Jakarta Fashion Week, peragaan busana terbesar di Asia Tenggara.

Kami berharap kolaborasi antar ekosistem tekstil ini dapat semakin memperkuat gerakan fashion berkelanjutan di Indonesia. Duniatex, salah satu produsen tekstil terbesar di Asia Tenggara, menyatakan kebanggaannya dapat bermitra dengan APR dan EMBA Group di JFW 2025.

Julius Ari Budi Nugroho, Marketing Manager Dunia Tex, mengatakan melalui kerja sama ini, Dunia Tex kembali menegaskan komitmennya terhadap produk tekstil berkelanjutan dan inovasi di industri fashion Indonesia. “Kami ingin mengajak para pelaku industri TPT Indonesia untuk terus berkembang dan menunjukkan potensi terbaiknya. Kolaborasi ini tidak hanya mengenai produk fesyen saja, namun juga sebagai upaya untuk mengembangkan industri tekstil di Indonesia,” tutupnya.

Dunia telah lama menekankan dampak fashion terhadap lingkungan. Solusi untuk mengurangi dan menghilangkan pemborosan di bidang fesyen, mulai dari bahan hingga proses, memang sudah ditemukan.

Penggunaan bahan baku berkelanjutan dan penelitian penggunaan teknologi untuk mengurangi dampak fesyen terhadap kelestarian lingkungan terus berlanjut. Kemajuan teknologi terkini juga memungkinkan penggunaan bahan ramah lingkungan di saku.

Manajer Pemasaran Asia Pasifik Ismail mengatakan Indonesia memiliki sumber daya untuk memproduksi bahan ramah lingkungan. “Asal usul bahan baku utama – kayu putih dan buah akasia – dikendalikan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab,” ujarnya saat talkshow di JFW 2025 pada Selasa, 22 Oktober 2024.

Seperti diketahui, bahan kain sutra viscose umumnya dapat dibuat dari serat selulosa kayu putih, bambu, tebu, beech atau pinus.  Menurut Ismail, produksinya terkoordinasi dengan baik, bahan bakunya juga berasal dari pohon dan bisa dipanen setiap 5 tahun sekali, sehingga stoknya banyak. 

Ingatlah untuk mematuhi aspek lingkungan seperti mudah terurai oleh air, tanah dan udara, serta praktik keberlanjutan yang bersertifikat. Semua itu dapat dicapai berkat teknologi terkini untuk menciptakan viscose atau serat viscose berkualitas dengan menggunakan 100% energi terbarukan seperti panel surya.

Inovasi dan teknologi yang digunakan adalah teknologi produksi serat viscose terkini, 100% energi terbarukan dari panel surya. “Kami juga memasarkan dan memastikan semua bahan digunakan. Kami meminimalkan dampak limbah dan penggunaan air dalam produksi,” kata Ismail lagi.   

Ismail juga menyampaikan bahwa Indonesia kaya akan pasokan bahan-bahan ramah lingkungan untuk fashion. “Kami sangat bersyukur di negara tropis sangat mudah mendapatkan air hujan dan sinar matahari. Ini memastikan pasokan selalu ada. Kehutanan bisa menyediakan bahan bakunya,” jelasnya.

Julius, General Sales Manager PT Dunia Tex, mengatakan dari sisi produksi, pihaknya memiliki beberapa pabrik lengkap untuk memproduksi material ramah lingkungan mulai dari awal hingga konsumen. Dunia Tex merupakan salah satu produsen tekstil terbesar di Indonesia yang terkenal dengan benang dan tenunnya.

“Serat viscose dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi kain. Proses produksinya didasarkan pada pemilihan bahan baku dan permintaan konsumen untuk menentukan apa yang cocok dan apa yang bisa diubah menjadi suatu produk,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *