Regional

WEB NEWS Ternak Kekurangan Mineral: Kenali Gejala serta Cara Mengatasinya

thedesignweb.co.id, Yogyakarta – Dosen Fakultas Peternakan UGM, Cuk Tri Noviandi, mengatakan hewan seperti kambing, sapi, dan kambing sangat membutuhkan mineral karena sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan proses fisiologis hewan. Oleh karena itu penting untuk mengetahui tanda-tanda kekurangan mineral pada hewan. “Mineral dibutuhkan oleh hewan, walaupun kecil, namun sangat penting bagi pertumbuhan dan proses fisiologis hewan,” kata Cuk saat memberikan pengarahan dan pendampingan kepada puluhan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) di Sumberwungu. Desa, Tepus, Gunungkidul. Kabupaten DIY, Sabtu 5 Oktober 2024.

Bird mengatakan beberapa gejala hewan rendah mineral dapat menyebabkan gangguan makan, seperti makan tanah, dinding beton, kayu, pakaian, dan sampah secara berlebihan. Selain itu secara fisik bulu sapi mulai rontok dan menipis, tipis dan lemah, terjadi keguguran dan kesulitan tumbuh, hipokalsemia yang diwujudkan dengan robohnya sapi.

Cuk menjelaskan, hewan yang tidak memiliki mineral seperti domba atau sapi tidak bisa hanya mengandalkan pakan dan konsentrat saja. Namun, mineral lain juga tersedia. “Makan rumput saja sudah bikin lemas tapi tidak mati. Tapi kalau konsentrasi, dua bulan lagi bisa mati,” ujarnya.

Bird mengatakan, harga mineral untuk ternak tampaknya mahal di pasaran, sehingga ia menyarankan para petani untuk membuat bahan mineral yang mudah dimasukkan ke dalam kuku hewan. Cara pembuatan mineral block adalah dengan mencampurkan 4 kg garam, 1 kg semen putih dan 1 kg mineral premix. “Campur semuanya, keringkan adonan lalu tambahkan air, biarkan kering 1-2 hari.” dikatakan

Jamur tersebut kemudian dapat dituangkan ke dalam gelas plastik yang kemudian dimasukkan ke dalam kandang untuk dikonsumsi oleh hewan yang kekurangan mineral. “Karena beli mineral tambahan di pasaran sangat mahal, maka dibuat dengan harga murah. Kehadiran blok mineral ini berarti ada efisiensi pakan, pakan ternak ditingkatkan 25-30 persen, pertumbuhan hewan ditingkatkan. , produksi daging dan susu meningkat, reproduksi meningkat dan imunitas ternak meningkat,” ujarnya.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM Sarmin mengatakan, pengembangan metode pembuatan mineral blok untuk kelompok ibu hamil ini merupakan bagian dari pengembangan sistem peternakan yang terpadu dan berkelanjutan. Beberapa jenis kambing telah diintroduksi untuk dipelihara anggota kelompok ternak, seperti kambing saanen, kambing kacang, kambing etawa, kambing boer dan kambing nubia. Sarmin mengatakan: “Mendorong warga untuk beternak kambing, ikan, dan bebek, kemudian memanfaatkan kotoran kambing untuk biogas, menanam hewan untuk meningkatkan ternak dan pendapatan.”

Untuk menunjang ketersediaan pakan, ia mendorong para petani untuk menanam hijauan seperti rumput gajah, rumput raja, rumput alam, dan rumput benggala, serta konsentrat berbahan dasar almond, jagung kering, tepung ikan, dan ampas tahu. Sementara untuk kandang, tim UGM mengajak warga untuk membuat model kandang di atas panggung agar mudah dibersihkan dan diambil tanahnya untuk disimpan dalam kompos organik. Sarmin mengatakan: “Dengan peternakan kambing ini kami bisa menjual produk kambing seperti susu kambing, pupuk kompos, susu pasteurisasi.”

Perwakilan Pemerintah Desa Sumberwungu Kamituwo (57) mengevaluasi kegiatan pendidikan kelompok wanita tani di desanya. Mulai dari mengidentifikasi hewan yang kekurangan mineral hingga membuat makanan hewan. “Kegiatan edukasi ini lebih jelas dan bermanfaat karena menyangkut beternak hewan. Sekelompok perempuan peternak di Desa Sumberwungu bisa mendapatkan pengetahuan baru tentang cara beternak hewan yang baik.” Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah desa, UGM dan pesantren Aynul Yaqin Itu karena mereka memberikan peluang,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *