Whoosh Angkut 6 Juta Orang Setahun Beroperasi
thedesignweb.co.id, Jakarta Oktober menjadi tonggak penting bagi kereta berkecepatan tinggi Whoosh yang telah beroperasi selama setahun penuh. Proyek kereta api berkecepatan tinggi yang dimulai pada masa Presiden Jokowi ini menghadapi kendala pendanaan.
Meski demikian, manajemen PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terus berinovasi untuk menarik penumpang. Hingga akhir Oktober 2024, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh rute Jakarta-Bandung mencapai 6 juta orang, baik domestik maupun internasional.
Hingga akhir Oktober 2024, Whoosh melayani kurang lebih 6 juta penumpang, kata Sekretaris Perusahaan KCIC Eva Chairunisa di Jakarta, Rabu (23/10/2024).
Eva mengatakan, pencapaian jumlah penumpang ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan transportasi modern yang ditawarkan Whoosh. Kehadiran kereta berkecepatan tinggi ini membawa manfaat tambahan bagi perekonomian sekitar.
“Hal ini juga menunjukkan komitmen KCIC dalam memberikan pelayanan terbaik dan memperluas dampak positifnya terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat,” tambah Eva. Inovasi di bidang ticketing kereta api kecepatan tinggi Whoosh
Pada awalnya transaksi tiket Whoosh hanya dapat dilakukan melalui loket, mesin tiket, website dan aplikasi Whoosh. Saat ini pembelian tiket dapat dilakukan melalui berbagai aplikasi seperti KAI Access, Livin Mandiri, BRImo dan BNI Mobile Banking.
Eva juga mengatakan, pembelian tiket kereta api berkecepatan tinggi akan segera tersedia melalui agen perjalanan.
Untuk mendukung pariwisata dan membangkitkan minat masyarakat terhadap penggunaan Whoosh, KCIC bermitra dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan pelaku industri pariwisata.
Kerja sama ini bertujuan untuk mempromosikan destinasi wisata di sepanjang jalur Voush guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Pendanaan untuk proyek kereta kecepatan tinggi Whoosh
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sudah mengalami pembengkakan biaya. Untuk menutupi kekurangan biaya, diberikan pinjaman dari China Development Bank (CDB) sebesar kurang lebih Rp7 triliun.
Menurut Menteri Pusat BUMN Arya Sinulingga, tingkat bunga utang ini bervariasi, yakni 3,2% untuk pinjaman dalam mata uang dolar Amerika (USD) dan 3,1% untuk pinjaman dalam mata uang Yuan (CNY).
Arya mengatakan bunga utang tersebut dapat dilunasi dan dibayarkan kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) melalui konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), pemegang saham KCIC. Karena jumlah penumpang yang dinilai tinggi dan sesuai proyeksi, Arya berharap utang tersebut bisa dilunasi sesuai jadwal dengan jangka waktu pinjaman hingga 35 tahun.