Saham

Utang Waskita Karya Turun Rp 3 Triliun

thedesignweb.co.id, Jakarta PT Waskita Karya (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan laba tahunan atau year-on-year (yoy) sebesar 33,18 persen menjadi Rp 1,03 triliun pada kuartal III 2024. Di masa lalu, di periode yang sama. Tahun 2023 sebesar Rp 773,93 miliar.

Nilai Gross Profit Margin (GPM) perseroan meningkat menjadi 15,19 persen, setelah 9,90 persen pada kuartal III tahun lalu. EBITDA Waskita juga meningkat 141 persen dari Rp252 miliar menjadi Rp609 miliar pada September 2024.

Total utang Waskita kemudian turun Rp3 miliar menjadi Rp80,58 miliar. Sebelumnya mencapai Rp 83,99 triliun pada Desember 2023.

Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan peningkatan pendapatan dan berkurangnya utang Perseroan merupakan upaya yang terus dilakukan Perseroan. Hal ini mencakup pemilihan proyek melalui proses Dewan Manajemen Risiko Konstruksi, menghindari penyelesaian proyek, memiliki pendapatan bulanan dan faktur kotor dalam upaya mempercepat pendanaan.

Upaya tersebut membuahkan hasil karena pendapatan operasional Waskita pun turun 14 persen atau Rp 140 miliar. Dari Rp1,004 miliar pada kuartal III tahun lalu menjadi Rp864,56 miliar pada periode yang sama tahun ini.

“Waskita tetap berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi di seluruh bisnis perusahaan. Hal ini mencakup optimalisasi pengelolaan proyek dari segi waktu dan biaya, pengelolaan sebagian sumber daya Perusahaan secara lebih efektif serta dengan bantuan digitalisasi dari tingkat induk hingga tingkat proyek,” jelas Ermy dalam keterangan resmi pada Jumat (18/10/2024).

Ia menambahkan, pemanfaatan digitalisasi meliputi penguatan System Analysis and Data Processing Product (SAP) dan Enterprise Resource Planning (ERP). Keduanya bertujuan pada pengendalian keuangan dan pengelolaan akuntansi untuk mendukung sentralisasi pembayaran dan penerapan pengendalian internal, Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan (ICOFR) proses pelaporan keuangan.

 

Perusahaan, lanjutnya, juga bergerak di bidang pengadaan lean material, engineering dan konstruksi di beberapa proyek yang sedang berjalan. Jadi gaya bisnis Waskita sangat efisien dan efektif.

“Latihan ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk memperkuat proses tata kelola dan manajemen risiko yang efektif, mulai dari induk perusahaan hingga programnya,” kata Ermy. Ia menambahkan, proyek Waskita juga telah menerapkan Building Information Modeling (BIM) sebagai salah satu capaian digitalisasi dalam evaluasi proyek.

Dijelaskan bahwa BIM merupakan platform digital yang dapat mengidentifikasi secara lengkap kendala teknis dalam proyek mulai dari tahap desain (tahap kritis) hingga teknis akhir proyek.

Perusahaan menggunakan BIM untuk proyek konstruksinya, untuk menghadapi era digital dan perkembangan teknik konstruksi yang berlebihan.

Digitalisasi digunakan dalam berbagai proyek, khususnya proyek Jalan Tol IKN Seksi 5A Simpang Tempadung-Pulau Balang. Dalam proyek ini, tim mengembangkan sejumlah sistem digital, seperti Automatic Rain Gauge System, Photogrammetric Data Capture dan Intelligent Comparison dengan DJI Mavic 3E PPK Drone, untuk menghubungkan tanah sebelum dibuang dengan vibrating ronger. Ini dikembangkan menurut model BIM 2D dan 3D dan dikontrol langsung melalui situs web.

Dengan melakukan digitalisasi pada proyek ini, Waskita mampu menerima Penghargaan Kehormatan Bentley Awards Foundation pada kategori tol dan jalan raya pada kategori Pergeseran ke Ekosistem Digital Ibu Kota Baru Indonesia yaitu Kota Nusantara (IKN ), di Utara. Penajam Paser, Kalimantan Timur.

 

Perusahaan menawarkan untuk mengembalikan Waskita ke usaha semula sebagai kontraktor bersih. Perusahaan akan fokus pada peningkatan keterampilan, pengetahuan dan keahlian untuk mengerjakan proyek jalan, jembatan, gedung, infrastruktur, air dan lainnya.

Diketahui, Waskita mendapat persetujuan 22 kreditur bank terkait pembaruan MRA tahun 2021 dengan nilai signifikan Rp 26,3 triliun. Pada saat yang sama, perseroan juga mendapat persetujuan Perubahan Besar Kredit Penjaminan Modal Sipil (KMKP) oleh lima bank pemberi pinjaman dengan total nilai Rp 5,2 triliun. Jika penyesuaian ini berhasil, maka perusahaan dapat leluasa dalam mendistribusikan arus kasnya, sehingga operasional perusahaan dapat tetap berjalan efisien dan perusahaan dapat memenuhi kewajibannya secara tuntas.

Waskita juga mendapat persetujuan untuk tiga dari empat obligasi tanpa jaminan yang telah dilakukan penyesuaian kupon dan pembayaran penghentian kupon. Terkait obligasi tanpa jaminan lainnya yang belum mendapat persetujuan, Perseroan terus melakukan negosiasi intensif dengan pemegang obligasi dan wali amanat, guna mendapatkan persetujuan pada Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) berikutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *