Kesehatan

Syndromic Testing, Terobosan Baru Diagnosis dan Atasi Penyakit Diare di Indonesia

Jakarta LIPUTT 6.com – Diare Indonesia adalah salah satu penyakit tertinggi, terutama pada orang tua. Menurut Survei Kesehatan Indonesia di 223, diare dari segala usia mencapai 3,3%dan diare tertinggi lebih tinggi dari 75 tahun. Secara global, beban data penyakit global pada 1 di menunjukkan bahwa diare sudah termasuk dalam sepuluh penyakit pertama dengan beban kesehatan yang berat.

Terlepas dari upaya pencegahan yang konstan, peristiwa dan kematian yang disebabkan oleh Indonesia masih menunjukkan konsekuensi yang berbeda. Salah satu hambatan utama adalah bahwa pencegahan dan pengobatan belum optimal di berbagai daerah. Untuk menghadapi tantangan ini, pendekatan baru berdasarkan teknik diagnostik seperti tes sindrom diharapkan memberikan solusi yang lebih efektif. Tes Sindrom: Inovasi dalam Diagnosis dan Terapi Diare

Salah satu kemajuan dalam teknik diagnostik adalah penggunaan beberapa polimerase (PCR), yang memungkinkan deteksi berbagai patogen seperti bakteri, virus dan parasit dalam suatu pola pada saat yang sama.

Teknologi ini sangat penting, terutama untuk pasien dengan diare akut, persisten atau akut, serta penyakit kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS, kanker, autoimun atau masalah kesehatan akut lainnya.

“Tes sindrom memiliki manfaatnya sendiri karena mereka menemukan 23 jenis patogen, sehingga sangat berguna untuk menentukan pengobatan yang paling tepat untuk penyebab utama diare,” kata SPPD, K-Ge.

Dengan hasil yang cepat dan akurat, pendekatan ini memberikan opsi yang lebih baik untuk menangani diare daripada metode tradisional seperti budaya dan mikroskop. 

 

Selain itu, pedoman terbaru untuk manajemen diare merekomendasikan penggunaan lebih banyak pengobatan arah, termasuk penggunaan antibiotik dan probiotik yang sesuai untuk alasan tertentu. Teknologi ini membantu mengurangi risiko antibiotik berlebihan, yang mengakibatkan resistensi.

“Saat ini, alat pengujian sindrom tersedia dalam rekaman video elektronik dan tersedia dari rumah sakit. Teknologi telah diterapkan di banyak rumah sakit pemerintah dan swasta besar.”

 

Selain teknik diagnostik, pentingnya mempertahankan kebersihan juga merupakan pusat diare untuk mencegah diare.

“Terutama selama musim infeksi kalori air hujan hari ini, pembersihan adalah hal utama. Biasanya, diare yang Anda makan, setiap kali Anda mencuci tangan, dan kemudian mencegah diare, sumber makanan dan air dapat dijaga tetap bersih,” kata Dr. Marcellus simidibrata, sppd, K-gheh, PhD, kata Fagg.

 

 

PGI memberikan pembaruan terkait dengan manajemen diare, salah satunya adalah “Konferensi tentang Pakar Diagnostik Modern dalam Manajemen Diare: Jelajahi Panduan Pembaruan Terbaru untuk Diare di Indonesia”, adalah sekitar 1.400 dokter. Program ini membahas pentingnya tes sindrom dalam diare dan pentingnya analisis ambang batas periodik (nilai CT).

“Dengan memanfaatkan teknik diagnostik terbaru seperti pengujian sindrom, layanan kesehatan bisa lebih efektif dan efektif. Selain itu, pendekatan ini berjanji untuk mengurangi biaya pemeliharaan yang tidak perlu,” kata Profesor. Erry Fahireal Siam.

Kerja sama dengan perusahaan diagnostik seperti PGI dan Kiyagen telah menunjukkan komitmen untuk mendukung reformasi perawatan kesehatan Indonesia, yang dalam hal menyediakan layanan yang terintegrasi dengan data dan data yang akurat. Dari sudut pandang modern ini, diharapkan diare dapat dikurangi ketika meningkatkan kualitas hidup pasien Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *