Waspada Mpox, Balai Kesehatan Bali Cek Suhu Tubuh Penumpang Internasional di Bandara Ngurah Rai
thedesignweb.co.id, Jakarta – Untuk mencegah penularan virus Mpox atau cacar monyet, Balai Besar Karantina Kesehatan (BBKK) Denpasar Bali menerapkan pengendalian suhu tubuh bagi penumpang yang datang dari luar negeri.
Kepala BBKK Denpasar Anak Agung Ngurah Kusumajaya mengatakan, pemeriksaan lebih lanjut akan dilakukan jika penumpang memiliki suhu di atas 37,5 derajat Celcius.
Jika terdeteksi suhu di atas 37,5 derajat Celcius akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, kata Anak Agung Ngurah Kusumajaya di Denpasar, Rabu, dilansir ANTARA.
Dijelaskannya, pemeriksaan suhu tubuh dilakukan menggunakan alat pemindai otomatis atau pemindai suhu di terminal kedatangan internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
Selain itu, ia juga meminta pihak maskapai dan komunitas bandara untuk melaporkan kepada pihak berwenang dari Pusat Karantina Kesehatan Denpasar di lokasi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Ra jika ditemukan penumpang atau awak pesawat yang sakit atau demam.
Ia juga meminta melaporkan penumpang atau awak kapal yang memiliki tanda atau gejala mirip Mpox atau Appox.
“Kepada seluruh civitas bandara agar menerapkan perilaku bersih dan sehat selama beroperasi,” imbuhnya.
Pengukuran suhu tubuh dilakukan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status Mpox sebagai darurat global pada 14 Agustus 2024.
“Wilayah Bali merupakan salah satu destinasi wisata dunia sehingga berisiko tertular Mpox,” ujarnya.
Penyakit Mpox yang dulu dikenal dengan nama Monkeypox, lanjutnya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Monkeypox (MPVX).
Penyakit ini bisa ringan dengan gejala yang berlangsung selama dua hingga empat minggu, namun bisa parah bahkan menyebabkan kematian dengan angka kematian tiga hingga enam persen.
Mpox ditetapkan sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Kepedulian Internasional (PHEIC) oleh WHO pada 23 Juli 2022 dan status PHEIC dicabut pada 11 Mei 2023.
Kasus masih dilaporkan dan terjadi peningkatan di 16 negara termasuk Republik Demokratik Kongo per Juni 2024.
Epidemi Mpox dipengaruhi oleh beberapa kelompok, yaitu. clade Ia, Ib dan clade IIb.
Clade Ia dikaitkan dengan kasus yang terjadi pada anak-anak dan orang dewasa dengan gejala klinis yang lebih parah, pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran atau lahir mati.
Sedangkan untuk clade lb dan ilb, penularan dari manusia ke manusia sebagian besar terjadi melalui kontak seksual.
Pemerintah Indonesia melaporkan kasus Mpox pertama pada 20 Agustus 2022, dan Indonesia kembali melaporkan kasus Mpox tanpa riwayat perjalanan dari negara tertular atau transmisi lokal pada 13 Oktober 2023.
Jumlah kumulatif kasus Mpox sejak 20 Agustus 2022 hingga 15 Agustus 2024 sebanyak 88 kasus yang tersebar di Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kepulauan Riau.
Berdasarkan hasil studi pengurutan genetik yang dilakukan terhadap 54 kasus terkonfirmasi di Indonesia, seluruh kasus atau 100 persen disebabkan oleh clade lib.