DESIGN WEB Tantangan Ekonomi Menanti Presiden Prabowo, Utang Rp 800 Triliun di Depan Mata
thedesignweb.co.id, Jakarta Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia (Wapres) pada Minggu, 20 Oktober 2024, di Gedung MPRI, Jakarta.
Analis kebijakan ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Ajab Hamadani mengungkapkan tiga tantangan besar yang dihadapi perekonomian Indonesia saat ini. 1. Tantangan keuangan yang serius
Tantangan pertama yang dihadapi Presiden Prabowo adalah keuangan berada di bawah tekanan yang signifikan. Salah satu kewajiban besar yang perlu segera diselesaikan adalah jatuh tempo pembayaran utang negara sebesar Rp 800 triliun pada tahun 2025.
Permasalahan pembiayaan utama adalah utang yang jatuh tempo sekitar Rp800 triliun pada tahun 2025. Dengan adanya kompleksitas keuangan saat ini, Kementerian Keuangan diharapkan mampu memberikan solusi yang inovatif, kata Ajab di Jakarta, Minggu (20 Oktober).
Selain itu, potensi defisit APBN 2025 juga menjadi perhatian utama. Perkiraan pendapatan anggaran terbatas sementara pengeluaran anggaran meningkat secara signifikan.
Dijelaskannya: “Belanja APBN tahun 2025 mencapai Rp3.613,1 triliun, sedangkan penerimaan negara diharapkan sebesar Rp3.005,1 triliun. Artinya, potensi defisit lebih dari Rp600 miliar Rp triliun akan menambah beban utang negara.” 2. Tingkat pengangguran yang tinggi
Tantangan lainnya adalah masih tingginya angka pengangguran di Indonesia. Data tahun 2024 menunjukkan tingkat pengangguran sebesar 5,2%. Meskipun investasi telah melampaui target selama lima tahun terakhir, kontribusinya terhadap penciptaan lapangan kerja masih kecil.
“Investasi semakin berkurang kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga peluang kerja yang diharapkan dari investasi belum semakin baik,” kata Ajab. 3. Masalah kemiskinan
Tantangan ketiga adalah meningkatnya kemiskinan akibat melemahnya daya beli masyarakat. Situasi ini menyebabkan banyak kelompok kelas menengah mengalami penurunan kelas.
“Pemerintah harus mendorong kebijakan yang adil dan mengurangi kemiskinan,” tegas Ajab.
Atas berbagai permasalahan ekonomi tersebut, Presiden Prabowo diharapkan dapat meningkatkan realisme program prioritas yang tercantum dalam Asta Cita. Dari delapan program teratas, lima fokus pada bidang ekonomi.
“Hal ini menunjukkan bahwa Presiden Prabowo sangat memahami bahwa tantangan utama ke depan adalah terkait perekonomian,” tambah Ajab.
Prabowo juga diminta memperkuat program reformasi struktural ekonomi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor ekonomi melalui perubahan mendasar pada sistem perekonomian. Reformasi tersebut mencakup penyederhanaan peraturan dan percepatan pembangunan infrastruktur.
“Hal ini dapat tercapai jika Kabinet dapat mentransformasikan program Presiden ke dalam kerangka reformasi struktural,” tegasnya. Pinjaman jatuh tempo tahun 2025
Diketahui pada tahun 2025, jatuh tempo utang pemerintah Indonesia mencapai Rp 800,33 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulani Indrawati menjelaskan, besaran utang tidak akan menjadi masalah selama kondisi pemerintah tetap stabil.
Sri Mullaney menegaskan, risiko gagal bayar akan sangat kecil jika situasi keuangan dan politik negara tetap stabil.
Ia menjelaskan: “Selama negara dapat diandalkan, memiliki APBN yang baik, serta kondisi ekonomi dan politik yang stabil, maka risiko jatuh tempo utang sangat kecil.”
Dari total utang tersebut, Rp705,5 triliun berupa surat berharga negara (SBN), sedangkan sisanya Rp94,83 triliun berasal dari utang yang akan jatuh tempo.