Tuberkulosis Masuk Program Prioritas Kemenkes Era Prabowo, Ini 2 Saran Guru Besar FKUI
thedesignweb.co.id, Profesor Pulmonologi dan Kedokteran Pernafasan Jakarta dari Departemen Medis Universitas Indonesia (FKUI) Erlina Burkhan menyambut penyertaan tuberkulosis dalam program prioritas Kementerian Kesehatan selama masa pemerintahan Pemerintah Prabovo Subiano.
“Saya sangat senang. Saya mendukungnya 100 persen, ”kata Arlina Healththedesignweb.co.id melalui telepon pada hari Rabu, 23 Oktober 2024.
Seorang konsultan paru -paru juga telah membuat dua proposal yang akan membantu membuat program untuk menghilangkan tuberkulosis di Indonesia lebih efektif:
1. Implementasinya harus berjalan sesuai rencana
Erlina mengatakan bahwa politisi Indonesia telah mengembangkan prosedur operasi standar (SOP), pedoman dan instruksi teknis untuk memerangi tuberkulosis, yang baik, tetapi ketika mereka diimplementasikan, mereka tidak sesuai dengan yang tertulis.
“Saya selalu mengatakan bahwa itu baik jika politisi Indonesia mengembangkan SOP, prinsip -prinsip terkemuka dan rekomendasi teknis (menurut TBC), implementasinya akan lemah,” kata Arlina.
“Apa yang direncanakan harus sesuai dengan rencana, tampaknya memang begitu, tetapi sebenarnya tidak demikian,” kata Arlina.
Dia memberi contoh bahwa menurut rekomendasi, orang -orang dengan dugaan tuberkulosis perlu menjelajahi dahak. Namun, di lapangan, tidak semua orang yang memiliki kecurigaan tuberkulosis memiliki diagnosis seperti itu.
Selain itu, ada juga indikasi yang menurutnya, jika pasien dengan tuberkulosis memiliki hasil positif, pengujian anggota keluarga dan kontak dekat harus diuji. Jadi apa yang ditulis dalam program berikutnya harus diimplementasikan dengan benar.
Menurut Erlin, sementara hanya Kementerian Kesehatan yang dilakukan oleh Program Likuidasi Tuberkulosis. Bahkan, untuk menghilangkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, kerja sama banyak pihak diperlukan.
Dokter ini, yang setiap hari berlatih PersaBathan di Jakarta, mengingatkan saya pada Pandemia Covid-19, ketika banyak pihak bekerja bersama untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh virus.
“Selama Covid-19, tidak hanya Kementerian Kesehatan yang terlibat, kementerian lain terlibat, semua orang terkonsentrasi pada Covid-19, dan masyarakat juga fokus padanya,” kata Arlina.
Pemerintah regional (PEMDA) juga dirancang untuk memainkan peran penting dalam memberantas tuberkulosis.
“Pemerintah daerah adalah orang yang memilikinya. Jika pemerintah daerah tidak mendukung pemberantasan tuberkulosis, ini akan menjadi hambatan, ”lanjut Arlina.
Selain itu, Arlina mengingatkan kita bahwa sistem pelaporan tuberkulosis harus dibangun dengan benar. Sehingga negara bagian dan lembaga medis swasta dapat memasukkan data.
“Praktik pribadi tidak melaporkan kasus, tetapi sistem ini belum tersedia,” kata Arlina.
Selain itu, Arlina mengingatkan kita bahwa sistem pelaporan tuberkulosis harus dibangun dengan benar. Sehingga negara bagian dan lembaga medis swasta dapat memasukkan data.
“Praktik pribadi tidak melaporkan kasus, tetapi sistem ini belum tersedia,” kata Arlina.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budy Gunadi Sadykin mengatakan bahwa Prabovo Subiano menyerahkan tiga hal kepada kementerian.
“Kami memiliki tiga program, yang pertama adalah untuk memeriksa orang sepanjang siklus hidup, karena penting bagi Kementerian Kesehatan untuk menjaga kesehatan orang -orang kami, dan tidak hanya merawat pasien. “Mempromosikan dan perawatan preventif jauh lebih penting daripada terapeutik,” jelas Buda.
“Hal lain yang dia (Prabovo Subiano) minta lakukan adalah membuat program untuk pembangunan rumah sakit di sana, terutama di daerah terpencil dan terpencil dan di pulau -pulau. Sehingga orang di sana dapat memiliki akses ke perawatan kesehatan, seperti orang -orang di kota -kota besar. ”
Sementara itu, program ketiga dikaitkan dengan pemberantasan tuberkulosis (TB).
“Ketiga, ia juga memikul tanggung jawab untuk pengobatan dini tuberkulosis. Ini adalah penyakit menular, yang menyumbang jumlah kematian terbesar di dunia, lebih dari dari Covid. “Selama 100 tahun terakhir, 1 miliar orang telah meninggal (karena tuberkulosis).”