Wabah HMPV Merebak, China Ngotot Negaranya Aman Dikunjungi Wisatawan
thedesignweb.co.id, Jakarta – Penyebaran human metapneumovirus (HMPV), penyakit pernapasan dengan gejala mirip flu, di Tiongkok telah menimbulkan kekhawatiran kesehatan global. Negara-negara di berbagai belahan dunia dilaporkan memantau situasi ini dengan cermat.
Gambar dan video orang-orang yang memakai masker di rumah sakit di Tiongkok telah muncul di media sosial dan laporan lokal menyebutkan, NDTV melaporkan pada Senin (1/5/2024), pemandangan itu tampak seperti kebakaran COVID-19 lima tahun lalu. Meskipun menimbulkan kekhawatiran, pemerintah Tiongkok menganggapnya sebagai “acara musim dingin tahunan”.
Ketika laporan internasional memperingatkan wisatawan untuk mempertimbangkan rencana perjalanan ke Tiongkok saat ini, Beijing mengeluarkan siaran pers. Juru bicara Luar Negeri Tiongkok Mao Ning mengatakan pada Jumat, 3 Januari 2025: “Infeksi saluran pernapasan cenderung mencapai puncaknya selama musim dingin.”
Meyakinkan warga dan pelancong, dia berkata: “Saya dapat meyakinkan Anda bahwa pemerintah Tiongkok peduli terhadap kesehatan warga negara kami dan orang asing yang datang ke Tiongkok. Juga ditekankan bahwa ‘aman untuk menghabiskan liburan di Tiongkok.’
Ketika ditanya tentang rumah sakit yang penuh sesak dan peningkatan penyakit pernafasan, dia menjawab: “Penyakit ini tampaknya tidak terlalu serius dan menyebar dalam skala yang lebih kecil dibandingkan tahun lalu.” Mao juga mendesak penduduk dan wisatawan untuk berkonsultasi dengan pedoman yang diterbitkan oleh Badan Nasional Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok.
Virus HMPV, lapor The Independent, telah menyebabkan lonjakan kasus di provinsi utara Tiongkok pada musim dingin ini. Otoritas kesehatan setempat telah menerapkan tindakan darurat untuk memantau dan mengendalikan penyebaran.
HMPV adalah virus pernafasan yang menyebabkan gejala mirip dengan flu biasa dan flu. Meski biasanya ringan, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, terutama pada anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Virus ini bukanlah hal baru, namun mendapat perhatian di tengah lonjakan kasus, terutama pada anak-anak di bawah 14 tahun. Pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001, HMPV adalah virus RNA beruntai tunggal yang menyebar melalui tetesan pernapasan atau kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.
Infeksi ini pertama kali diidentifikasi di beberapa negara di luar Tiongkok. Gejalanya berupa batuk, demam, hidung tersumbat, dan kelelahan, dengan masa inkubasi tiga hingga enam hari. Berbeda dengan COVID-19, tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk HMPV, dan pengobatan utamanya melibatkan penanganan gejala.
Lonjakan kasus di Tiongkok bertepatan dengan cuaca dingin dan peningkatan aktivitas di dalam ruangan, kondisi yang seringkali memicu penyebaran virus pernapasan. Otoritas kesehatan setempat menekankan bahwa peningkatan tersebut konsisten dengan tren musiman.
Administrasi Nasional Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok baru-baru ini melaporkan peningkatan infeksi saluran pernafasan, termasuk HMPV, selama musim dingin. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengklasifikasikan situasi ini sebagai darurat kesehatan global, namun peningkatan kasus telah mendorong pihak berwenang untuk memperkuat sistem pengawasan.
Sebuah program percontohan diluncurkan untuk melacak pneumonia yang tidak diketahui asalnya. Pihak berwenang juga mendapatkan laporan dari laboratorium dan lembaga kesehatan, serta menangani kasus dengan lebih efektif, kata lembaga penyiaran pemerintah CCTV, mengutip seorang pejabat pemerintah.
Selain Tiongkok daratan, Hong Kong telah melaporkan beberapa kasus HMPV. Negara-negara tetangga seperti Kamboja dan Taiwan terus mewaspadai situasi ini. Departemen Pengendalian Penyakit Menular Kamboja telah mengeluarkan peringatan tentang HMPV, mengingat kemiripannya dengan COVID-19 dan influenza.
Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan mengatakan virus ini menimbulkan risiko lebih besar bagi anak-anak, orang lanjut usia, dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Di negara tetangga India, para pejabat mengatakan tidak perlu panik karena HMPV “seperti virus pernafasan lainnya.”
Sementara itu, Health Channel thedesignweb.co.id memberitakan, pada Sabtu, 4 Januari 2025, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memastikan tidak ada kasus HMPV di Indonesia. Pemerintah mengimbau masyarakat tidak panik, namun tetap berhati-hati dan menjaga kesehatan untuk menghindari kemungkinan penularan virus.
“Kami menghimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” kata Widyawati dalam keterangan tertulis Kementerian. . . dari situs resmi Sanidade.
Kementerian Kesehatan juga menegaskan pemerintah Indonesia terus memantau situasi wabah HMPV di China dan negara lainnya. Peningkatan pengawasan telah dilakukan di pintu masuk negara tersebut, terutama bagi wisatawan internasional yang memiliki gejala penyakit mirip influenza (ILI).
Pemerintah bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan tindakan pencegahan yang efektif. “Kami terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan upaya pencegahan yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini (HMPV) tidak masuk ke Indonesia,” tambah Widyawati.