Tren Gaun Pengantin 2025, Tak Harus Putih Bisa Pilih Warna Berani
thedesignweb.co.id, Jakarta – Tren gaun pengantin tahun 2025 tak lagi berwarna putih. Warna-warna berani kini menjadi pilihan yang mencerminkan gaya unik setiap pasangan.
Desainer TikTok dan pencipta kategori fesyen, pencipta tahun ini nominasi TikTok Awards Indonesia 2024, Christie Basil, mengungkapkan upayanya untuk selalu beradaptasi untuk mempercantik gaya yang diperkenalkannya. Dia melakukan segalanya dengan hati-hati.
“Biasanya pilihan bahan, pilihan renda dan detail seperti payet. Misalnya mereka memilih yang simpel seperti full satin, kita pilih satin yang berkualitas seperti sutra asli, agar tetap mengkilat. Kalau desainnya simpel banget, kita main-main. Bahannya seperti meleleh,” kata Christie dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 11 Desember 2024.
“Untuk detail yang mewah, kita bisa menggunakan renda di beberapa bagian sutra, seperti di ujung kaki atau di bagian bawah gaun. Jadi ini lebih pada detail-detail kecil yang meskipun desainnya mewah, tetap terasa mewah. Sederhana saja,” tambahnya.
Gaya ini mendukung tren fashion tahun 2025. Christie melihat tren ini, terutama di pesta pernikahan, lebih mengarah ke sesuatu yang sederhana namun tetap terlihat mewah. Sedangkan dulu, pengertian kemewahan sering diartikan sebagai sesuatu yang besar, megah, berkilau dan mewah.
“Kemewahan kini lebih bermakna kesederhanaan, misalnya penggunaan bahan murni seperti satin. Masih ada sedikit detail yang membuat desainnya terlihat mahal dan elegan, namun tidak berlebihan,” kata Christie.
“Kalau dulu soal warna, orang selalu mengira gaun pengantin harus berwarna putih. Saat ini banyak orang yang memilih warna-warna yang tidak sepenuhnya putih, melainkan lebih sewarna kulit, off-white atau buram. Masih ada yang putih, tapi tidak terlalu dominan.” Dia menambahkan.
Selain sebagai desainer, Christy juga menampilkan berbagai karyanya lewat konten fashion yang menarik. Ia yakin lingkungan TikTok sangat membantu dalam mengembangkan bisnisnya brand AT Vezzo. Ia memenangkan penghargaan di TikTok Awards 2024 karena membuat konten fashion.
“Saya kaget karena tidak menyangka bisa masuk nominasi. Juga, jika dipikir-pikir, saya berada di pesta pernikahan dan saya lebih tertarik pada fashion. Namun ternyata saya masuk dalam nominasi kategori Founder of the Year. Jadi saya terkejut,” kata Christie.
Christie menjelaskan bahwa upayanya dalam membuat konten fesyen adalah hal yang disengaja. Baginya, yang terpenting adalah mengetahui identitas dan brand yang Anda kelola.
“Jadi personal brand yang ingin dibangun adalah gaya. Kemudian jenis konten, warna dan tujuannya, audiensnya harus sangat jelas. Ketika ada tren, tujuannya adalah untuk memperkuat tren kami, jadi kami memilih apa yang sedang tren dan apa yang bisa kami ambil untuk memperkaya konten kami,” kata Christie.
Christie mengatakan, proses pembuatan konten fashion dilakukan secara metodis dan kolaboratif dengan tim. “Proses pembuatan bahan ini, misalnya untuk gaun pengantin, bisa memakan waktu hingga satu tahun. Biasanya ada klien yang bisa memotret setiap hari, tapi semua rekaman dan informasinya kita simpan dulu. Baru setelah itu kita bisa membuat skrip, membuat pesanan pembelian dan Anda akan dapat mulai mengedit ketika ingin membuat konten,” jelasnya.
Christie mengaku pertama kali tertarik membuat konten sekitar tahun 2021. Saat menjelajahi TikTok, dia merasa terinspirasi dan menemukan salah satu stylistnya.
“Kontennya menyajikan proses pembuatan outfit yang super estetik. Aku cek profilnya, dia fashion designer di Selandia Baru. Lalu aku berpikir, ‘Oh, barang ini mungkin bisa viral di sana, tapi belum di Indonesia.'” Jadi saya berpikir, “Saya mungkin orang pertama yang membuat konten serupa di Indonesia,” kata Christie.
“Akhirnya saya mencoba memodelkan metode yang sama dalam proses pembuatan garmen, namun saya menambahkan cerita pelanggan. Ini terbukti sangat efektif dalam menarik perhatian klien saya. Berkat ini, saya bisa menjangkau lebih luas lagi calon pelanggan yang sebelumnya hanya ada di Jakarta,” imbuhnya.
Christie mengatakan dia ingin pemirsa inklusif terhadap konten fesyen yang dia buat. Ini menampilkan banyak cerita unik seperti orang-orang dari tiga agama, budaya berbeda dan klien berhijab.
“Sepertinya ada banyak orang yang mengalami hal yang sama, tapi mereka tidak membicarakannya seperti saya. Saya ingin mereka merasa terhubung, dan rasa terhubung itu membuat semua orang merasa dilibatkan, itulah yang menjadikannya istimewa,” kata Christy.
Christie mengatakan, memilih TikTok sebagai tempat memamerkan karyanya telah memperluas jaringannya. Hal ini memudahkan untuk berkolaborasi dengan berbagai merek.
“Saya awalnya mencoba membuat konten di TikTok. Dulu saya bisa menjahit baju di Jakarta, belum tentu untuk pasar yang besar, namun kini ternyata sudah berubah total. Setelah menggunakan TikTok, jangkauan saya meluas secara internasional hingga ke AS, Rusia, Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, dan bahkan negara lainnya. Tampaknya tidak ada batasan lagi,” kata Christie.
“Saya tidak menyangka Tiktok bisa menjadi wakil Asia Tenggara tahun 2024 di forum APEC di Peru kemarin, saya tidak percaya karena penuh dengan presiden dari berbagai negara, CEO TikTok. Dan berbagai tokoh politik yang bersama saya: “Dua kreator lainnya berkesempatan menghadiri acara tersebut dan berbagi cerita tentang perjalanan kami di TikTok selama ini,” tambahnya.
Apalagi, Christy menuturkan, ia berhasil memecahkan rekor MURI untuk kategori fesyen desainer paling banyak tampil pada tahun 2022. Acara tersebut juga sekaligus dalam rangka peringatan 17 tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-77 tahun.
“Waktu itu menurut saya bagus, jadi saya usulkan ke MURI fashion show yang modelnya paling banyak, tapi semua modelnya desainer konten. Jumlah itu disesuaikan dengan usia kemerdekaan yang mencapai 77 tahun. Jadi 77 pencipta peragaan busana mengenakan pakaian hasil kolaborasi ‘Merek Saya Vezzo dan TikTok’. Warnanya sesuai dengan tema TikTok yaitu hitam, putih, pink, dan biru,” kata Christy.