Xiaomi Mulai Bangun Pabrik Mobil Listrik kedua di Beijing
thedesignweb.co.id, Jakarta – Raksasa smartphone Xiaomi telah memulai pembangunan pabrik kendaraan listrik (EV) tahap kedua di Beijing. Pabrik tersebut sedang mempersiapkan peluncuran beberapa model dengan merek China.
Melansir CNEVPost, Selasa (6/8/2024), tahap kedua proyek Pangkalan Industri Manufaktur Cerdas Xiaomi yang berlokasi di Majuqiao, Yizhuang, Beijing, mulai dibangun pada 26 Juli 2024, kurang dari 24 jam setelah perdagangan nasional.
Pada tanggal 31 Juli 2024, para pemimpin Yizhuang memeriksa proyek tersebut dan menyatakan dukungan mereka terhadap pembangunannya. Menurut berita WeChat dari Komite Manajemen Zona Pengembangan Yizhuang.
Sementara itu, unit Xiaomi yang berbasis di Beijing memenangkan sebuah lokasi di Zona Pengembangan Yizhuang di tenggara Beijing dengan harga $116.000.
Tanah tersebut terletak di sebelah timur pabrik mobil listrik Xiaomi yang sudah ada dan direncanakan untuk proyek pembuatan mobil pintar dan suku cadang.
Xiaomi mengumumkan di Bursa Efek Hong Kong pada 30 Maret 2021 bahwa perusahaan tersebut berencana mendirikan perusahaan pengembangan mobil listrik penuh. Ini menandai pengumuman resmi perusahaan yang memasuki bidang manufaktur mobil.
Pada akhir November 2021, Xiaomi menandatangani perjanjian dengan pejabat Yizhuang untuk membangun pabrik mobil dengan produksi tahunan sebanyak 300.000 mobil.
.
Peluncuran Xiaomi SU7, mobil listrik pertama, mendapat sambutan antusias dari para pecinta otomotif. Tak hanya di China, pasar luar negeri termasuk Indonesia diperkirakan juga akan meminati teknologi jenis ini.
Menurut China Automotive News, Xiaomi sendiri belum berencana mengirimkan SU7. Namun, CEO Xiaomi Lei Jun akan mencoba menjual mobil di Eropa pada tahun 2030.
“Tujuan kami adalah berada di lima besar dunia, sehingga ketika waktunya tepat, kami akan mendunia.”
Soalnya Xiaomi SU7 bisa dijual di pasar luar negeri, khususnya Eropa, karena mobil listriknya sudah terlihat di Prancis.
Namun ternyata kemunculan mobil listrik ini hanya sebatas peluncurannya bertepatan dengan pesta olahraga papan atas, Olimpiade Paris.
Keputusan Xiaomi untuk tidak mengekspor SU7 jelas menciptakan peluang meraup keuntungan di negara-negara di dunia.
Dimana jaringan penjualan bisa mendapatkan keuntungan lebih?