Lifestyle

Viral TikToker Bagikan Resep Tumis Kecebong, Apakah Aman dan Halal Dimakan?

thedesignweb.co.id, Jakarta – Ada resep yang sewaktu-waktu menjadi viral di TikTok. Kebanyakan dari mereka sangat familiar, namun tidak jarang membuat pengguna terkejut. Misalnya saja menggoreng steak.

Resep tak biasa ini dibagikan pekan lalu oleh akun TikTok @itsmargarret dan tercatat 3,5 juta views hingga Rabu sore (18/9/2024). Bumbu makanan konon terdiri dari bawang putih, bawang merah, cabai, dan lengkuas.

Semuanya digoreng dengan tambahan bumbu lalu disajikan dengan nasi putih. Karena ini bukan hidangan yang aneh, banyak orang bertanya bagaimana rasa gorengannya dan apakah aman untuk dimakan.

Menurut para orang tua Asia, makan siomay pada Rabu (18/9/2024) sebenarnya dikenal sebagai pengobatan tradisional Tiongkok. Di Singapura, sebuah peternakan katak menawarkan minuman yang terbuat dari buah kering dan saluran tuba katak betina yang disebut hashima.

Mereka percaya bahwa minuman ini membantu meningkatkan kesehatan paru-paru dan membersihkan kulit. Di Thailand, mereka menyajikan hidangan tembakau yang disebut luk awd. Katak berukuran besar juga dianggap sebagai sumber protein yang baik, sehingga sering dijadikan bahan masakan.

Orang Thailand merebus atau mengasinkan katak dengan cabai. Amfibi juga menggoreng. Tidak ada keraguan bahwa permintaan terhadap suplemen alami jenis ini tinggi di seluruh dunia, namun praktik tradisional yang menggunakan katak dan siput tetap berbahaya.

Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Poverty Infectious Diseases menjelaskan bahaya makan katak dan ikan. Dalam studi tersebut, para ilmuwan mengamati lebih dekat pekerjaan seorang petani berusia 29 tahun.

Seorang pria yang suka makan akar-akaran secara teratur dibawa ke rumah sakit karena menderita infeksi parah. Petani tersebut percaya bahwa hal ini akan membantu menyembuhkan kondisi kulit yang serius dan meningkatkan kesehatannya.

Dokter awalnya mengira dia menderita radang usus buntu dan peritonitis, namun setelah diperiksa lebih dekat, mereka menemukan bahwa dia menderita sparganosis. Sparganosis adalah infeksi parasit langka yang disebabkan oleh konsumsi kotoran hewan. Saya telah berada di rumah sakit selama sebulan.

Bayangkan apa jadinya seorang anak jika orang dewasa mengonsumsi jamu. Kesimpulannya, penelitian ini mendesak pihak berwenang untuk mencegah konsumsi hewan liar.

Pendidikan yang sesuai harus diberikan di wilayah dimana praktik ini lazim. Hal ini tidak hanya menimbulkan risiko kurap, tetapi parasitnya juga dapat menularkan malaria dan trikomoniasis. 

Menurut NU Online, memakan berudu yang diidentifikasi sebagai katak pra-dewasa adalah ilegal. Ketentuan serupa juga berlaku pada katak.

Semua ulama sepakat tentang haramnya membunuh katak berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abdurahman bin Usman. “Suatu ketika ada seorang tabib yang dekat dengan Rasulullah berbicara tentang pengobatan. Diantaranya, beliau mengatakan bahwa katak digunakan sebagai obat. Kemudian Nabi melarang pembunuhan katak.” (H.R. Ahmad : 15757).

Menurut Al-Mundziri, hadits ini berarti dilarang memakan katak selain membunuhnya. “Al-Mundziri mengatakan bahwa dalam hadits disebutkan bahwa dilarang memakan katak.” (Ali Al-Qari, Mirkatul Mafatih Syarah Misikatul Mashabih, [Darul Fikr, Beirut, 2002], hal. 7, 2659).

Dalam buku yang sama, alasan mengapa syariah melarang pembunuhan hewan terutama didasarkan pada salah satu dari dua faktor. Pertama-tama, mereka menghormati binatang. Kedua, dilarang memakan hewan tersebut. Dalam kasus katak, hal ini membuat mereka dilarang untuk makan.

“Larangan menyembelih hewan mungkin adalah demi kehormatan mereka, seperti halnya anak Manusia, dan alasan kita dilarang memakannya adalah karena mereka dilarang memakannya, misalnya burung Suradi dan katak yang masing-masing tidak boleh dimakan. termasuk golongan hewan yang terhormat, oleh karena itu pelarangan membunuh berarti pelarangan memakannya.’

 

Beberapa tahun lalu, video anak-anak memakan semut hidup menjadi viral di media sosial Tiongkok. Saluran warga thedesignweb.co.id melaporkan dari majalah The Star pada tanggal 4 April 2018 bahwa klip tersebut memperlihatkan seorang wanita sedang memakan anak ayam dari wadah berisi cairan.

Wanita itu berkata: “Seekor ikan kecil? Ikan-ikan kecil’. Anak laki-laki itu tampak langsung membuka mulutnya dan tanpa sengaja menelan rumput tersebut. Meski warganet memberikan jawaban berbeda-beda, namun kebanyakan dari mereka “mengutuk” kelakuan wanita tersebut.

“Orang dewasa ini benar-benar tidak punya otak,” komentar pengguna Facebook Lai Han Ng. Yang lain menulis: ‘Terlalu malang (anak kecil bodoh!’). Dokter anak juga berbicara. Dr Pei mengunggah penjelasan tentang video viral tersebut ke situs media sosial mirip X di Tiongkok, Weibo.

Dia mengatakan praktik tersebut dirinci dalam Materia Medica, sebuah buku ramuan Tiongkok yang ditulis oleh dokter dan ahli herbal Li Shizhen sekitar tahun 1500 pada masa Dinasti Ming. Dalam bukunya, katanya, terong memiliki kemampuan mendetoksifikasi luka.

“Namun, meski anak tersebut tidak terluka, memakan semak hidup dengan cara ini justru dapat menyebabkan infeksi. Karena anak-anak bisa terkena mikroba yang ada di dalam tubuh jamu,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *