Transformasi Royalti Musik: Dari Penjualan Album ke Era Digital
thedesignweb.co.id, Jakarta Dulu, kesuksesan seorang musisi diukur dari jumlah album fisiknya. Namun seiring berkembangnya era digital, kebiasaan mendengarkan musik beralih ke platform streaming.
Oleh karena itu, model royalti tidak berlaku untuk penjualan album fisik. Sebagai solusi dari permasalahan tersebut, terdapat Royalty Management System (SMR), sebuah sistem digital yang dirancang untuk merekam pemutaran musik dan mendistribusikan royalti secara transparan.
SMR mengumpulkan data dari berbagai situs streaming digital, yang dapat diakses secara real time oleh musisi dan perusahaan pengelola royalti.
“Melalui SMR, musisi dan penulis lagu dapat memantau royalti mereka melalui dashboard yang mudah dipahami. Data ditampilkan secara real time untuk memastikan transparansi menyeluruh bagi semua pihak,” kata Stella, kepala Komunikasi Pemasaran di VNT Networks, itu perusahaan lokal yang mengembangkan SMR.
SMR dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan berbagai segmen dalam ekosistem musik. Untuk perusahaan manajemen terdapat SMR untuk LMKN dan SMR untuk LMK, sedangkan pemegang hak cipta memiliki SMR untuk komposer, artis, dan produser.
Sistem ini memungkinkan pemegang hak cipta untuk memantau kinerja karyanya dan menerima laporan yang jelas mengenai royalti yang diterima.
Stella yakin penerapan SMR dapat memberikan dampak positif bagi industri musik tanah air.
“Dengan adanya kesatuan jaringan, royalti dapat diterima secara tepat waktu dan akurat. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kepercayaan terhadap LMKN, tetapi juga memperkuat posisi musik Indonesia di kancah internasional,” imbuhnya.
Melalui SMR, musik Indonesia bisa semakin tampil di era digital global.