THE DESIGN WEB

Seputar berita tentang liputan nusantara

Lifestyle

Trik Memasak Toppoki Lezat ala Chef Marinka, Tambahkan Saus Tiram

thedesignweb.co.id, Jakarta – Topoki merupakan salah satu jajanan ala Korea yang populer di Indonesia. Chutneynya berwarna merah kental dan bumbunya bisa disesuaikan dengan kebanyakan orang di sini.

Chef Marinka yang merupakan mantan juri MasterChef Indonesia pun membagikan triknya membuat Topoki dengan bahan-bahan yang ada. Ia memamerkannya pada food expo yang diadakan pada Rabu, 13 November 2024 di Booth No. E210 di Lee Kum Kee Hall sebelah SIAL Interfood JiExpo Kemayoran.

Pertama-tama, dia mengumpulkan beberapa bahan untuk digunakan dalam memasak Topoki. Bahan utamanya tentu saja kue beras ala Korea yang diberi minyak wijen, bubuk cabai, gochugaru (cabai lokal), bawang merah, bawang putih, parutan jahe, kaldu, madu, garam, lada hitam, dan gula. Saus tiram juga ditambahkan sebagai bahan utama untuk menyeimbangkan rasa.

Dalam masakannya, ia menggunakan keju mozzarella dan biji wijen panggang. Proses pemasakan diawali dengan pemotongan lontong (tteok) untuk topokki, kemudian bawang bombay dan daging cincang digoreng dengan teknik pan-fried. Setelah itu tambahkan bumbu seperti saus tiram dan aduk rata. Kemudian masakan akan dipanggang dalam oven dengan suhu 200 derajat selama 10-15 menit. 

Setelah topokki matang, keluarkan dari oven dan biarkan para tamu menikmatinya. Saat dicicipi, Topoki terasa kenyal dengan bumbu yang seimbang. Rasa manis asam pada saus tiram berpadu dengan bumbu lainnya sehingga memberikan cita rasa yang nikmat.

 

Ada pula food demo untuk memperkenalkan produk Lee Kum Kee. Merek bumbu dapur ini sudah ada sejak tahun 1888 dan didistribusikan di lebih dari 100 negara.

Verdi Ricardo, Business Director Lee Kum Kee Indonesia, mengatakan Lee Kum Kee pertama kali berpartisipasi secara live di SIAL Interfood Jiexpo Kemayoran 2024 di Jakarta. Sebelumnya perusahaan hanya bekerja sama dengan distributor sehingga sangat antusias memperkenalkan edukasi saus tiram.

“Kami ingin memperkenalkan Lee Kum Kee lebih luas lagi, terutama di segmen rumah tangga. Kini kami memahami bahwa banyak ibu rumah tangga yang terpengaruh oleh sikap memasak di restoran, dan kami ingin mencoba melakukan hal tersebut. Dengan produk Lee Kum Kee, kami ingin menunjukkan mereka enak. Bisa masak di rumah,” kata Verdi.

Menurut dia, pangsa pasar saus tiram Indonesia masih tergolong kecil, dengan pangsa pasar Lee Kum Kee kurang dari satu persen di pasar global. Meski konsumen Indonesia sudah terbiasa dengan makanan ala China di restoran populer seperti Solaria atau Bakmi GM, namun banyak orang yang kesulitan untuk mencoba membuat hidangan ini di rumah. Salah satu keterbatasan utama adalah ketersediaan rempah-rempah yang sesuai.

“Meski ada rahasia bumbu yang tepat, namun mencari dan menggunakan bumbu yang tepat itu sulit. Oleh karena itu, kami terus berupaya mengedukasi konsumen melalui demo memasak dan berbagai program serupa,” ujarnya.

Saus Tiram Panda Vardy adalah merek saus yang pertama kali ditemukan di dunia. Mereka mengklaim proses pembuatannya menggunakan bahan tiram segar berkualitas baik sehingga aman dikonsumsi.

Proses pengolahan saus, termasuk kecap manis dan saus tiram, menggunakan teknologi robotik terkini. Pabrik utama kami di China menggunakan sistem konveyor dengan kapasitas 300 botol per menit. Mesin otomatis ini memungkinkan proses produksi yang cepat dan efisien. , “tambahnya. .

Ia juga mengatakan proses produksi saus tiram menggunakan energi panas bumi. Sumber energi ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang jumlahnya semakin terbatas dan tidak bergantung pada bahan bakar fosil seperti kayu, bahan bakar gas cair, dan solar, yang berdampak negatif terhadap lingkungan.

“Energi panas bumi tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mendukung upaya pemulihan planet karena tidak menggunakan sumber daya alam yang tidak terbarukan,” kata Vardy.

Soal kemasan, untuk memperpanjang umur simpan kurang lebih tiga tahun, kami menggunakan kemasan kaca, namun memberikan kesan premium. Ini merupakan solusi untuk memperpanjang umur simpan produk tanpa tambahan bahan pengawet, tambahnya. 

Vardy mengatakan peningkatan masakan saus tiram tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan, tetapi juga media sosial. Seiring berjalannya waktu, respon tamu terhadap Saus Tiram Lee Kum Kee positif dan terus berkembang.

 “Saat ini banyak orang yang membagikan foto makanannya sebelum makan, sehingga mendorong mereka untuk mencari tempat makan baru atau mencoba resep menarik, dan dari situlah timbul keinginan untuk belajar memasak masakan tersebut di rumah,” kata Vardy.

“Selain itu, adanya keinginan kuat untuk tampil beda dan kreatif di kalangan pemilik restoran. Restoran berlomba-lomba menciptakan hidangan unik untuk menarik pelanggan,” imbuhnya.

Ia tertarik untuk mengeksplorasi konsep fusion cuisine di masa depan sebagai bagian dari promosi masakan Cina ke dunia. “Dalam lima tahun ke depan, kami berencana memperluas cakupan masakan Asia di Indonesia, termasuk masakan lokal Korea, Jepang, dan Cina. Kami juga tertarik untuk mengeksplorasi konsep fusion cuisine,” kata Vardi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *