Lifestyle

Tren Wisatawan Indonesia 2024: Jepang Jadi Destinasi Favorit dan Banyak Habiskan Waktu di Hotel yang Ramah Lingkungan

thedesignweb.co.id, Jakarta – Platform distribusi dan pendapatan hotel global, SiteMinder baru saja merilis ‘SiteMinder Changing Traveler Report 2025’. Hasil survei tersebut salah satunya mengungkap tren wisatawan Indonesia hingga tahun 2024.

SiteMinder melakukan survei pariwisata bersama Kantar pada tahun 2024 yang melibatkan 878 wisatawan Indonesia dengan empat kriteria utama, ras peserta, lokasi, wilayah tempat tinggal, dan pendapatan.

Mereka menemukan 79 persen wisatawan Indonesia (Wesens) berencana berwisata ke luar negeri pada tahun 2025. Destinasi favorit wisman dengan persentase tertinggi sebesar 33 persen adalah Jepang. 

“Jepang, Amerika, dan Perancis menjadi 3 besar tujuan wisatawan mancanegara, namun lain halnya dengan wisatawan Indonesia. Jepang, Singapura, dan Korea Selatan menjadi tiga besar tujuan internasional wisatawan Indonesia, dengan jumlah terbesar yaitu 33 persen ke Jepang, jelas manajer negara. Site manager Indonesia Rio Ricardo pada konferensi media di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Selasa, 12 November 2024.

Secara keseluruhan, hasil survei menunjukkan 79 persen wisman berencana berwisata ke luar negeri pada tahun 2025. Jumlah ini 7 persen lebih tinggi dibandingkan rata-rata jumlah wisatawan dunia, termasuk 13 negara lainnya (Australia, Kanada, China, dan lainnya) yang masuk dalam “SiteMinders”. survei Traveller Report 2025”.

Pada tahun 2025, 10 negara teratas wisatawan asing adalah Jepang (33 persen), Singapura (20 persen), Korea Selatan (19 persen), Australia (16 persen), Malaysia (15 persen), Thailand (10 persen). ), Tiongkok (8 persen), Arab Saudi (7 persen), Prancis (6 persen), dan Jerman (6 persen).

 

“Amerika Serikat memang sangat populer di kalangan turis asing, tapi kebetulan tidak masuk 10 besar. Menurut survei kami, banyak alasannya, terutama pada harga tiket yang sangat mahal karena jaraknya yang terlalu jauh, dan pengurusan visa juga menjadi pertimbangan jika ingin ke Amerika,” kata Rio.

“Jepang masih menjadi favorit karena banyak faktor, seperti banyaknya tempat wisata yang menarik, merasakan empat musim tanpa harus ke Eropa atau Amerika, budaya, dan banyak hal tentang Jepang yang disukai masyarakat Indonesia, seperti anime dan teknologi,” ujarnya. lanjutan.

Pada Januari hingga Juli 2024, Japan National Tourism Organization (JNTO) mencatat jumlah wisatawan mancanegara ke Jepang mencapai 293.400 orang. Jumlah ini meningkat sekitar 27,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Indonesia menduduki peringkat ke-12 sebagai negara dengan pengunjung terbanyak ke Jepang pada tahun 2024. Menurut JNTO, kota yang paling sering dikunjungi wisatawan Indonesia adalah kawasan Tokyo, dengan rata-rata kunjungan saat musim bunga sakura atau April.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa 93 persen wisatawan Indonesia bepergian ke luar negeri untuk menghadiri acara-acara, termasuk konser dan festival musik, 46 persen, reuni dan perayaan keluarga (41 persen), serta acara olahraga (32 persen).

Fakta lain yang terungkap dari hasil survei SiteMinder adalah wisatawan Indonesia bersedia membayar lebih untuk menginap di hotel ramah lingkungan, yakni 95 persen.

Angka tersebut diperkirakan akan meningkat hingga 97 persen pada tahun depan, terutama di kalangan Gen Z (lahir 1997 hingga 2012) dan Milenial (lahir 1981 hingga 1996) – di atas rata-rata Asia sebesar 85 persen, Eropa rata-rata 60 persen, dan rata-rata— rata-rata di Amerika Utara—adalah 55 persen.

Komitmen ini semakin tercermin dalam niat wisatawan Indonesia yang luas, dengan hampir semua (96 persen) berencana mempertahankan atau meningkatkan anggaran akomodasi mereka di tahun depan, termasuk 75 persen Gen Z dan 66 persen generasi milenial, yang ingin mengeluarkan lebih banyak uang. tahun depan. untuk bepergian

Sementara berdasarkan hasil survei tahun 2024, proporsi wisatawan yang berencana tetap bekerja sambil berlibur mencapai 66 persen, meningkat 13 persen dari hasil survei tahun lalu. Peningkatan tersebut juga tercermin dari jumlah wisatawan Indonesia yang berniat menghabiskan waktu di hotel atau akomodasi yang mencapai 78 persen.

Rinciannya, 44 persen wisatawan berniat menghabiskan sebagian besar waktunya di hotel dan 34 persen lainnya berencana menghabiskan cukup banyak waktunya di hotel. Berdasarkan survei, 98 persen wisatawan Indonesia terbuka untuk menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam merencanakan, memesan, dan meningkatkan pengalaman menginap di hotel mereka.

Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan proporsi wisatawan dengan preferensi serupa dari negara-negara seperti Kanada dan Australia (masing-masing 62 persen) serta Jerman, Prancis, dan Inggris (masing-masing 63 persen).

“Wawasan berbasis data, seperti yang diberikan oleh penelitian ini, menjadi semakin penting bagi pelaku bisnis perhotelan seiring dengan perubahan kebiasaan pariwisata seiring berjalannya waktu. Dengan demikian, mereka dapat mengantisipasi kebutuhan tamu sembari menawarkan pengalaman hunian yang sering mereka cari,” tutup Reeve.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *