Transformasi Kesehatan Primer, Puskesmas Jadi Pusat Pelayanan Komprehensif
thedesignweb.co.id, Jakarta – Penciptaan dan pemulihan layanan kesehatan primer melalui program Pelayanan Kesehatan Primer Terpadu (ILP) kini menjadi perhatian masyarakat. Ada kelompok yang khawatir karena fokus Puskesmas hanya pada promosi dan pencegahan, sedangkan pekerjaan medis (kuratif) dipercayakan kepada klinik. Namun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akan memastikan fungsi Puskesmas komprehensif sesuai UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
Direktur Utama Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, dr. Maria Endang Sumiwi, M.P.H., menegaskan Puskesmas tetap menjadi pemimpin pelayanan kesehatan primer dan menjalankan lima pilar kerja.
“Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023, Puskesmas adalah lembaga pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/atau kuratif dengan menyelenggarakan kampanye dan menghentikan tempat kerjanya,” kata Maria Endang dalam Jakarta. Meningkatkan efisiensi puskesmas dan jaringannya
Melalui proyek ILP, rehabilitasi Puskesmas akan mencakup 10.000 Puskesmas dan 300.000 Posyandu di seluruh Indonesia. Maria Endang menjelaskan keunggulan penerapan ILP yang mulai terdengar: Pelayanan kesehatan lebih komprehensif, lebih terkoordinasi, dan kualitas layanan lebih baik. Puskesmas lebih efektif sebagai penjaga gerbang, mengoordinasikan rujukan dan layanan di wilayahnya. Penguatan peran Puskesmas setempat (Pustu) untuk pemantauan kesehatan di desa/kecamatan, termasuk pemantauan penyakit dan pelayanan kesehatan. Dekat dengan masyarakat, melalui kunjungan ke desa, Pust dan Posyand, memungkinkan Anda berbuat lebih banyak dan merespons. Identifikasi kebutuhan kesehatan spesifik, seperti kurangnya layanan, ketidakpatuhan, dan faktor risiko.
“Penguatan jaringan ini penting untuk menjamin pelayanan yang akurat dan terukur, terutama di tingkat desa atau kelurahan,” kata Maria.
Di ILP, pemberdayaan masyarakat melalui tokoh kesehatan merupakan salah satu strategi utama. Relawan dilatih untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
“Peran pendamping kesehatan adalah memberikan pendidikan kesehatan pada saat hari pembukaan Posyandu dan kunjungan rumah dengan metode SAJI (Sapa, Ajak Bicara, Jelaskan dan Tolong, Ingatkan),” kata Maria.
Melalui komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), konselor memberikan informasi yang membantu keluarga mengatasi permasalahan kesehatan. Selain itu, mereka juga mendorong masyarakat untuk menjaga kesehatannya secara pribadi.
ILP juga memastikan bahwa Pustu bertanggung jawab menyediakan layanan kesehatan untuk seluruh siklus kehidupan di desa/kelurahan. Mulai dari ibu hamil, bayi, anak kecil bahkan lansia, seluruh lapisan masyarakat dapat memperoleh kesehatan sesuai kebutuhannya.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, program ILP diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan dasar yang lebih mudah diakses, berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
“Masyarakat tidak hanya mendapat layanan kesehatan, tapi juga edukasi untuk meningkatkan kesadarannya tentang cara hidup sehat,” pungkas Maria Endang.