Regional

Tips Sukses Beternak Ayam Kampung dari Pakar UGM

thedesignweb.co.id, Yogyakarta Bagi yang gemar beternak ayam, menurut dosen Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada Geru Sasongko, beternak ayam kampung terbukti berhasil pada 7 hari pertama setelah lahir. Poin penting ini, yaitu nutrisi, suhu dan tempat berlindung, harus diperhatikan dengan baik agar ayam kampung dapat berkembang secara maksimal.

Pemberian pakan atau pemanasan harus dilakukan pada suhu 31-33 derajat Celcius. Peternak sebaiknya mengatur ketinggian wadah pakan dan air setinggi punggung ayam dan mengelompokkan ayam berdasarkan ukurannya untuk memudahkannya.

“Kuncinya adalah memiliki pemahaman yang baik tentang burung yang Anda pelihara. Pakan, suhu dan waktu pemberian pakan harus konstan. Anda tidak bisa bosan. “Harus senang, sabar dan disiplin,” ujarnya pada Jumat, 27 September 2024 saat memberikan kuliah gratis bertajuk “Sukses Peternakan Ayam Kampung” di Auditorium Fakultas Peternakan.

Gueru menjelaskan, burung ibarat mesin biologis yang dilengkapi ciri-ciri umum, yakni sistem pencernaan sederhana, metabolisme cepat, dan stres rendah. Oleh karena itu, keberhasilan mereka ditentukan oleh manajemen pemeliharaan ayam kampung pada minggu pertama.

Sementara itu, ahli gizi unggas Nanung Danar Dono mengatakan, pemberian pakan pada ayam kampung harus hati-hati karena ayam kampung mudah mati jika tidak diberi pakan dengan benar. Ia kerap menjumpai ayam kampung yang tidak diberi air, padahal air minum penting untuk dimakan ayam tersebut.

“Akan lebih baik lagi jika air minumnya bersih dan suhunya adem atau dingin,” ujarnya.

Nanung juga menjelaskan, sebagus apapun ayam, jika pakannya tidak memiliki nutrisi yang berkualitas maka perkembangannya akan buruk. Gejala klasik yang sering muncul adalah kasus gizi buruk pada ayam kampung, ayam petelur, dan ayam broiler.

Nanung memberikan masukan mengenai bahan pakan alternatif ayam kampung yang mudah diolah berupa jagung, dedak, tepung singkong, mata ikan, ulat, cacing tanah, keong mas, ikan lokal atau bungkil kelapa dengan bahan yang lengkap.

“Peternak dapat menyesuaikan pakan dengan apa yang mereka anggap tepat untuk tujuan nutrisi yang mereka anggap masih kurang pada ayam mereka,” katanya.

 

Peneliti Sosial Ekonomi Peternakan Suchi Paramitasari Syahlani mengatakan, penting bagi peternak ayam kampung untuk mendapatkan pengetahuan tentang peternakan ayam kampung sebelum proses pemasaran. Sebab, pasar ayam kampung harus disesuaikan dengan motivasi, geografi, gaya hidup, dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, peraturan pemerintah, kesehatan konsumen, dan selera konsumen menjadi faktor terpenting dalam usaha ayam kampung.

“Saya yakin negara harus menggalakkan pelabelan dan sertifikasi, yang akan membuat calon pembeli lebih percaya diri,” jelasnya.

Peternak unggas juga harus mendukung konten komunikasi pemasaran yang menyoroti manfaat peningkatan pengetahuan tentang produk samping ayam kampung, katanya.

“Kami berharap produk olahan ayam kampung dapat memberikan nilai tambah melalui penyajian informasi yang komprehensif dan tulisan yang baik,” pungkas Suchi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *