THE NEWS Waduh, Laba Emiten Jagoan Lo Kheng Hong ABMM Jeblok 51,6% pada Semester I 2024
thedesignweb.co.id, Jakarta PT ABM Investama Tbk (ABMM) mengumumkan kinerja semester I yang berakhir 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, emiten andalan Lo Kheng Hong mengalami kontraksi baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Pada semester I-2024, perseroan mencatatkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan senilai USD 573,9 juta atau sekitar Rp 8,68 triliun (kurs Rp 15.124,85 per USD). Pendapatan ini turun 24,80 persen dibandingkan pendapatan semester I tahun lalu sebesar USD 763,18 juta.
Beban pokok pendapatan pada paruh pertama tahun 2024 juga turun menjadi $511,3 juta dari $521,33 juta pada paruh pertama tahun 2023. Alhasil, perusahaan membukukan laba sebesar $62,6 juta pada paruh pertama tahun 2024, dibandingkan dengan a. rekor $241,85 juta pada paruh pertama tahun 2023.
Saat mempublikasikan laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Minggu (29/9/2024), perseroan mencatat biaya penjualan dan distribusi sebesar USD 574.300. Sedangkan beban umum dan administrasi tercatat sebesar USD 22,62 juta, pendapatan lain-lain sebesar USD 17,59 juta, dan beban lain-lain sebesar USD 10,43 juta. Dari data tersebut, perseroan membukukan laba usaha sebesar US$46,57 juta, turun signifikan dibandingkan laba usaha pada kuartal I 2023 yang tercatat sebesar US$181,23 juta.
Pada semester I 2024, perseroan membukukan bagi hasil pihak berelasi sebesar USD 101,49 juta, pendapatan modal sebesar USD 2,79 juta, dan beban modal sebesar USD 54,17 juta. Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan memperoleh laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik unit induk sebesar USD 91,25 juta atau sekitar Rp 1,38 triliun. Laba tersebut turun 51,60 persen dibandingkan laba semester I 2023 yang tercatat sebesar USD 188,52 juta.
Sedangkan untuk aset perseroan, hingga 30 Juni 2024 turun menjadi $2,11 miliar dari $2,16 miliar pada akhir tahun lalu. Utang hingga semester pertama tahun ini juga turun menjadi $1,32 miliar dari $1,4 miliar pada Desember 2023. Sedangkan ekuitas hingga 30 Juni 2024 naik menjadi $787,43 juta dari neraca Desember 2023 sebesar $758,93 juta.
Sebelumnya, investor yang juga dikenal sebagai Warren Buffett Indonesia, Lo Kheng Hong, menambah kepemilikannya di PT ABM Investama Tbk (ABMM).
Berdasarkan pemegang saham di atas 5 persen yang dilansir KSEI, Selasa (6/8/2024), Lo Kheng Hong memiliki 141.171.100 saham ABBM atau setara 5,13 persen per 1 Agustus 2024. Kepemilikan saham ABMM bertambah pada 2 Agustus 2024, Lo Kheng Hong memiliki 141.675.500 saham ABBM atau setara 5,15 persen. Dengan demikian, ada sekitar 504.500 tambahan saham ABMM. Namun tidak disebutkan harga pembelian saham ABMM.
Mengutip data RTI per 31 Juli 2024, pemegang saham ABBM antara lain PT Tiara Marga Trakindo 53,55 persen, Valle Verde Pte Ltd 25,51 persen, Lo Kheng Hong 5,12 persen. Selain itu, Rachmat Mulyana Hamami memiliki 0,22 persen saham ABBM, Achmad Ananda Djjanegara 0,04 persen, dan Mivida Hamami 0,004 persen. Kemudian masyarakat tanpa naskah sebanyak 15,52 persen.
Pada perdagangan Selasa 6 Agustus 2024 pukul 15.09 WIB, harga saham ABMM naik 1,37 persen menjadi Rp 3.700 per saham. Harga saham ABMM dibuka flat di Rp 3.650 per saham.
Harga saham ABMM berada pada posisi tertinggi Rp 3.730 dan terendah Rp 3.600 per saham. Total frekuensi perdagangan adalah 1.210 jam dengan 34.507 lembar saham diperdagangkan. Nilai perdagangan harian saham tersebut adalah Rp 12,6 miliar. Secara year-to-date (ytd), harga saham ABMM naik 8,82 persen.
Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) melaporkan kinerja keuangan tahun 2023. Pendapatan meningkat namun laba menurun pada tahun 2023.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis Senin (1/4/2024), PT ABM Investama Tbk mencatatkan pendapatan sebesar USD 1,49 miliar pada 2023. Pendapatan perseroan tumbuh 3,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. . tahun. USD 1,44 miliar.
Beban pendapatan meningkat 19,19 persen menjadi USD 1,1 miliar pada tahun 2023. Pada tahun 2022, beban pendapatan tercatat sebesar USD 923,62 juta. Perseroan juga mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 24,88 persen dari USD 521,90 juta pada tahun 2022 menjadi USD 392,04 juta pada tahun 2023.
Beban penjualan, umum dan administrasi meningkat menjadi $110,37 juta pada tahun 2023 dari $105,06 juta pada tahun 2022. Pendapatan lain-lain meningkat menjadi $47,75 juta pada tahun 2023 dari $15,28 juta pada tahun 2022. Perusahaan membukukan laba sebesar $305,62 juta pada tahun 2023. Laba operasional ini mengalami penurunan sebesar 22,76 persen dari tahun 2022 menjadi $395,73 juta.
Laba tahun berjalan PT ABM Investama Tbk yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 7,07 persen menjadi USD 289 juta pada tahun 2023 dari USD 269,90 juta pada tahun 2022. Namun total laba perseroan mengalami penurunan sebesar 7,68 persen menjadi USD 315,62 juta USD pada tahun 2023 dari USD 341,90 juta pada tahun 2022. Dengan demikian EPS dasar akan meningkat menjadi USD 0,10497 pada tahun 2023 dari tahun 2022 sebesar USD 0,09804.
Ekuitas perseroan meningkat 22,89 persen menjadi USD 758,92 juta pada tahun 2023 dari USD 617,52 juta pada tahun 2022. Utang naik 2,39 persen menjadi $1,39 miliar pada tahun 2023 dari $1,36 miliar pada tahun 2022. Aset perseroan meningkat 8,9 persen menjadi 1,15 miliar dolar AS pada tahun 2023. Kas perseroan mengalami penurunan sebesar 188,57 juta dolar AS pada tahun 2023.