Tuah Restrukturisasi, Bakrie & Brothers Berhasil Tekan Liabilitas hingga 38%
thedesignweb.co.id, Jakarta PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mengumumkan kinerjanya untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2024. Pada periode tersebut, perseroan berhasil menurunkan liabilitas sebesar 38% menjadi Rp 2,75 triliun pada kuartal III 2024 dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 4,44 triliun.
Perseroan melaporkan peningkatan modal sebesar 62,7% menjadi Rp 4,32 triliun pada kuartal III 2024 dibandingkan Rp 2,66 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Alhamdulillah kami bersyukur karena ini berarti perseroan memiliki rasio utang yang sehat, beban keuangan yang ringan, dan arus kas yang kuat, kata Presiden dan CEO PT Bakrie & Brothers Tbk Anindia Navian Bakri seperti dikutip, Minggu (27/10). . . /2024).
Selain itu, perseroan melaporkan peningkatan laba bersih yang signifikan sebesar 416,8% pada kuartal III 2024 menjadi Rp 636,27 miliar dibandingkan Rp 123,12 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Meskipun pendapatan turun 11,6% tahun-ke-tahun, laba kotor perusahaan masih naik 6,8%, dan laba operasional naik 1%.
“Peningkatan EBITDA dibandingkan periode sebelumnya menunjukkan kinerja positif perseroan dan peningkatan laba bersih yang signifikan, hal ini disebabkan oleh pelepasan aset perseroan yang digunakan untuk membayar utang,” jelas Anin.
CFO BNBR Roy Hendrajanto M Shakti menambahkan, neraca perseroan saat ini sangat ramping dan sehat. Setelah beberapa tahun menjalani proses restrukturisasi yang berkelanjutan, menyusul aksi korporasi kuasi restrukturisasi yang efektif pada 22 Agustus 2024, perseroan juga akan menyelesaikan aksi korporasi tahap akhir berupa private penempatan modal dalam waktu dekat.
“Tentunya perseroan akan mengadakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS) untuk meminta persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan private penempatan ini. “Saat ini, konversi utang ini menjadi agenda terakhir perusahaan swasta penempatan tersebut karena prosesnya sudah selesai. Dengan merestrukturisasi utang, BNBR tidak lagi memiliki kewajiban jangka panjang yang telah jatuh tempo,” kata Roy.
Dengan selesainya aksi korporasi tersebut, rasio utang terhadap aset perseroan turun dari 63% pada akhir tahun lalu menjadi 39%. Sementara itu, rasio utang terhadap ekuitas perseroan juga turun signifikan dari 64% menjadi 167% pada akhir tahun 2023. Per 30 September, perseroan mampu membukukan pendapatan Rp636,3 miliar dari sebelumnya defisit Rp19,5 triliun yang berhasil dihilangkan melalui kuasi korporasi.
Aksi korporasi yang dilakukan selama ini telah menunjukkan hasil positif dan dalam waktu dekat kami akan mencapai tahap akhir restrukturisasi yang hasilnya akan tercermin pada neraca perseroan. Tampaknya perusahaan memiliki struktur liabilitas dan permodalan yang sangat baik dalam neracanya.
Selanjutnya, perseroan akan fokus memperkuat sisi operasional bisnis di seluruh sektor unit bisnis perseroan, termasuk membangun bisnis baru pada proyek-proyek strategis, kata Roy.