Wajah Baru Museum Nasional Usai Kebakaran Hebat, Gelar Pertunjukan Musik hingga Rencana Buka sampai Malam
thedesignweb.co.id, Jakarta – Setelah Museum Nasional Indonesia atau Museum Gajah Jakarta ditutup sementara akibat kebakaran besar pada 16 September tahun lalu, museum siap dibuka kembali untuk umum pada 15 Oktober 2024. Tema museum ini adalah Pembukaan kembali bertajuk “Transformasi Warisan Budaya” dan akan dibuka pertama kali pada Jumat malam, 11 Oktober 2024. 2024.
Menurut Ahmad Mahendra, Pj Direktur Badan Warisan Indonesia (IHA), membuka kembali Museum Nasional setelah memulihkan berbagai koleksi bukanlah tugas yang mudah. “Jujur saja ini tugas yang sulit karena kita sekarang sedang memikirkan bagaimana cara membentuk pola pikir Indonesia agar kita bisa memahami bagaimana memanfaatkan dan melestarikan budaya,” ujarnya kepada Kamar Teater Nasional. Itu yang kami lewatkan.” Museum Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat pagi.
Lanjutnya, “Walaupun tidak mudah, namun kami tetap optimis karena kejadian kemarin mengingatkan kita bahwa kita perlu melakukan banyak perubahan dan mengejar ketertinggalan agar museum kita menjadi lebih baik dan lebih dikenal.”
Mahendra menambahkan, saat ini tidak cukup hanya mengandalkan koleksi saja, tapi juga menciptakan cerita yang menarik dan membuat masyarakat tertarik dengan museum. Upaya transformasi museum tidak hanya terfokus pada revitalisasi fisik tetapi juga pengembangan program baru yang bertujuan untuk mentransformasi Museum Nasional Indonesia menjadi ruang publik yang dinamis dan dinamis.
“Kami mulai menjalin kerja sama dengan beberapa komunitas. Penggemar museum akan memulai aktivitasnya di sini, khususnya Museum Nasional Indonesia. Kemudian akan ada panggung musik, selain kegiatan sebelumnya, kemungkinan besar akan berlangsung di taman depan. pembelajaran dan bercerita juga akan diadakan kembali,” kata Ni, kurator unit Museum Nasional Indonesia (PJU), Luh Putu Chandra, menjelaskan.
Chandra juga mencatat, pihak museum sedang meningkatkan fasilitasnya dengan menyediakan perpustakaan untuk dikunjungi masyarakat. Museum Nasional juga membuka toko suvenir dan kafe untuk membuat pengunjung betah.
“Kami juga membuka toko oleh-oleh dan kafe baru untuk menikmati secangkir kopi atau menu lainnya,” kata wanita yang biasa disapa Chandra itu dalam kesempatan yang sama.
Mirip dengan museum internasional lainnya, Museum Nasional juga memiliki ruang anak-anak dengan kegiatan interaktif dan program pendidikan berkualitas tinggi. Ada beberapa fasilitas berteknologi tinggi lainnya yang diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung.
“Salah satunya adalah pameran umat paroki dari kepulauan, di mana pengunjung bisa memindai wajah mereka untuk mengetahui suku mana yang sebenarnya mirip?” kata Aprina Murwanti, pakar pameran dan kurator Museum Nasional Indonesia (MNI). Wajah berbagai suku Indonesia dilukis oleh seniman legendaris Mas Pirngadie pada tahun 1930-an dan kemudian dipugar sejak tahun 2016, lanjutnya.
Rencana lainnya adalah memperpanjang jam buka museum hingga malam hari. Sementara itu, museum khusus buka hingga jam 8 malam pada akhir pekan namun belum jelas kapan program tersebut akan dimulai.
“Salah satu upaya agar museum tetap ramai pengunjung adalah dengan membuat berbagai acara dan fasilitas menarik,” jelas Chandra. Karena banyak sekali orang yang berkumpul di museum, itu adalah iklan untuk museum itu sendiri.”
“Koleksi memang merupakan fondasi dan ciri khas sebuah museum, namun koleksi saja tidak cukup. Orang-orang menonton semuanya dalam satu atau dua kali dan melihat semuanya dan kemudian jarang kembali lagi. Tapi kalau banyak acara, kemungkinan besar wisatawan dan masyarakat yang datang akan lebih banyak lagi,” tutupnya.
Museum Nasional Indonesia merupakan salah satu museum tertua dan terbesar di Asia Tenggara. Didirikan pada tahun 1778, museum ini berperan penting dalam melestarikan dan menampilkan beragam warisan budaya dan sejarah Indonesia.
Belum lama ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktur Jenderal Kementerian Kebudayaan juga mengumumkan pengembalian 288 artefak sejarah asal Belanda. Seluruh koleksinya kemudian akan dipajang di Museum Nasional Indonesia yang dibuka kembali pada 15 Oktober 2024.
Pengembalian artefak sejarah tersebut antara lain arca Ganesha, arca Brahma, dua arca Candi Singosari yakni arca Bhairawa dan Nandi, serta 284 benda koleksi perang karya Puputan Badung dan Puputan Tabanan. Koleksi arca Candi Singosari yang dipulangkan kali ini melengkapi repatriasi tahun 2023, antara lain arca Ganesha, Mahakala, Durga Mahisasuramardini dan Nandishwara.
Pemulangan ini merupakan bagian dari kerja sama kebudayaan antara Indonesia dan Belanda yang dimulai pada tahun 2017 melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang bertujuan tidak hanya untuk memulangkan artefak penting tetapi juga membantu memahami lebih dalam sejarah peradaban Indonesia. Ahmad mengatakan, sejalan dengan semangat transformasi warisan budaya IHA, repatriasi koleksi merupakan salah satu program utama pembukaan kembali Museum Nasional Indonesia.
Dalam keterangan yang dikirimkan ke Lifestyle thedesignweb.co.id pada Senin, 30 September 2024, repatriasi dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama meliputi repatriasi koleksi arca Candi Singosari, lengkap dengan repatriasi arca Ganesha tahun lalu, Mahakala. Durga Mahisasuramardini dan Nandishwara. Selain itu masih terdapat 80 koleksi lagi yang sebagian diantaranya berasal dari koleksi perang Puputan Badung dan Puputan Tabanan.