Lifestyle

Target Ambisius Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Antarkan Kota Probolinggo Jadi Juara Nasional One Planet City Challenge 2024

thedesignweb.co.id, Jakarta – Kota Probolingo berhasil meraih juara pertama National One Planet City Challenge (OPCC) 2024 mengalahkan 30 kota dan wilayah di Indonesia. Tolok ukur ini sepenuhnya relevan dengan ambisi dan tindakan untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

Berdasarkan informasi yang dimuat di Lifestyle thedesignweb.co.id hingga 19 September 2024, juri kompetisi dua tahunan ini terdiri dari pakar perkotaan dan perubahan iklim global dari Bank Dunia, United Nations Environment Programme (UNEP), akademisi PBB termasuk para peneliti Organisasi Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO). Ketua WWF Kota Dr. Jennifer Lenhart.

Probolingo merupakan juara nasional karena telah menetapkan target pengurangan gas rumah kaca pada tahun 2030. Kota Jawa Timur antara lain menargetkan pengurangan konsumsi energi sebesar 10-15 persen di beberapa wilayah utama.

Kota Probolingo memiliki rencana yang dinilai sangat baik dalam hal mitigasi dan adaptasi. Sebagai juara nasional, kota ini lolos ke putaran final kompetisi dunia yang akan diumumkan pada November 2024 di Kairo, Mesir.

Sejak tahun 2019, Kota Probolingo telah berpartisipasi aktif dalam OPCC dan terus melakukan tindakan yang konsisten untuk memperlambat perubahan iklim. “Kami mengucapkan selamat kepada Probolingo sebagai pemenang nasional OPCC 2024 dan mendorong keberlangsungan kompetisi global,” kata CEO WWF Indonesia Aditya Bayunanda.

“WWF percaya pada Indonesia,” ujarnya. “Setiap kota di Indonesia mempunyai peran penting dalam mengurangi emisi dan membantu Indonesia mencapai target Kontribusi Nasional (NDC). Oleh karena itu, penting bagi setiap kota di Indonesia untuk mengidentifikasi target iklim dan mengambil tindakan.”

Setiap dua tahun, pemerintah daerah berpartisipasi dalam OPCC untuk melaporkan strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Selain tujuan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, kota Probolingo dianggap sebagai pemimpin yang berani dalam aksi iklim.

Kriteria evaluasi mencakup kemampuannya dalam mengatasi tantangan masa depan, apakah kota tersebut memiliki rencana aksi iklim, dan seberapa baik kota tersebut memenuhi tujuan kota. Pj Walikota Probolingo Dr. “Kami bangga bisa menjadi pemenang OPCC tahun ini dan berharap bisa menjadi juara dunia,” kata Nourkholis.

“Kompetisi ini merupakan salah satu langkah kami untuk mengurangi emisi dan memotivasi kami untuk meningkatkan tujuan dan tindakan iklim kami. Kami mendorong kota-kota lain untuk bekerja sama memenuhi target NDC Indonesia,” ujarnya.

OPCC merupakan kompetisi persahabatan antar kota di seluruh dunia, dimana setiap kota bersaing untuk menerapkan praktik terbaik dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Tahun ini, 359 kota dari 48 negara berpartisipasi dalam OPCC.

Dari 359 kota peserta, terpilih 22 kota sebagai finalis, termasuk Probolingo. Selain Probolingo, Indonesia akan diwakili dalam kategori World OPCC OPCC Legend di Jakarta. Kategori ini merupakan kategori khusus bagi juara bertahan OPCC 2022.

Ia memenangkan kejuaraan nasional OPCC sebanyak empat kali antara tahun 2015 dan 2022 di Jakarta. Kami berharap Jakarta dapat mempertahankan pencapaiannya dan mempercepat ambisi dan tindakan perubahan iklim.

Penghargaan lainnya diberikan kepada Balikpapan dan Pontianak yang merupakan finalis tingkat nasional tahun ini. Balikpapan telah mengikuti lomba tersebut sejak 2019 dan kondisi cuacanya membaik.

Sementara itu, Pontianak baru pertama kali mengikuti OPCC pada tahun ini dan menunjukkan ambisi yang besar. Sasaran dan tindakan iklim yang ambisius diyakini mempunyai dampak positif dengan meningkatkan kapasitas pendanaan iklim perkotaan.

Upaya “kelompok” ini penting karena, menurut studi baru yang dilakukan oleh Universitas Leeds di Inggris, Indonesia memiliki jumlah sampah plastik terbesar ketiga di dunia. Para peneliti telah menggunakan AI untuk mengelola sampah di lebih dari 50.000 kota di seluruh dunia, menurut situs kampus Selasa, 10 September 2024.

Model ini memungkinkan kita memperkirakan berapa banyak sampah yang dihasilkan di seluruh dunia dan apa yang terjadi pada sampah tersebut. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature memperkirakan bahwa 52 juta ton produk plastik akan mencemari lingkungan pada tahun 2020, peningkatan sebesar 1.500 kali lipat di seluruh dunia.

Studi ini juga menemukan bahwa dua pertiga polusi plastik di bumi berasal dari sampah yang tidak dapat terurai secara hayati. Sekitar 1,2 miliar orang, atau 15 persen populasi dunia, menggunakan layanan pengangkutan sampah.

Menurut penelitian, hampir 30 juta ton plastik dibakar di rumah, jalan, dan tempat pembuangan sampah pada tahun 2020 tanpa adanya pengendalian lingkungan. Berdasarkan penelitian, negara penghasil sampah plastik terbanyak menurut angka global pada tahun 2020 adalah 9,3 juta ton, disusul Nigeria 3,5 juta ton, dan Indonesia 3,4 juta ton.

China yang sebelumnya diberitakan sebagai negara dengan tingkat polusi plastik tertinggi, kini menempati peringkat keempat dengan 2,8 juta ton. Negara-negara berpendapatan rendah dan menengah hanya menghasilkan sedikit sampah plastik, namun sebagian besar tidak dikumpulkan atau dibuang ke tempat pembuangan sampah. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *